Cp 6

280 39 1
                                    

Melihat Chaerin yang sudah tertidur pulas membuat Hanbin sedikit tenang. Mata sembab Chaerin masih terlihat jelas dipejamannya. Hanbin masih tak tega kalau teringat Chaerin yang bercerita tentang hidupnya sambil menangis tadi siang.




Hanbin masih menatap nanar perempuan yang ada di depannya. Chaerin masih menunduk, tak berani menatap Hanbin. Mengingat kejadian tadi, membuat Chaerin tak mampu lagi menahan air matanya.

"Lu sebenarnya siapa? " tanya Hanbin selembut mungkin.

Chaerin masih tak menanggapi Hanbin, ia masih terlalu takut. Takut kalau Hanbin berbuat jahat padanya.

"Lu gak perlu takut, lu bisa cerita semuanya sama gua.. Oh ya, nama gua Hanbin." Hanbin mengulurkan tangannya sambil tersenyum.

Melihat uluran tangan Hanbin, Chaerin mencoba mengangkat kepalanya perlahan untuk menatap Hanbin.

"Chaerin." Tuturnya sambil menyambut uluran tangan Hanbin.

"Nama yang indah, jadi lo udah mau cerita?"

Chaerin tersenyum simpul. Lalu Chaerin mulai bercerita tentang hidupnya yang kelam.

Mulai dari orang tuanya yang selalu melakukan kekerasan dalam rumah tangga, tak segan-segan mereka pun juga sering melakukan kekerasan terhadap Chaerin. Hal itu yang membuat Chaerin takut jika bertemu orang asing, ia takut akan terulang kembali ketakutan yang disebabkan orang tuanya. Neneknya yang selalu merawat Chaerin dan menyayanginya seperti anaknya sendiri, ibu kedua bagi Chaerin, meninggal dunia membuat Chaerin tak tahu harus dengan siapa lagi dia mengadu kasih.

Chaerin tak kuat kalau harus tinggal dengan orang tuanya, ia tak kuat kalau harus menerima siksa fisik lebih banyak lagi. Jadi Chaerin memutuskan untuk pergi, namun lagi-lagi nasib sial menghampirinya. Entah kenapa Chaerin merasa Hanbin adalah orang yang tepat untuk bisa mencurahkan isi hatinya selama ini. Hanbin tidak seperti Donghyuk. Chaerin merasa senang bisa mengenal Hanbin.

"Kalo lu butuh gua, lu bisa panggil gua. Kapan pun lu butuh, gua pasti ada buat lu." Ujar Hanbin sambil meraih bahu Chaerin.

"Tapi gimana gua bisa panggil lu? Gua gak tau lu ada dimana."

Hanbin merogoh saku celananya dan mengambil benda pipih berukuran 7 inch, "Ambil ini, lu bisa hubungin gua kapan aja."

Chaerin menggeleng namun tangan Hanbin tetap memaksa Chaerin untuk menerima handphonenya.

"Inget, jangan pernah ngerasa sendiri, karena ada gua yang selalu ada buat lu." Ujar Hanbin sambil menghapus air mata yang mengalir di pipi Chaerin.
















√tbc




































Love To Death | Kim DonghyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang