13. Amazon

55.4K 5.7K 754
                                    

.
.
.
.
.

"Kamu tidak usah bekerja mulai besok Jia," Aku yang tengah bermain ponsel di kasur mendongak menatap Mas Jaehyun.

Aku mengerucutkan bibir, "Kok gitu sih Mas?"

Mas Jaehyun ikut duduk di sampingku, "Kamu tidak dengar dokter bilang apa tadi sore? Kamu dilarang melakukan pekerjaan berat, kandungan kamu masih terlalu lemah. Saya tidak mau anak saya kenapa-napa di dalam sana."

Tadi Mas Jaehyun memberitahuku, katanya aku sedang hamil tiga minggu.

Aku benar-benar kaget sekaligus bahagia saat tahu jika ada nyawa lain yang hidup di dalam perutku selama tiga minggu belakangan ini.

Aku tidak menyangka kalau sebentar lagi aku akan menjadi seorang ibu. Tapi di sisi lain aku sedikit sedih, karena dokter bilang kandunganku kondisinya tidak terlalu kuat. Dokter juga melarangku untuk melakukan pekerjaan yang berat-berat dulu. Apalagi tadi aku nyaris pendarahan karena perbuatan Sheila. Untung saja Mas Jaehyun cepat membawaku ke rumah sakit, jadi aku dan anakku cepat mendapat penanganan dari dokter. Dan syukurnya, aku tidak perlu dirawat di rumah sakit.

Semenjak tahu aku hamil, mendadak perlakuan yang diberikan Mas Jaehyun padaku berubah 180°. Ia berubah menjadi overprotektif. Contohnya saja aku dilarang inilah, itulah, bahkan saat aku akan buang air, Mas Jaehyun ikut masuk ke dalam toilet. Katanya ia takut jika aku kepeleset.

"Tapikan jadi sekertaris Mas Jaehyun itu---,"

"Tidak usah banyak protes, atau saya akan marah," Selanya dengan tegas, "Toh tugas utama kamu kan mengandung anak saya."

Kalau sudah seperti ini, aku juga tidak bisa melawan Mas Jaehyun.

Laki-laki itu benar. Tugas utamaku adalah mengandung anaknya. Kalau sekertaris itu hanya bonus. Lagipula setelah anak ini lahir aku masih bisa bekerja bukan?

Mas Jaehyun tiba-tiba saja tersenyum. Ih dia itu creepy sekali sih. Aku kan jadi takut sendiri, "Mas, kenapa senyum-senyum sendiri? Seram tau."

Mas Jaehyun menggenggam tanganku, "Akhirnya sebentar lagi saya memiliki anak Jia. Saya tidak menyangka jika saya berhasil menghamili kamu," Oh astaga, aku kira kenapa!

Bagaimana tidak hamil, jika ia terus menyerangku setiap malam?

Kemudian sebuah pertanyaan besar tiba-tiba muncul di benakku, "Mas, kalau misalkan saya nggak bisa ngasih anak laki-laki sama Mas Jaehyun gimana?" Aku benar-benar takut jika anak yang aku kandung sekarang bukan anak laki-laki. Aku takut Mas Jaehyun tidak akan menerima anak ini semisal dia perempuan.

Mas Jaehyun diam sebentar. Mungkin otaknya sedang berpikir untuk mencari jawaban, "Tidak masalah. Setidaknya saya sudah mencoba sekuat tenaga untuk merebut perusahaan Ayah. Dan jika dia memang perempuan, saya tetap akan menerimanya."

Hatiku lega.

Setidaknya Mas Jaehyun masih memiliki hati untuk menerima anakku nanti.

"Sekarang kamu tidur ya? Saya tidak mau kamu tidur terlalu larut mulai malam ini."

Aku diam dan tidak melakukan apa yang Mas Jaehyun suruh.

Sebenarnya aku menginginkan sesuatu.

"Ada apa? Kenapa diam saja?" Tanya Mas Jaehyun keheranan.

"Mas, saya mau sesuatu. Tapi Mas Jaehyun jangan marah."

"Kamu mengidam?"

Aku menggedikan bahuku ragu, "Mungkin."

"Kamu mau apa? Saya akan mengabulkannya demi anak saya." Hatiku sedikit kecewa saat Mas Jaehyun hanya menyebut demi anak saya, padahal aku berharap Mas Jaehyun akan bilang, demi kamu dan anak kita. Tapi tak apa, aku bersyukur karena Mas Jaehyun masih memperhatikan anak kami.

Nikah ; Jung Jaehyun [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang