Donghyuk membuka pintu dengan menendang pelan pintunya, kedua tangannya masih membopong gadis yang ia temui tadi.
Kini gadis itu pingsan di tangan Donghyuk, ia pingsan saat di perjalanan. Mungkin ia sudah tidak kuat menahan sakit akibat luka tusuk tadi.
Donghyuk membawa gadis itu ke kamarnya dan membaringkannya disana. Sesekali Donghyuk merutuki dirinya sendiri, kenapa ia membawa gadis itu bersamanya? Bagaimana kalau kekasihnya tahu soal ini?
Menyesal tak ada gunanya, toh gadis itu terlanjur sudah ada disini, pikir Donghyuk. Ia pun memutuskan untuk mengobati luka tusuk gadis itu dan mengganti bajunya yang kini sudah sangat basah.
Chaerin membuka matanya perlahan. Mengerjapkannya saat sinar matahari menerobos retinanya. Chaerin belum sepenuhnya tersadar. Ia perlahan mendudukkan dirinya, namun tiba - tiba rasa sakit menghujam tepat di bagian kanan perutnya.
"Ahh!!" Ringisnya sambil memegangi bagian yang sakit di perutnya.
Chaerin memutar bola matanya dan baru ia tersadar ia berada di tempat yang sama sekali ia tidak kenali. Chaerin melirik dirinya sendiri dan tak kalah terkejutnya Chaerin saat melihat baju yang ia pakai. Kaos oblong yang sangat kebesaran melekat di tubuhnya.
Chaerin tiba - tiba mendengar suara langkah kaki dari luar ruangan. Chaerin merasa ketakutan dan memutuskan untuk pura-pura tertidur, walau perutnya terasa sangat sakit. Pasalnya Chaerin tak tahu dimana ia berada dan pasti saja orang yang akan masuk kedalam adalah orang asing. Bagaimana kalau dia adalah orang jahat?
Krrieek...
Terdengar suara decitan pintu terbuka yang sangat horor bagi Chaerin. Chaerin semakin memejamkan matanya rapat-rapat. Menyembunyikan rasa takutnya dengan itu. Napasnya memburu dan hatinya berdegup kencang.
Chaerin bisa mendengar suara langkah kaki memasuki ruangan dan berjalan ke arahnya.
"Gua tau lu udah bangun."
Suara itu membuat Chaerin semakin ketakutan dan semakin memejamkan matanya. Chaerin bisa merasakan orang itu mengelus rambutnya.
"Jangan pura-pura tidur, lu gak jago boong."
Chaerin merasa kalau triknya sudah 100 persen gagal. Orang itu sudah mengetahuinya. Dengan segenap keberanian yang masih tersisa, Chaerin membuka matanya dan berdoa semoga orang yang ada di depannya bukanlah boogey man atau joker, dan semacamnya.
Saat matanya terbuka sempurna, Chaerin melihat seorang pria berambut panjang kecokelatan, bibir yang tipis, dan mata sipitnya yang terus menatap Chaerin .
Tangan pria itu hendak meraih Chaerin namun Chaerin buru-buru menepis kasar tangan pria itu.
"Jangan sentuh gua --arrgh.." Tangan Chaerin refleks memegangi perutnya saat rasa sakit yang disertai perih itu muncul tiba-tiba.
Pria itu terlihat panik dan langsung menyibak selimut yang menutupi sebagian tubuh Chaerin. Darah merah segar sudah membasahi bagian bawah kaos putihnya.
"Biar gue liat luka lo!" Seru pria itu sebelum Chaerin kembali marah-marah.
Pria itu membuka sedikit kaos yang dipakai Chaerin hingga perbannya terlihat. Perbannya sudah tidak berwarna putih lagi, melainkan berwarna merah pekat. Pria itu membuka perbannya dan melihat lukanya yang kembali basah. Pria itu pun segera meraih alkohol di pinggir meja.
"L--lu siapa?? " Tanya Chaerin selagi pria itu sibuk menuang alkohol di kapas.
"Gua Donghyuk, lu sendiri siapa?"
Belum sempat Chaerin menjawab pertanyaan Donghyuk, Donghyuk menempelkan kapas yang sudah diberi alkohol itu ke perut Chaerin.
"AARRGGHH!!" Teriak Chaerin kesakitan menahan perih begitu kapas itu menempel di lukanya yang masih sangat basah. Tangannya mencengkram lengan baju Donghyuk untuk menyalurkan rasa perihnya.
"Lu makannya jangan banyak gerak, luka lu itu belum kering." Jelas Donghyuk memberi nasihat sambil memasang perban baru di perut Chaerin.
"Lu yang nolong gua?" Tanya Chaerin terlihat tak percaya. Masa iya penampilan berandal kayak gini punya hati nurani?
"Menurut lu??" Tanya Donghyuk balik sambil merapihkan kotak perban.
"Makasih."
"Makasih doang?"
"Terus lu mau apa? Gua gak bisa beli apa-apa buat lu, gua gak punya uang seperak pun" Jelas Chaerin yang agak sedikit kesal dengan Donghyuk karena tidak menolongnya dengan tulus. Cih fiks, mana ada berandal yang punya hati nurani.
"Permintaan gue simple kok." Ujar Donghyuk sambil menyeringai.
"Apa?"
"Lakuin semua apa yang gue
mau!"√tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Love To Death | Kim Donghyuk
Fanfic" Aku akan selalu mencintaimu, dalam keadaan hidup ataupun mati... " Romance+Mystery ⚠️Banyak terdapat kata kasar 📌Previous title : Wish U Were Here 📌Title now : Love To Death Copyright © 2019 by sonza_