Dealing with The Jerk | Part 45 - Temptation

73.7K 3.4K 47
                                    

UPDATE!!!

Gak neko neko cuma minta vote sama komen yang banyakkk❤️

HOPE YOU LIKE IT!

Sean terhenyak, hatinya ikut sakit melihat kesedihan Gwen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean terhenyak, hatinya ikut sakit melihat kesedihan Gwen. Sean tahu wanita itu berusaha menahan tangisannya. Ayahnya benar-benar membuat Sean kecewa, dan mengenai Charrisa, Sean yakin jika itu adalah rencana Camila sehingga Charrisa juga hadir disana.

Sementara itu, Gwen menutup pintu kamarnya pelan. Bersandar disana dengan tangan yang membekap mulutnya. Ingin sekali Gwen menangis dengan keras, namun dia tidak mau membangunkan ayahnya yang sudah tertidur. Gwen tidak mau membuat ayahnya khawatir.

"Ya Tuhan, rasanya sakit sekali." Lirih Gwen memukul dadanya sendiri, malam itu dia menangis dalam diam. Tanpa suara hingga lelah menerpa dirinya.

Dealing with The Jerk

Part 45 – Temptation

_______________

Beberapa kemudian Gwen menjalani kegiatannya seperti biasa. Pagi harinya, sebelum dia pergi ke Café dia mengantarkan sang ayah terlebih dahulu ke rumah sakit.

"Kau tidak apa-apa kan, sayang?" Tanya Joseph pada putrinya yang tampak murung. Tidak seperti biasanya, bahkan wajah putrinya itu tampak sembab.

"Gwen baik-baik saja, Papa."

"Apa kau bertengkar dengan, Sean? Papa tidak melihatnya berkunjung beberapa hari ini."

"Tidak ayah, kami tidak bertengkar. Sean sedang sibuk dengan pekerjaannya di kantor,"

"Sebaiknya kau istirahat, Gwen. Kau sudah bekerja keras belakangan ini,"

"Papa tidak perlu khawatir, sebentar lagi Gwen akan pergi ke Café. Segala keperluan Papa juga sudah Gwen persiapkan,"

Joseph mengangguk mengiyakan. Joseph tidak terlalu bodoh untuk tahu jika putrinya sedang tidak baik-baik saja. Joseph bahkan tahu saat Gwen yang memilih mengabaikan panggilan Sean tadi.

"Papa, Gwen berangkat dulu. Hubungi Gwen jika ada apa-apa," Gwen mencium pipi ayahnya sebelum benar-benar berangkat.

"Hati-hati, jangan paksakan dirimu."

"Iya Papa. Jangan terlalu memikirkan Gwen, papa istirahatlah."

Joseph memandang lembut putrinya, "Gwen, apapun masalahnya bicarakanlah baik-baik," ujar Joseph menasehati.

"Iya papa, Gwen menyayangi Papa."

Dalam perjalanan menuju Café, Gwen hanya diam sambil memandang ke arah jendela mobil. Anggaplah dia kekanakan, tapi yang jelas, selama beberapa hari ini dia menghindari Sean ternyata benar-benar sulit untuk dilakukannya. Gwen hanya tidak tahu bagaimana caranya bersikap disaat dirinya yang masih sedih karena sikap ayah Sean yang selalu membayanginya.

DEALING WITH THE JERKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang