🥀10 [Bimbang]

3.3K 115 0
                                        

Naira baru saja pulang dari Kampus. Cewek itu memakirkan motornya didepan halaman rumahnya. Ia lalu menaruh helmnya di kaca spion dengan hati-hati.

Wajahnya kelihatan sangat lelah. Ya karena memang sebelum pulang ada adegan kejar-mengejar seperti di film India. Itu karena Adit yang menyembunyikan kunci motornya, dan Nairapun mengejarnya dengan kesal. Sampai dia merasa kelelahan akibat ulah Adit. Memang sahabatnya yang satu itu tidak pernah waras sama sekali. Dia jadi bingung kenapa bisa cowok itu menjadi sahabatnya sekarang.

“Naira. Beliin gula, garam, sama minyak dulu gih di minimarket depan. Sebentar aja. Mama soalnya lagi gosok nih.” ucap Niken tiba-tiba yang muncul dari arah ruang tengah.

Baru saja Naira menginjak lantai rumahnya, sudah disuruh oleh Mamanya. Tanpa basa-basi lagi, Nairapun mengadahkan tangannya. Nikenpun langsung memberikan dua lembar uang ratusan ribu kepada Putrinya itu.

“Naira berangkat, Assalamualaikum.” ucapnya lesu sambil bersaliman kepada Niken.

“Ya. Wa'alaikumsalam.”

Lalu Nairapun kembali menyalakan mesin motornya dan mulai melaju pergi. Sesampainya di minimarket. Naira langsung masuk ke dalam setelah memakirkan motornya.

Ia kemudian berjalan ketempat dimana gula, garam, dan minyak berada. Saat ia ingin mengambil gula, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya.

“Naira?” ujar cowok itu sambil memasang senyuman lebarnya. Naira terbelalak kaget dan langsung mengganti ekspresi wajahnya dengan senyuman tak kalah lebar.

“Kak Reynald? Kok bisa ada disini?” tanyanya bingung. Reynald terkekeh pelan.

“Iya. Mau pergi sama Adnan. Cuma mampir dulu kesini buat beli minum. Itu dia didepan lagi parkir. Kamu apa kabarnya, Ra? Udah lama ya kita nggak ketemu.” ucapnya tersenyum sambil memperhatikan Naira dari atas sampai bawah.

Naira tersenyum lembut, “Baik, Kak. Kakak sendiri gimana kabarnya?”

“Puji Tuhan baik Ra.”

Naira mengangguk, “Emangnya kalian mau pergi kemana?”

“Oh, kita mau ke perusahaan Neneknya Adnan. MXM Group. Ada urusan bisnis disana. Dia minta Kakak sama team Kakak membuat beberapa hidangan makanan untuk acara perusahaannya nanti. Sekalian mau survey dan meeting disana.”

Naira manggut-manggut. “Wah keren dong, ya. Kak Reynald emang hebat!” pujinya tulus, Reynald tertawa pelan sambil mengacak-acak rambut Naira gemas.

“Kamu makin cantik aja sih, Ra. Kakak sampe pangling loh tadi.” ucapnya jujur. Naira langsung mendongak menatap Reynald dengan terkejut.

“Ohya? Masa sih, Kak?” tanyanya tak percaya. Namun sebelum Reynald menjawab ada seseorang yang datang sambil berdeham.

“Nah nih Adnan. Lama banget lo, Nan.” ucap Reynald menatap Adnan yang berdiri disamping kirinya.

Adnan menatap Naira, sedangkan cewek itu malah fokus mengambil gula dan memasukkannya ke dalam keranjangnya.

“Susah parkirnya.” jawabnya singkat. Reynald manggut-manggut.

“Yaudah gue cari minuman dulu ya. Lo kalau mau beli apapun, ambil aja, gue yang traktir. Naira, kamu juga nanti nggak usah bayar. Biar Kakak yang bayar. Kakak ke tempat minuman dulu, ya.” Naira mengangguk dan tersenyum ramah.

Lalu cewek itu melangkah menjauhi Adnan dengan berpura-pura mencari snack untuk ia taruh di ranjang. Namun, saat ia ingin menghindar lagi, tiba-tiba sebuah tangan menahan lengannya.

ENGRAVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang