🥀17 [Kenyataan Pahit]

3.8K 110 0
                                    

London, Inggris.

Akhirnya kaki Naira sampai juga di London bersama orangtuanya. Mereka saat ini sedang berada di Hotel, mereka memesan kamar yang Family Room. Agar bisa berada di satu kamar yang sama.

Tahu sendiri Naira itu kalau bangun susahnya minta ampun. Jadi akan lebih baik jika Naira tidur bersama orangtuanya.

Setelah berhasil mendapatkan kunci, merekapun mulai bergegas menuju kamar mereka. Lalu, ketika sudah berada didepan kamar, mereka langsung masuk dan mulai merapikan barang-barangnya.

“Kamu mau mandi dulu, Ra?” tanya Niken yang sedang membuka Kopernya.

Naira menggeleng, “Naira laper, Ma.”

“Yaudah sama Papa yuk ke bawah, kita cari makanan.” ujar Rangga.

“Tuh, udah sana cari makanan sama Papa. Mama disini aja beresin ini.”

Naira mengangguk. Lalu iapun mengikuti langkah Papanya menuju ke lantai satu, dimana Restoran berada.

“Pa, emang kita nggak bisa pesan lewat telfon, Pa?”

Rangga menoleh, lalu terkekeh. “Bisa. Tapi lebih enak beli sendiri. Cari apa yang kita mau.”

Naira manggut-manggut.

“Kamu mau pesan apa, Ra? Nih menunya.” ujarnya sambil menyodorkan menu tersebut.

Naira mulai membacanya dengan fokus.

“Ini semuanya halal nggak, Pa?” Naira mulai was-was.

Rangga mengangguk, “Ini kan ada tulisan Halalnya. Papa sengaja nginap di Hotel ini, karena Restorannya isinya daging halal semua.”

Naira manggut-manggut, “Papa emang pinter. Naira pesan  Rumps n Ribs aja, Pa.”

“Yaudah, Mama samain aja kalo gitu ya.”

“Oke.”

🍃🍃🍃

“Tuh, Ra. Di Perusahaan ini lagi butuh orang buat posisi sebagai Manager Marketing. Kamu kan jurusannya juga sama, Marketing Business. Coba aja ngelamar, Ra. Siapa tahu kamu masuk kriteria mereka. Kapan lagi kan bisa kerja di London?” ucap Niken sambil merangkul dirinya.

Naira menghembuskan nafasnya, “Tapi kan nggak semudah itu, Ma.”

“Nggak semudah itu gimana? Kan kamu tinggal ngelamar, terus nanti ikutin aja syarat-syaratnya. Kalau lolos ya syukur, kalau engga ya yaudah. Nanti kalau kamu di terima, Mama sama Papa bakalan sewain Apartemen kamu selama satu tahun disini.”

Naira menggeleng pelan, “Nggak mau ah, Ma. Ngurusin dokumen-dokumen buat kepindahannya itu yang repot. Naira mau coba kerja di Bandung aja. Soalnya Naira ada panggilan test minggu depan.”

“Heh? Nah itu udah dapet panggilan. Yaudah, Mama doain semoga kamu diterima.”

“Amin, Ma.”

🍃🍃🍃

Sementara itu di Indonesia.
Saat ini Adnan sedang mengobrol dengan Zefanya di sebuah Restoran yang ada di Kemang.

Setelah pulang dari Kantor, Zefanya mengajaknya untuk bertemu. Ada hal yang ingin ia bicarakan pada Adnan. Cowok itupun akhirnya menurut.

“Maaf ya kalau ganggu waktu kamu.” ujar Zefanya sambil tersenyum.

Adnan ikut tersenyum, “Gapapa.”

ENGRAVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang