"Oh yaa?" tanya Hanbin dengan seringaian khasnya.
Tanpa disadari Jinhwan sudah mengepalkan tangannya kuat, hingga urat-uratnya sangat terlihat di kulitnya yang putih itu. Hanya itu yang bisa Jinhwan lakukan untuk menahan emosinya.
Jinhwan berlari sekencang kakinya dapat membawanya. Tak peduli napasnya yang sudah tersenggal-senggal. Pikirannya melayang, tak bisa berpikir jernih.
"Donghyuk hhh-- lu harus dengerin gua kali ini."
Donghyuk menoleh ke belakang dan mendapati Jinhwan yang tengah sibuk mengatur napasnya.
Dahinya berkerut melihat wajah serius Jinhwan, "Kenapa?"
"Ini tentang Chaerin.." Ucap Jinhwan yang cukup membuat Donghyuk langsung memahami kemana arah dari pembicaraan ini nantinya.
Donghyuk langsung membuang pandangannya ke arah lain dan menghela napas jengah.
"Gua gak mau denger omong kosong lu lagi tentang Chaerin." Jelas Donghyuk yang masih membuang muka.
Jinhwan memejamkan matanya sejenak, ia tahu ini kedengeran nya bodoh, sangat bodoh. Tapi sekali lagi Jinhwan memantapkan hatinya untuk memberi tahu Donghyuk apa yang sebenarnya terjadi.
"Hyuk, gua tau lu jengah denger ini, tapi-- lu penasaran ga si kemana Chaerin sebelum dia balik ke rumah lu?" Jinhwan masih menunggu reaksi Donghyuk, "gua curiga kalau Chaerin--"
Hanbin menajamkan matanya ke arah kenop pintu yang seakan sedang diputar dari luar kamarnya. Keringat dingin terus mengalir dari pelipisnya, bulu kuduknya berdiri tegak, dan napasnya memburu.
Tidak siang tidak malam bagi Hanbin sama saja, keduanya selalu membuat Hanbin merasa ketakutan. Sejauh apa pun Hanbin melarikan diri dan bersembunyi, dia pasti selalu bisa menemukan Hanbin.
Seperti saat ini, padahal pukul masih menunjukan jam 2 siang, namun Hanbin selalu merasa kalau sesuatu itu selalu mengikutinya.
Hanbin menyandarkan tubuhnya di dinding, menekuk kedua lutut dan memeluknya kuat-kuat, tubuhnya bergetar ketakutan.
Untung saja Hanbin sudah mengunci pintu dan menyalakan lampu, karena kamarnya akan sangat gelap kalau lampunya tidak dinyalakan meski masih siang bolong. Setidaknya hal itu membuat Hanbin merasa sedikit tertolong. Sedikit.
Dugh.. Dugh.. Dugh🚪💢
Sesuatu itu memaksa membuka pintu kamar Hanbin yang terkunci. Hanbin merasakan debaran yang kencang di jantungnya. Tangannya yang bergemetar hebat meraih pistol yang ada di atas nakas dan mengarahkannya tepat ke arah pintu.
Pintu itu masih berusaha didobrak dengan kasar. Lebih kasar dari yang sebelumnya. Seakan sesuatu yang ada di luar itu sangat ingin membunuh Hanbin dengan pisau tajam nya. Lampu kamar Hanbin pun seketika padam, membuat kamar itu menjadi gelap.
Hanbin hanya bisa menangis dalam diam dan ketakutan. Kenapa sesuatu itu selalu mengikutinya?!
"MAAFIN GUA.. JANGAN GANGGU GUA LAGI!" Teriak Hanbin dalam tangis nya.
Seketika suara dobrakan pintu berhenti. Suasana menjadi sangat sunyi, Hanbin hanya bisa mendengar suara deru napasnya dan detak jarum jam yang entah bagaimana terasa sangat horor didengar.
Hanbin berharap dia sudah pergi. Untuk memastikannya Hanbin pun memilih untuk membuka pintunya. Hanbin berdiri dengan perlahan, kakinya masih bergemetar dan sangat lemas. Tangan kanannya masih memegang pistol. Hanbin perlahan berjalan ke arah pintu dengan ragu. Tubuhnya sudah basah kuyup oleh keringat dingin yang sedari tadi mengalir. Perlahan tangannya terulur untuk memutar kunci dan membuka pintunya sambil mengarahkan pistolnya ke udara.
Namun Hanbin tak menemukan siapapun di depan pintu kamarnya. Hanya--
Hanya ada air yang menggenang di depan pintu. Entah dari mana air itu berasal. Mata Hanbin melirik mengikuti arah dimana terdapat air yang berceceran di lantai rumahnya. Kalian tahu? Seperti orang yang habis tercebur di sungai dan berjalan di lantai dengan tubuh yang basah kuyup.
Degup jantung Hanbin semakin berpacu, ia sangat ketakutan setengah mati. Lalu tak sengaja matanya menangkap sebuah tulisan yang diukir menggunakan air di dinding.
Tangannya langsung melemas dan menjatuhkan pistol yang sedari tadi dipegangnya erat-erat. Hanbin dapat membaca tulisan itu dengan jelas sebelum tulisan itu hilang teresap pori-pori dinding.
Gimana rasanya ketakutan hmm?
√tbc
Iya tau aku jahat, aku udah lama ga up😭
Au nih padahal lagi quarantine, ga sibuk apa2 juga, kenapa ga update aja sih? Pasti kalian nanya kaya gitu kan.. Iya aku emang ga sibuk, tapi otak aku yang ga bisa diajak kerja sama chingu. Butek kaya pakean kotor wkwk.Mungkin kalian udah hapus cerita ini dari library, gapapa kok, aku paham perasaan kalian:(
Eh btw, 'dia' yang gedor2 pintu Hanbin siapa ya? Aku tau kalian pasti bisa nebak, readers love to death kan semart2😇

KAMU SEDANG MEMBACA
Love To Death | Kim Donghyuk
Fanfiction" Aku akan selalu mencintaimu, dalam keadaan hidup ataupun mati... " Romance+Mystery ⚠️Banyak terdapat kata kasar 📌Previous title : Wish U Were Here 📌Title now : Love To Death Copyright © 2019 by sonza_