🥀12 [Kisah Reynald]

2.4K 68 4
                                    

Saat ini semua keluarga Adnan sudah berada di Bandara Soetta. Setelah kemarin memberikan conferensi pers, tentang pengunduran dirinya dari dunia keartisan, dan dimana seluruh penggemarnya kecewa berat namun akhirnya mereka mau mengerti, dan juga Sutradara film yang Adnan mainkan dan akan rilis tahun depan merasa berat karena berita dadakan yang diberikan oleh cowok itu. Namun saat Adnan menjelaskannya secara pribadi, akhirnya ia mau mengerti, walau nanti tahun depan Adnan tidak akan ikut untuk promosi film, namun tetap saja Adnan akan tetap mendapatkan honornya.

Dan tibalah saatnya hari ini, hari dimana Adnan harus pergi ke Kantor Cabang yang ada di Korea, karena terjadinya masalah disana.

Setelah penobatan Adnan yang ditunjuk sebagai CEO baru di MXM Group, oleh Neneknya dua hari sebelum ia berangkat ke Korea, Adnan mulai merasa ada beban berat yang ia pikul di kedua bahunya. Ini bukan seperti ia mengangkat beban berat berpuluh-puluh kilo seperti waktu ia melakukan fitness.

Ini lebih dari pada itu. Beban dimana jika ia pincang sedikit maka akan fatal akibatnya. Ia harus bisa menyeimbangkan kedua bahunya. Untuk bisa tetap stabil. Kira-kira seperti itu perumpamaannya.

Saat ini Naira ikut untuk mengantar kepergian Adnan dengan air mata yang sudah bertengger sejak tadi di pipinya. Ia pergi bersama kedua orangtuanya. Ia bahkan bolos kuliah hari ini demi bisa mengantar Adnan.

Awalnya Adnan bertanya padanya apakah ia bolos kuliah atau tidak, namun Naira dengan bohongnya berkata jika hari ini ia libur kuliah karena Dosennya tidak masuk. Adnanpun dengan polosnya percaya dengan perkataan cewek itu.

Now you have to go, sir.” ucap salah satu Bodyguard yang sejak tadi mengawal Adnan dari rumahnya. Adnanpun mengangguk dan menatap ke keluarganya satu persatu, dan terakhir ia menatap Naira.

“Ma, Pa, Nenek, Tante, Om, Adnan pergi dulu ya. Naira, Aiden, Mas pergi dulu. Nanti kalau urusan Adnan udah selesai, Adnan pasti bawain kalian oleh-oleh dari Korea. Doakan agar urusan disana cepat selesai.” ucap Adnan sambil tersenyum tipis sambil bersaliman dengan mereka.

Mereka mengangguk-anggukan kepalanya sambil menitikkan air matanya.

“Jaga diri kamu baik-baik disana. Nanti ada yang mendampingi kamu di Korea, namanya jangan sampai kamu lupa, Park Nam namanya.” ucap Neneknya sambil membersihkan air matanya dengan tissue.

Adnan mengangguk lalu memeluk mereka satu persatu. Dan terakhir ia memeluk Naira, cewek itupun langsung memeluk Adnan dengan erat sambil mengeluarkan air matanya dengan isakan kecil.

Adnan mengelus-eluskan punggung Naira dengan pelan. “Udah, jangan nangis.” ucapnya pelan.

“Ha--hati-hati ya, Mas Adnan. Nanti kalau ada apa-apa kabarin ak--Kabarin keluarga Mas maksudnya.” ucapnya cepat diakhir kalimat saat mendapati pelototan dari Adnan.

“Nanti pulang dari Korea bawain oleh-oleh produk make upnya SMTOWN ya, Mas. Hehehe...” katanya cengengesan sambil membersihkan air matanya dengan tissue.

Semuanya tertawa sedangkan Adnan malah menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berdecak.

“Yaudah kalau gitu, Adnan pergi dulu. Jaga diri kalian baik-baik.” lalu cowok itupun melambaikan tangannya dan langsung pergi bersama para pengawalnya.


🍃🍃🍃

“Bangke! Bau Bangke ini anjrit! Lo belum mandi ya, Cil?!” ucap Adit sambil mengendus kearah Naira.

Cewek itu langsung memukul bahu Adit dengan buku tebalnya. “Enak aja, lo kalau ngomong nggak pernah diayak ya!”

Adit mengendus-ngendus lagi. “Tapi lo nyium, nggak?”

ENGRAVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang