🥀16 [Move On?]

4.1K 128 1
                                    

Satu tahun sudah Adnan berada di Korea. Bahkan ia sedikit bisa berbahasa negeri gingseng tersebut. Dan Naira juga sudah lulus kuliah.

Kini cewek itu sedang mempersiapkan lamaran pekerjaan ke beberapa perusahaan.

Naira tahu Adnan akan pulang dari Korea. Hari ini adalah kepulangan cowok itu. Keluarganya sudah berangkat ke Bandara Soetta. Sedangkan dirinya, memilih sibuk untuk mempersiapkan lamaran pekerjaannya.

Lagipula ia bukan siapa-siapanya. Ia juga bukan dari keluarganya. Untuk apa ia ikut? Ia juga harus mempersiapkan beberapa barang-barang keperluannya untuk berangkat ke London. Sesuai janji sang Ibunda, jika ia lulus dengan nilai bagus, dia akan mengajak Naira untuk liburan ke London.

Rangga sang Papa menyarankan Naira untuk mencari-cari pekerjaan disana. Bukan hanya sekadar liburan semata. Siapa tahu rejeki itu berpihak padanya. Lagipula bekerja di luar negeri tidaklah buruk. Ia akan memiliki banyak pengalaman, karena budaya yang berbeda, dan juga dipenuhi orang-orang yang berbeda pula.

Besok, ia akan pergi ke London bersama kedua orangtuanya. Dan ia berharap ia tidak akan bertemu dengan Adnan hari ini dan juga besok. Karena semenjak dia tahu soal fakta tentang Adnan yang berciuman dengan Friska, membuatnya sangat kecewa dan sakit hati. Memang itu tuntutan peran, tapi Naira kecewa karena adegan ciuman itu ternyata tidak dimasukkan ke bagian filmnya setelah Naira menontonnya lagi.

Jadi ia fikir, Adnan dan Friska memang punya hubungan spesial yang semua orang tidak tahu. Dan Naira benci akan fakta itu. Ditambah Adit yang mengolok-oloknya terus. Dia semakin muak dengan semua perasaannya.



🍃🍃🍃

"Ya Allah, Mama kangen banget sama kamu Adnan." ucap Devi sambil memeluk Adnan dengan erat.

Cowok itu tersenyum lebar dan membalas pelukan Ibunya. Papa, Nenek, dan Alden ikut memeluknya karena saking rindunya kepada cowok itu yang sekarang terlihat semakin gagah.

Mata Adnan bergerak kesana-kemari, seperti mencari-cari sesuatu, namun saat hasilnya nihil, ia kembali menatap keluarganya dengan senyuman.

"Kita makan dulu, ayo. Habis itu kita pulang." ujar Alfi bersemangat, dan diikuti anggukan oleh semuanya.

🍃🍃🍃

Naira baru saja ingin keluar rumah karena ingin membeli sesuatu di Minimarket, namun sayangnya, ia tidak sengaja melihat Adnan yang baru saja sampai di rumahnya.

Cowok itu semakin tampan, dengan tubuh yang atletis, kulitnya yang semakin putih, dan rambut yang klimis terkesan seksi. Jantung Naira hampir saja mau copot, kalau saja ia tidak sadar bahwa ia ingin move on dari cowok itu.

"Eh Mas... Udah pulang." sapanya duluan, berusaha tenang.

Adnan bergumam, "Mau kemana?" tanyanya sambil memiringkan wajahnya.

Naira tersenyum tipis, "Ini mau ke Minimarket. Duluan ya, Mas." ucapnya yang langsung pergi dengan motornya tanpa melihat lagi kearah Adnan yang saat ini melihatnya dengan alis mengerut.

Setelah hampir satu jam lamanya Naira berada di Minimarket, cewek itupun kembali pulang.

Sesampainya dirumah ia langsung memikirkan motornya di bagasi, kemudian melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah, namun tiba-tiba suara Adnan menginterupsinya.

ENGRAVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang