Cp 29

196 36 16
                                    

Malam ini Hanbin meminta June untuk pergi ke tempat Chaerin disekap. June diminta untuk mengecek kondisi disana. Meskipun itu adalah tugas Chanwoo, Hanbin masih merasa tidak tenang karena Chanwoo itu amatiran, menurutnya.

Entah mengapa Hanbin mempunyai feeling yang tidak enak malam ini.

June --yang paling diandalkan-- pun akhirnya pergi ke pondok yang ada di desa mati tersebut. Ya, karena memang desa itu sudah lumpuh total. Tidak ada satu pun penduduk yang tinggal disana. Entah apa yang terjadi pada desa itu saat dulu, masih menjadi misteri.

June yang sudah hapal betul rute menuju pondok tersebut, merasa sangat santai mengendarai mobilnya sambil ditemani alunan musik jazz.

"Si Hanbin, bocah baru kemaren gitu disuruh kayak beginian." Rutuk June dengan pandangan yang masih fokus menyetir.

June merasa sangat disusahkan oleh Chanwoo, yang padahal ini bukanlah tugasnya. Tugas June hanya melindungi serta menutupi Hanbin dan Chanwoo. Bukan mengecek keadaan Chaerin.

Bodo amat tuh cewek mau gimana kek, yang penting duit gua tetep ngalir.

Memakan waktu 65 menit untuk June sampai ke pondok itu. Ia membuka pintu mobilnya dengan lampu mobil yang masih dibiarkan menyala. Karena keadaan di luar sini memang benar-benar gelap.

June memastikan keadaan di luar pondok sebelum ia masuk. Hanya sekedar waspada, takut ada orang lain selain dia yang mengikutinya. Meski sangat mustahil untuk orang bisa masuk ke Desa ini.

June tidak menemukan adanya mobil Chanwoo. Dari situ ia sudah mulai geram, padahal Chanwoo ditugaskan untuk menjaga pondok terutama malam hari.

"Tuh bocah pasti clubbing, ck! Dasar lalai! Gara-gara lu gua yang kena bangsat!" Rutuk June bermonolog.

June pun langsung mengambil kunci di pot yang ada di depan pondok. Ia memutar kunci dan menarik grendel pintu.














June melirikkan matanya ke setiap sudut ruangan. Namun yang ditemukannya hanya sebuah rantai dan borgol yang sudah terbuka.

June masih belum percaya dengan fenomena ini. Ekpresi terkejut, bingung, dan tak percaya menjadi satu di wajah sangar June.

Bisa dibayangkan gimana komuknya muka June saat itu dengan mulut yang setengah ternganga?

Terkejut karena Chaerin tidak ada di ruangan ini alias kabur. Bingung karena gimana cara Chaerin kabur? Sedangkan pintunya saja dikunci dari luar dan tidak ada jendela disini. Tak percaya karena Chaerin benar-benar hilang.

June terdiam mematung di ambang pintu cukup lama. Ia masih mencerna fakta yang baru saja terjadi di depannya.

June menghela napasnya kasar, "Shitt!!"

June pun langsung keluar dari pondok sambil menghubungi Hanbin.

June menunggu teleponnya diangkat dengan tangan kanan berkacak pinggang dan napasnya tak beraturan.

Pondok yang awalnya adalah tempat penyimpanan beras itu lama-kelamaan menjadi menyeramkan jika hanya seorang diri disana. June tak berhenti memaki Hanbin yang sangat lama mengangkat teleponnya. June merasa di luar sini suasananya sudah tak enak. Ditambah ia adalah satu-satunya manusia di desa itu, mana tahu ada yang selain manusia mengawasi June?

"Kenapa bro?" Tanya Hanbin di seberang sana.

Akhirnya diangkat juga nih valak, gua udah keringet dingin sat! Batin June saat mendengar suara Hanbin.

"LAMA BANGET SI LU NGANGKATNYA?! ISENG NIH GUA!!" Tanya June kesal.

"Emang lu dimana?"

"PAKE NANYA, GUA DI PONDOK!" Jawab June masih ngegas.

"Penakut lu! Kan waktu itu lu udah kesono ama gua buat nyurvei lokasi."

"Eh bangke, itu bedua ama lu, kalo sekarang gua sendirian."


"Najis badan doang gede, ama gituan takut-- eh apa lu bilang tadi? Lu sendirian?? Chanwoo sama Chaerin???" Tanya Hanbin yang mulai merasa ada yang tak beres.

"Chaerin gak ada di pondok, borgolnya juga dilepas. Si Chan juga gak ada di sini." Jelas June.

"Maksud lu Chaerin kabur gitu? June seriuslah."

"Lu kira gue ngeprank? Dih ogah, buang-buang pulsa gua aja."

"Mati gua kalo dia tau!" Gumam Hanbin dari seberang sana.

"Kok lu yang mati si? Si Chanwoo lah, gimana si tuh bocah, dikasih tugas gak becus banget!"

"June, cari Chanwoo sekarang juga dan bawa dia ke gua! Bawa dia hidup-hidup, karena--"



























"Gua sendiri yang bakal abisin dia!"



















































tbc











































Paham kan maksud kalimat Hanbin yang terakhir?























































Love To Death | Kim DonghyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang