🥀04 [Mas Adnan]

3.2K 108 0
                                    

Mata Naira perlahan terbuka, ia merentangkan kedua tangannya dan mulai bangun dari tidurnya. Masih mengusap-usap matanya, ia perlahan berdiri dari tempat tidurnya.

Rupanya ia sudah sadar bahwa saat ini ia bukan sedang berada di kamarnya. Tetapi di kamar tamu rumahnya Adnan.

“Udah bangun kamu.” ucap Adnan saat melihat Naira yang keluar dari kamar tamu sembari mengusap-usapkan matanya.

Naira mengangguk lalu terduduk di sofa ruang tengah sambil menguap. Reflek, Adnan yang melihat hal itu langsung menutup mulut Naira dengan punggung tangan kanannya.

“Kalau nguap itu ditutup. Pantes aja makin hari makin jadi kelakuannya, gara-gara banyak setannya.” ucapan Adnan yang nyelekit dianggap angin lalu oleh Naira. Cewek itu kini sedang sibuk mengganti-ganti channel televisi, dan berhenti di salah satu stasiun televisi yang sedang menayangkan acara Talk Show. Dan bintang tamunya adalah Friska.

Aktris yang terang-terangan bilang ke seluruh media bahwa ia menyukai Adnan. Naira tidak lupa dengan Friska. Karena memang cewek itu musuh pertama baginya.

“Ganti yang lain.” titah Adnan tiba-tiba yang sedang menatap layar ponselnya.

“Kenapa emang? Seru kok ini.” ledek Naira sambil terkekeh jahil. Karena Naira tahu, Adnan sangat tidak menyukai Friska. Dan, itu membuat Naira bersyukur setengah mati. Ia fikir, Adnan menyukai cewek itu juga karena kalau difikir-fikir Friska sangat cantik dan menawan. Tak jarang Para Artis mengatakan cinta kepadanya secara terang-terangan, namun sayangnya selalu ditolak dengan alasan fokus berkarir. Cih, fokus berkarir. Bilang aja sukanya sama Adnan.

Adnan menatap Naira tajam, “Ganti, Naira.”

“Iya-iya, nih diganti. Galak banget sih. Kalau galak-galak nanti seret jodoh. Eh enggak deng, kan jodohnya udah ada.”

“Siapa?” tanya Adnan sambil mengangkat alis kanannya.

Nairapun menunjuk dirinya sendiri sambil tersenyum lebar.

“Mimpi!” ketus Adnan yang kembali fokus menatap layar ponselnya. Sedangkan Naira mengerucutkan bibirnya kedepan.

“Adnan, nanti dateng ya ke lulusan Naira. Tapi sembunyi aja, atau nggak pakai rambut palsu biar nggak ketahuan.”

“Enggak!” jawaban ketus Adnan dengan cepat itu membuat Naira termangu ditempat.

“Adnan mah jahat!”

“Adnan-Adnan, saya itu lebih tua dari kamu! Jangan panggil saya dengan nama. Nggak sopan!”

Naira merengut, “Biasanya nggak protes. Lagian kan udah biasa panggil nama.” setahu Naira memang Adnan tidak protes, namun yang pernah protes itu Neneknya Adnan yang menyuruhnya untuk memanggil dengan embel-embel 'Mas'.

“Dulu saya biarin kamu panggil saya dengan nama. Kalau sekarang, rasanya tidak etis. Karena kamu juga sudah dewasa. Jadi seharusnya tahu tentang norma-norma kesopanan.”

Jangan lupakan fakta bahwa Adnan memiliki otak yang cerdas, sopan santun, dan juga berwibawa. Mungkin sudah dilatih oleh Alfi, papanya Adnan. Karena Adnan adalah pewaris perusahaan MXM Group. Perusahaan yang bergerak dibidang Otomotif itu didirikan oleh Alm. Kakeknya Adnan. Perusahaan itu kini masih dipegang oleh Neneknya, namun karena sering jatuh sakit jadinya sesekali Alfi mengurus perusahaan itu.

Namun tidak terlalu sering juga, karena Alfi mempunyai perusahaan sendiri yang bergerak di bidang makanan ringan. Yang nantinya akan diwariskan ke Alden, adik satu-satunya itu.

“Waktu itu Nenek Ana pernah nyuruh Naira panggil Adnan dengan embel-embel 'Mas' kan? Jadi, kalau Naira panggil Adnan dengan sebutan 'Mas' mau?”

ENGRAVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang