DEALING WITH THE JERK

Dealing with The Jerk | Part 5 - Is it The Closer Beginning?

AKU UPDATE GUYSS

Ritual sebelum baca, biasakan Vote dulu ya hehe, terus di akhir cerita tinggalkan komentar kalian💕

"Jangan teriak, aku akan melepaskannya,"

Dan benar saja, orang itu sesuai tebakannya. Setelah pria itu menghidupkan lampu kuning kecil, dengan jelas Gwen bisa melihat bagaimana dekatnya pria itu dengan dirinya.

"Emphhhh."

"Berjanji padaku, jika kau tidak akan berteriak?" Tuntutnya, Gwen mengangguk dengan cepat.

Happy Reading...

DEALING WITH THE JERK

PART 5 - Is it The Closer Beginning?

_________

'Ayo kita berteman.'

Masih terngiang dalam benak Gwen akan perkataan pria itu-berpikir, rencana apalagi yang akan Sean lakukan terhadapnya. Sudah cukup jika ibunya yang sombong itu menganggunya. Jangan pria itu juga ikut menjadi beban dalam kehidupannya.

Sudah terhitung satu minggu Gwen menjauhi Sean. Namun sepertinya pria itu sangat gigih mencari dan merecoki kehidupannya. Seperti sekarang ini-pria itu datang ke kelasnya, membuat semua gadis melirik dirinya dengan tatapan yang bisa saja membunuhnya.

Gwen bersyukur Tuhan menciptakan sepasang mata hanya itu melihat-bukannya untuk membunuh. Setidaknya dia selamat dan bisa bertahan akan tatapan semua gadis-gadis penggemar Sean yang sombong ini.

"Gwen..." Gwen mendengus saat telinganya mendengar nada menyebalkan itu.

"Apa lagi?! Apa sebenarnya yang kau inginkan dariku, Sean?!" Pria itu justru tersenyum miring mendengar teriakan itu terhadapnya.

"Ayo berteman." Ujar laki-laki itu dengan senyum santainya.

Lagi-lagi ajakan itu.

"Iya, iya. Jika itu maumu! Bisakah kau pergi? Lagipula kau sudah mendapatkan keinginanmu, kan?!" Teriak Gwen yang sudah sangat muak-akhirnya, agar mempercepat masalah dan kepergian pria itu, Gwen asal mengiyakan ucapan pria itu.

"Bagus. Nanti pulang sekolah kau ikut bersamaku! Tidak ada penolakan." Gwen merasakan sentuhan lembut di kepalanya-tangan pria itu yang mengacak rambutnya sebelum pergi meninggalnya dalam keterpakuan.

"Astaga Gwen...tadi itu manis sekali." Ungkap Emma begitu dramatis dengan wajah polosnya.

Melihat Sean mengacak rambut perempuan benar-benar kejadian langka.