Cp 40

49 7 4
                                    

Donghyuk menatap nanar sepucuk surat yang kini ada di tangannya. Rasanya Donghyuk tak siap untuk membaca kata demi kata yang ada di dalamnya.

Tangannya bergetar, entah mengapa Donghyuk merasa bungkam dan tak percaya dengan apa yang sebenarnya sudah terjadi. Kata-kata Jinhwan terus menerus terngiang di dalam kepalanya.




















"Chaerin udah ga ada Hyuk."

"Gua tau ini emang ga masuk akal, tapi emang ini kenyataannya."

Lagi-lagi Donghyuk harus mendengar omong kosong itu lagi. Bukannya tak mau percaya, hanya saja Donghyuk masih belum siap mendengar itu semua. Dia butuh bukti. Bukti yang benar-benar membuktikan kalau Chaerin sudah tidak ada.

"Atas dasar apa lu ngomong kaya gitu hah? Lu ada bukti?? Lu udah liat makamnya dengan mata kepala lu sendiri? Jawab gua Nan!!"

Benar, Jinhwan memang belum bisa membuktikan itu seratus persen. Jinhwan dapat melihat dengan jelas wajah Donghyuk yang sudah memerah, rahangnya mengeras, mata sipit nya yang mengembun sudah siap kapan saja menerjunkan air mata dengan bebas, namun Jinhwan tahu Donghyuk berusaha keras menahannya. Donghyuk tidak mau terlihat lemah di depan Jinhwan.

Jinhwan menghela napas sebelum menceritakan semuanya, "tadi gua ketemu Hanbin,"

Mendengar nama Hanbin, membuat emosi Donghyuk meningkat. Namun Donghyuk berusaha menahan emosinya di depan Jinhwan.

"Keadaannya kacau sekarang Hyuk, dia kaya udah ga tidur berhari-hari, Hanb--"

"Lu mau cerita soal Hanbin atau Chaerin si Nan?!" potong Donghyuk di tengah kalimat.

"Iya Hyuk, bentar, ini ada hubungannya sama Chaerin," Jinhwan mencoba mengingat dengan jelas kejadian di kelab malamnya tadi, "Hanbin masih kaya biasa pas gua tanya-tanya tadi, tapi tiba-tiba ga tau kenapa dia kayak ketakutan gitu. Matanya natap ke satu arah, gua ga bisa liat apa-apa disitu, tapi gua yakin ada sesuatu yang ga bisa gua liat berdiri disana."

Donghyuk berdecih, "Sejak kapan lu percaya kayak begituan"

"Sejak gua ngeliat ada sesuatu yang janggal sama Chaerin." Jawab Jinhwan tegas.

Donghyuk tersenyum renyah sambil menggelengkan kepalanya pelan. Jinhwan udah ga waras. Batin Donghyuk.

Donghyuk memutuskan untuk beranjak pergi dari obrolan tak masuk akal ini, namun niatnya urung saat Jinhwan menjegatnya dengan kata.

"Hanbin ketakutan sambil teriak minta Chaerin buat pergi."

"Maafin gua Hyuk, tapi feeling gua, yang ada sama lo sekarang itu bukan Chaerin lagi."






















Argh!

Donghyuk mengerang kesal sambil menjambak rambutnya sendiri. Ia masih tak terima dengan apa yang terjadi. Sangat tidak masuk akal, tapi memang itu kenyataannya.

Donghyuk menghela napasnya kasar. Ia harus membaca surat ini. Surat yang entah sejak kapan ada di kamar Chaerin.

Chaerin sudah tidak ada di rumah Donghyuk sekarang. Donghyuk tak bisa menemukannya di sudut rumah manapun. Chaerin yang muncul tiba-tiba di ambang pintu tadi malam, tak percaya bahwa itu adalah kali terakhir Donghyuk bisa melihatnya. Chaerin seperti hilang menguap di udara. Hanya ada satu cara untuk menemukannya, semuanya ada di surat ini.

Donghyuk mulai membaca surat itu. Entah apa yang tertulis di dalamnya, namun itu sukses membuat Donghyuk menangis. Dadanya terasa sesak dan napasnya tidak beraturan.

Hanya terdengar suara tangis Donghyuk yang menggema di tiap sudut ruangan.






































































Donghyuk..

Maaf~

Aku tahu kamu gak akan percaya sama semua ini kan?
Jujur, aku juga masih ga percaya sama semua ini.

Maaf aku ga bilang semua ini ke kamu. Harusnya aku bilang ini sejak awal. Sejak kamu nemuin aku di pemakaman Chanwoo.

Aku takut. Aku takut kamu ga mau nemuin aku lagi kalau aku bilang yang sebenarnya.

Dan sekarang sepertinya kamu udah tau yang sebenernya. Makanya aku pergi. Aku ga mau kamu ngerasa jijik ngeliat kondisi aku yang sekarang.

Aku yang sekarang udah ga sama lagi Hyuk.

Maaf aku ga bisa ngucapin salam perpisahan ke kamu, anggap aja surat ini adalah salam perpisahan nya, walau sebenernya aku ga mau pisah sama kamu.

Tapi.. Aku bisa ngeliat kamu dari jauh dan itu cukup buat aku.

~Seo Chaerin

















































tbc





























































Love To Death | Kim DonghyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang