10. Mood Breaker

53.2K 5.7K 1K
                                    

.
.
.
.
.

Empat hari ditinggal Mas Jaehyun aku merasa..........

Kesepian.

Tapi tidak tahu dengan Mas Jaehyun. Mungkin dia biasa saja.

Aku yang tengah memasak mie instant segera mengambil ponselku ketika benda itu berdering dari dalam kamarku dan Mas Jaehyun. Iya, aku sudah pulang ke apartement, aku hanya menginap tiga hari di rumah Mamah.

Aku tersenyum lebar saat melihat siapa orang yang menelponku. Itu Mas Mesum, maksudku Mas Jaehyun.

"Halo Mas!" Pekikku semangat.

Aku bisa mendengar kekehan Mas Jaehyun dari sebrang sana, "Kamu terlalu semangat Jiae."

"Loh, emangnya salah?"

"Tidak ada yang salah. Oh iya, saya menelpon kamu karena ingin memberitahu bahwa malam ini saya akan pulang."

Aku hanya ber-oh ria. Sejujurnya aku sangat senang karena Mas Jaehyun akhirnya pulang, jadi aku tidak tidur sendiri lagi. Karena sebenarnya aku takut tinggal di apartement sendirian.

"Hanya Oh?" Tanyanya heran.

"Terus saya harus respon apalagi?"

Mas Jaehyun berdecak, "Sudah, saya tutup dulu telponnya. Kamu tidak asik."

Yee! Dasar Om-Om mesum, dia tidak sadar diri jika dirinya sendiri bukan orang yang asik untuk diajak berbicara.

"Halo Mas? Halo?" Aku mengerutkan kening saat suara Mas Jaehyun sudah tidak terdengar lagi. Sepertinya ia memang ngambek padaku.

Tidak sampai dua puluh menit Mas Jaehyun sudah berada di apartement. Ternyata saat tadi ia menelponku, Mas Jaehyun sedang berada di perjalanan menuju apartement.

Sesampainya di apartement, Mas Jaehyun langsung memelukku dengan erat. Aku pikir Mas Jaehyun benar-benar merindukanku, tapi ternyata, "Saya benar benar merindukan aroma tubuh dan sentuhanmu Jia."

Seketika moodku langsung turun saat mendengarnya.

Dia ini memang laki-laki perusak mood orang lain!

"Kamu kenapa diam saja semenjak saya pulang?" Tanya Mas Jaehyun yang baru saja keluar dari kamar mandi. Dengan rambutnya yang basah, dan handuk yang hanya dililit di pinggang, ia berjalan kearahku.

Ergh! Kenapa dia tampan sekali sih?!

"Menurut Mas?!" Tanyaku sewot. Aku memalingkan wajahku dari Mas Jaehyun. Kalau menatapnya secara langsung, bisa-bisa imanku mendadak lemah dan tidak jadi kesal.

Mas Jaehyun duduk di sebelahku, "Jia, saya baru ingat. Kamu bilang, kamu bertemu Doyoung, untuk apa?"

"Pacaran," Jawabku asal.

"Jiae! Saya serius. Saya sangat tidak suka jika kamu bertemu dengan Doyoung. Pokoknya, selama kamu masih menjadi istri saya, saya tidak mau lagi mendengar jika kamu bertemu dengan Doyoung," Ucap Mas Jaehyun sedikit tegas.

Aku memutar bola mataku malas, "Waktu itu saya nggak sengaja ketemu Doyoung. Lagian saya sama Doyoung juga nggak ada hubungan apa-apa."

"Kamu tidak berbohong kan?"

Aku menggeleng, dan membentuk dua jariku menjadi tanda peace, "Sumpah Mas! Percaya deh sama saya."

Mas Jaehyun mengangguk-nganggukan kepalanya, "Kamu masih datang bulan?" Tanya Mas Jaehyun sambil menatapku penuh harap.

"Masih, mungkin dua hari lagi selesai."

Mas Jaehyun menghela nafas, "Padahal saya menginginkannya sekarang," Katanya lesu, "Yasudah, sekarang kita tidur saja. Besok kita ke mal dan belanja pakaian."

Nikah ; Jung Jaehyun [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang