26. Mimpi

36K 3.9K 509
                                    


Kalau worknya eror, dihapus dari library dulu ya gaes.
.
.
.
.
.

Semalaman aku menangis di pelukan Mas Jaehyun. Sejujurnya aku masih belum bisa menerima kenyataan bahwa suamiku menderita kanker otak.

"Jia, udah, jangan nangisin aku terus. Aku nggak papa," Mas Jaehyun mengelus suraiku dengan lembut. Berulang kali ia mengucapkan kata tidak apa-apa.

Padahal aku tahu kalau Mas Jaehyun itu kenapa-napa. Ia hanya mencoba terlihat kuat didepanku.

"Nggak papa gimana? Kamu sakit kanker Mas. Aku nggak bisa nerima ini..."

Mas Jaehyun menghela nafasnya, "Aku juga sempat nggak terima waktu tau aku kena kanker. Tapi seiring berjalannya waktu, aku tau alasan Tuhan ngasih aku penyakit ini. Kamu tau? Semenjak aku sakit, aku jadi sering di rumah dan punya waktu luang untuk kamu dan Jichan," Katanya sambil tersenyum.

"Semua yang Tuhan kasih ke kita pasti ada hikmahnya masing-masing sayang. Jadi daripada nangisin aku kayak gini, mending kita berdoa supaya aku bisa bertahan sampai waktunya kamu melahirkan Jena nanti."

Aku menatap kesal kearah Mas Jaehyun, "Hanya sampai Jena lahir? Kamu nggak mau ada di samping aku dan anak-anak selamanya?"

"Bukan gitu," Mas Jaehyun meraih tanganku dan menggenggamnya, "Ada hal yang harus kamu tau. Jia, jarang banget ada orang yang bisa sembuh dari kanker otak. Kalaupun aku ngelakuin kemo, itu cuma mengurangi pertumbuhan kankernya aja, bukan menghilangkannya."

Aku menepis tangan Mas Jaehyun, "Kamu bukan Mas Jaehyun yang aku kenal," Suaraku bergetar. Pertanda kalau aku akan kembali menangis, "Mas Jaehyun suami aku itu selalu berpikiran optimis. Bukan pesimis kayak gini!"

"Kita ke rumah sakit sekarang. Kamu harus kemo dan di rawat di sana," Putusku. Tidak perduli jika Mas Jaehyun akan menolaknya.

Aku pergi ke rumah sakit bersama Mas Jaehyun dan Jichan yang kini berada di gendonganku.

Kami bertiga tengah menunggu dokter Baekhyun di ruangannya. Perawat bilang ia sedang memeriksa pasien lain, "Jae? Udah lama nunggu?" Dokter Baekhyun datang dan langsung duduk di hadapan kami.

Mas Jaehyun menggeleng, "Barusan Baek."

Dokter Baekhyun kemudian mengalihkan pandangannya padaku, "Jadi Jaehyun udah ngasih tau kamu?" Tanyanya yang aku balas anggukan.

"Apa kanker itu beneran nggak bisa disembuhin dok?" Tanyaku.

Dokter Baekhyun menghela nafasnya, "Sebelummya saya udah ngasih tau Jaehyun dan menjelaskan tentang kanker otak ini sama dia. Untuk sembuh dari kanker ini kemungkinannya sangat kecil. Dan melakukan kemo adalah salah satu cara menghambat pertumbuhan kanker ini. Tapi Jaehyun menolak melakukannya. Alasannya sepele, dia nggak mau ngerepotin kamu dan bikin kamu khawatir."

Aku menatap Mas Jaehyun, "Kalau kamu nggak mau bikin aku khawatir dan sayang sama aku, lakuin kemo Mas."

"Tapi aku nggak mau menguras waktu kamu hanya untuk ngurusin aku yang penyakitan Jia. Kamu tau kan kemo itu butuh tenaga dan waktu?"

"Itu udah tugas aku Mas Jaehyun! Tugas aku buat ngerawat kamu dan anak-anak kita. Jangan pernah berpikiran kalau hidup kamu ngerepotin aku. Sama sekali engga," Nafasku memburu. Di satu sisi aku kesal dengan Mas Jaehyun, dan di sisi lain aku merasa kasihan padanya, "Kamu mikir nggak? Justru kalau kamu nggak kemo, kanker itu malah makin ngerusak tubuh kamu dan itu bikin hati aku malah makin sakit."

"Tolong pikirin baik-baik Mas. Aku pamit dulu," Aku pergi bersama Jichan meninggalkan Mas Jaehyun begitu saja. Untungnya anak itu tertidur. Jadi ia tidak mendengar saat aku membentak Ayahnya.

Nikah ; Jung Jaehyun [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang