Bab 9 Selamat Datang Surabaya

65 6 0
                                    

Bismillah, Happy Reading😉😍😍😍

Saat sepertiga malam, Ana terbangun dengan mengumpulkan kesadaran buat melaksanakan shalat lail. Dilihatnya Alfin yang masih terlelap, Ana tidak sanggup buat membangunkan Alfin.

Ana berjalan memasuki kamar mandi buat mengambil wudhu. Ia hanya akan mengerjakan shalat lail dua rakaat saja. Karena sebentar lagi adzan shubuh. Ia rasanya malu kepada Allah. Ia telat dalam berjumpa kepada Sang Ilahi yang telah memberikan kesempatan kepada dirinya buat bersatu dengan Alfin. Tangis Ana meluncur cepat di mukena putih yang ia pakai. Setelah melaksanakan shalat lail, ia bertadarus dulu. Menunggu adzan shubuh dan ia akan membangunkan Alfin untuk shalat berjamaah dengan dirinya. Namun Ana masih memikirkan di mana semua bajunya yang ada dalam kamar. Rasanya ia tidak habis pikir, hanya dalam sehari, seluruh bajunya lenyap entah kemana. Dan ia tidak tahu siapa yang berani mengambilnya dalam balik kamar ini.

Ana masih saja melantunkan kalam Allah yang membuat dirinya menjadi damai. Ia merasa beban dalam pikirannya merasa lenyap seketika saja. Di sisi lain, Alfin yang terbangun mendengar lantunan kalam Allah merasa tertampar, dihempas semakin dalam ke jurang yang sangat gelap.

Alfin yang mendengar kalam Allah yang Ana bacakan dengan sangat lembut. Mengingat betapa lalai dirinya selama ini. Ia hanya sibuk mendengarkan lagu-lagu barat yang tidak ada manfaatnya. Di mana kalam Allah sangat indah, tak ada tandingan dimuka bumi ini. Hanya dengan mendengarnya, mampu menenangkan hati yang sedang dilanda galau. Jika ingin membandingkan dengan deretan syair-syair pemuka sastra maka tak akan ada bandingannya. Hanya kalam Allah yang memiliki untaian-untaian merdu yang mengandung kata-kata cinta hanya untuk Allah. Sungguh Maha Besar Allah yang memberikan kitab suci untuk menjadi sahabat kita kelak yang menerangi dalam kegelapan kubur yang membantu kita dalam perhitungan amal kelak.

Alfin yang pernah mendengar Ana berbicara saat semasa SMA, walaupun saat dulu ia hanya menganggap angin lalu saja, namun mampu membawanya ke dalam memori itu. “Al ... kamu tahu tidak, Al-Quran itu adalah surat cinta dalam hidupku. Karena ia mampu membuatku bertahan sampai saat ini. Masya Allah sekali makna yang terkandung di dalamnya, jika kita mampu mengamalkan isinya. Sebagai contoh, saat kita sedang dilanda sakit hati, satu ayat saja ... mampu membuat hatimu berdesir hebat. Tapi saat kita sedang sakit hati, namun mendegar lagu-lagu seperti nasyid, lagu korea yang sedang hangat jadi lagu favorit anak muda zaman sekarang. Pasti dirimu akan cepat bosan, walaupun lagunya sangat enak didengar, tapi kita pasti akan memiliki titik jenuh dan sampai bosan.

“Namun Al-Quran sangat berbeda, bahkan sangat unik. Kita mampu membacanya, namun jauh dari kata tak paham akan artinya. Dimana saat kita dilanda sedih, dengan mendengarnya tak ada kata bosan yang hinggap dipikiran kita. Bahkan setiap hari kita membacanya saat shalat, namun semua itu tidak membuat kita bosan, namun lagu-lagu yang sering diputar akan membuat kita cepat bosan. Jadi, bagaiaman Al? Apa kamu sudah paham! Mengapa selama ini aku menganggap Al-Quran sebagai surat cinta. Itulah kisahku yang semoga mampu membuat kamu juga jatuh cinta dengan Al-Quran.”

Perkataan Ana setahun lalu masih sangat terbekas dalam jiwaku. Walaupun aku selalu membacanya, hanya saja aku tidak menganggapnya sebagai kekasih sama seperti anggapan Ana. Selama ini, aku hanya akan membuka kitab itu, jika  dilanda masalah.

Astagfirullah ... betapa malunya aku, jika itu semua masih terjadi sampai saat ini. Namun, Alfin sekarang sadar, bahwa dirinya yang dahulu tidak sangat mencintai Al-Quran. Betapa hina dirinya yang terdahulu. Zaman jahiliyah dirinya. Untung saja ia tidak pernah berpacaran.

Dari zaman terdahulu sampai sekarang, membuat kita malu. Karena apa? Karena masih banyak saudara semuslim kita yang masih sangat terbata dalam membaca Al-Quran, padahal Al-Quran mampu menjadi Nur (cahaya) bagi diri kita. Menjadi pedoman hidup, bahkan sepanjang hidup kita. Sejak kita dilahirkan sampai menuju ke liang lahar. Semua akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak. Di mana dari setiap detik, jika kita mampu menemukan sebuah perkumpulan, masih sangat banyak yang terbata dalam membacanya, apalagi ingin mengamalkan kandungan yang ada.

Mimpi Sang WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang