Cp 31

207 38 18
                                        




Chanwoo tengah berdiri di depan etalase yang ada di apotek 24 jam. Ia tengah menunggu seorang apoteker yang sedang mengambil obat yang Chanwoo pinta untuk ibunya.

"Ini mas, diminum dua kali sehari setelah makan ya." Jelas apoteker sambil menunjukkan beberapa buah obat kepada Chanwoo.

Chanwoo hanya memperhatikan dan mencoba mengingat saran apoteker.

"Berapa semuanya?" Tanya Chanwoo sambil mengeluarkan dompet dari saku celana jeansnya.

"250.000."

Chanwoo mengeluarkan tiga lembar uang dari dalam dompetnya dan menyerahkannya kepada apoteker.

"Terima kasih."

Chanwoo hanya membalas dengan senyuman simpul dan beranjak keluar dari apotek tersebut.

Di luar sudah gerimis kecil membuat Chanwoo mendecak pelan. Langkahnya ia percepat, takut hujan semakin besar. Ia agak menyesal karena tidak membawa mobilnya dan memilih berjalan kaki ke apotek. Menurutnya berjalan seorang diri di tengah malam itu membuat pikirannya sedikit tenang.

Di tengah sunyinya gelap malam dan bunyi rintikan hujan, tiba-tiba ada cahaya putih yang menyorot dari belakang Chanwoo dan bunyi klakson mobil yang terdengar begitu nyaring di tengah malam.

Chanwoo menoleh ke belakang dan ia mendapati sebuah mobil dengan June yang sedang duduk di balik kemudinya.

Chanwoo menatap June yang sedang menatap tajam ke arahnya. Sedetik kemudian Chanwoo baru menyadari arti dari tatapan itu.





"Oh Fuck!" Rutuk Chanwoo.


Chanwoo langsung berlari menghindari June. Namun sayang, June malah menancap gas mobilnya dan mengikuti larinya Chanwoo.



"Mau kabur kemana lo? Hemm??" Gumam June bermonolog.

Chanwoo terus berlari menghindari June, tapi secepat apapun ia berlari, hasilnya percuma saja. Kecepatan larinya pasti akan kalah telak dengan mobil chevrolet milik June.

Chanwoo pun memutuskan untuk berlari ke jalanan kecil yang pastinya tak akan bisa dilalui mobil.

"Anjirr!"

June yang melihat Chanwoo menghindar ke jalan kecil pun akhirnya mau tak mau keluar dari mobil dan mengejar Chanwoo.

Chanwoo berlari sambil terengah-engah, ia terkejut saat melihat June yang sudah mengejarnya di belakang. Chanwoo memutar otaknya untuk bisa lolos dari June. Chanwoo memutuskan untuk bersembunyi di balik tumpukan drum.

Chanwoo yakin ia tak akan bisa lolos dari kejaran June. Tanpa pikir panjang Chanwoo pun segera meminta pertolongan Donghyuk. Karena hanya Donghyuk yang paling brutal dan tak kenal ampun selain Hanbin dan June.

Chanwoo mengirimkan pesan pada Donghyuk melalui ponselnya. Ia berharap Donghyuk akan segera datang. Bukan berarti Chanwoo takut dengan June, hanya saja kekuatan Chanwoo tidaklah seimbang dengan June.

"Chan.."

Panggil June saat ia mendengar deru napas Chanwoo.

"Lu pikir lu bisa sembunyi? Hah??"

Chanwoo menahan napasnya saat mendengar suara langkah kaki June yang semakin mendekat.

Suara langkah kaki June di bawah rintikan hujan tengah malam seolah menjadi sangat menegangkan.

Tiba-tiba suara nada dering telepon di ponsel Chanwoo terdengar sangat kencang di tengah sunyinya malam.

Chanwoo terkesiap panik dan langsung mereject panggilan dari Donghyuk. Ia berharap June tidak mendengarnya. Tubuhnya mulai bergemetar.




Love To Death | Kim DonghyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang