Di tengah sunyinya gelap malam, Donghyuk berjalan tergesa-gesa menyusuri jalan kota yang sangat sepi. Langit sudah mulai terlihat kilatan cahaya putih dan suara petir yang sesekali terdengar.
Donghyuk sesekali mendongak ke atas, sorotan matanya berharap agar hujan tak segera turun.
Suasana kota yang sangat sepi, bahkan terlihat seperti kota mati karena tak ada satu pun aktifitas disana. Hanya terdengar suara langkah kaki Donghyuk dan gemuruh petir yang semakin kencang.
Tak sengaja, telinga Donghyuk mendengar sayup suara orang menangis dan memohon, serta suara bentakan. Donghyuk merasa penasaran dengan suara itu dan sepertinya suara itu tak berada jauh dari sisi Donghyuk.
Donghyuk melangkahkan kaki perlahan, mengikuti asal suara tersebut. Langkahnya terhenti saat melihat seorang pria di sebuah celah sempit diantara 2 buah bangunan tengah membelakanginya. Donghyuk terus memperhatikan pria tersebut dari sisi gedung, kedua matanya disipitkan agar penglihatannya dapat lebih fokus. Apa yang dilakukan pria tersebut?
Mata Donghyuk terbelalak saat menyadari apa yang saat ini terjadi di hadapannya.
"Serahkan uangmu!! Atau aku akan menusukmu!!!!" Seru pria itu sambil menodongkan pisau ke arah perut gadis di depannya.
Gadis itu hanya bisa menangis dan menggeleng sambil terus mendekap sebuah tas.
Pria itu merasa geram dan kehilangan kendali.
Ssppp...
Pisau itu berhasil menusuk bagian kanan perut gadis itu dan membuatnya terjatuh sambil meringis kesakitan. Tas yang didekapnya erat terjatuh. Pria itu langsung mengambil tasnya dan kabur tanpa dosa meninggalkan gadis yang tengah kesakitan tersebut.
Donghyuk segera mengumpat di balik drum saat menyadari pria itu sedang berlari ke arahnya untuk melarikan diri. Setelah dirasa pria itu sudah berlari jauh, Donghyuk segera melihat --lebih tepatnya mengintip kondisi gadis tadi.
Melihat gadis itu tersungkur dan menangis menahan sakit, membuat Donghyuk refleks berlari ke arah gadis itu.
"Hey..."
Donghyuk berlutut agar bisa meraih gadis itu lebih mudah. Sedetik kemudian hujan turun sangat lebat disertai suara guntur yang menggelegar.
Gadis itu masih menangis dan memegangi perutnya yang masih tertusuk pisau.
Tangan Donghyuk perlahan terulur untuk mencabut pisau itu dari perut si gadis yang ia tak tahu namanya.
"Gua bakal nyabut pisau itu dari perut lu."
Donghyuk menyabut paksa pisau itu dan terdengar suara jeritan diiringi isak tangis dari gadis itu saat pisaunya berhasil Donghyuk cabut.
Donghyuk langsung membopong tubuh gadis itu dan membawanya ke rumah Donghyuk.
Tubuh mereka basah kuyup karena derasnya hujan, namun Donghyuk tak peduli dan tetap berjalan menuju rumahnya, ditambah saat melihat wajah gadis itu mulai pucat.√tbc
Tes gelombang ke 2 nih ceritanya?
Abisnya kalo nungguin kalian baca prologuenya doang lama banget, ampe tinggi bang jinan setara sama mas June juga kagak bakal berubah tuh angka 0, becanda2 maap bang jinan. --ngambeknihceritanya😭--
So, aku mutusin buat bikin chapter 1 nya dulu. Siapa tau kalian males kalo baca cerita yg baru 1 bagian, dikira cerita kagak laku padahal mah cerita baru:(
Aku sih it's oke yg nge vote dikit yg penting ada yg baca, tp klo kalian mau nge vote yaa alhamdulillah wa syukurillah😄😄😄Udah ah jangan dengerin aku ngoceh mulu, mending di scroll aja ke atas dan jangan lupa pencet gambar bintang di pojok kanan bawah yaa!

KAMU SEDANG MEMBACA
Love To Death | Kim Donghyuk
Fanfiction" Aku akan selalu mencintaimu, dalam keadaan hidup ataupun mati... " Romance+Mystery ⚠️Banyak terdapat kata kasar 📌Previous title : Wish U Were Here 📌Title now : Love To Death Copyright © 2019 by sonza_