3. Apartement

86.9K 7.6K 1.6K
                                    

.
.
.
.
.

Aku setuju. Aku menyetujui pekerjaan yang Mas Jaehyun tawarkan. Iya, nama laki-laki tadi ternyata Jung Jaehyun. Ia seorang konglomerat yang memiliki perusahaan di mana mana. Aku menyetujui untuk menjadi istri dari Mas Jaehyun karena dia mengiming-imingiku, katanya jika aku mau menjadi istrinya selama beberapa bulan kedepan, aku akan menjadi sekertarisnya. Lumayan bukan?

"Mau kemana Mas?" Tanyaku pada Mas Jaehyun yang tengah fokus menyetir mobil. Katanya ia ingin mengantarku pulang, tapi aku baru sadar jika jalan ini bukan jalan menuju rumahku, "Jalan ke rumah saya belok kiri!"

Mas Jaehyun tidak menghiraukanku. Karena kesal, aku memencet klakson mobilnya berkali-kali.

"Eh kamu apa-apaansih? Singkirin tangan kamu!" Omelnya.

"Nggak sebelum Mas ngasih tau kemana tujuan kita!"

Mas Jaehyun menatapku sengit, "Kita mau ke Apartement. Puas?"

Mataku membelalak. Apa katanya? Apartement?! Sungguh, aku mendadak takut jika laki-laki ini akan melakukan sesuatu yang tidak aku harapkan, "Mas, p-pulang aja. Saya nggak mau ikut," Kataku takut-takut.

Mas Jaehyun tersenyum miring. Ia tidak menjawab pertanyaanku, dan malah menambah kecepatan pada mobilnya.

Mamah tolong anakmu ini!

"Turun Jia," Titah Mas Jaehyun setelah membukakan pintu mobil untukku.

Aku menggeleng, "Mau pulang aja Mas..." Aku hampir menangis sekarang.

Mas Jaehyun berdecak. Ia tiba-tiba menggendong tubuhku dan membawanya ke dalam apartement, "Mas turunin! Saya mau pulang! Saya nggak jadi kerja sama Mas Jae!" Aku meronta ronta minta diturunkan dari gendongan Mas Jaehyun.

Mas Jaehyun menurunkanku di sofa, "Kamu kenapa panik seperti itu sih?" Keluhnya lalu ikut duduk di sampingku.

"Saya takut Mas Jae ngelakuin hal yang aneh aneh! Jadi saya mau pulang aja," Aku yang sudah berdiri, kembali terduduk saat Mas Jaehyun menarik tanganku.

Mas Jaehyun terkekeh kecil, "Kamu memang ajaib. Dari awal pertemuan kita tadi, kamu selalu berpikiran buruk tentang saya."

Aku mengernyitkan dahi, "Maksud Mas Jaehyun?"

Mas Jaehyun menyenderkan tubuhnya nyaman di sofa, "Tadi saya bukan mau bunuh diri. Saya cuma mau menikmati angin malam, saya lagi stress. Kamu tahu itu?"

Aku menggeleng, "Lagian Mas naik-naik pager gitu. Kan kalau berdasarkan sinetron yang saya liat, kalau ada orang yang naik-naik pager jembatan, tandanya orang itu mau bunuh diri."

Mas Jaehyun menggeleng-gelengkan kepalanya, "Berhenti menonton sinetron yang tidak bermutu seperti itu."

"Terus Mas Jaehyun kenapa bawa saya kesini? Ini udah malam Mas, nggak baik anak perawan kayak saya masih berkeliaran jam segini. Jadi mending Mas antar saya pulang."

"Saya mau membicarakan pekerjaan kita. Ah bukan, maksud saya, membicarakan tugas kamu sebagai istri saya untuk beberapa bulan kedepan."

"Tugas? Bukannya tugas istri itu cuma masak, nyuci, bersihin rumah---"

"Itu tugas pembantu," Selanya, "Sebenarnya saya punya alasan untuk menikahimu. Saya menginginkan seorang anak."

Nikah ; Jung Jaehyun [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang