Bab 20 Kacau Kembali

46 5 0
                                    

Bismillah, Happy Reading😄😍
Gimana Ada yang puasa nungguin Alfin balik lagi heheh😄

Malam yang  penuh bintang, memanjakan dua mata yang mungil. Melangkah agar mudah menata hati yang telah terpaut pada tempatnya. Bukan tempat yang salah pada orang lain...”
salfiana Ilyas

Malam ini aku bersama Kak Alfin sedang menatap bintang berdua di tengah taman. Aku menyandarkan kepala ini di pundak Kak Alfin. Rasanya bebanku terasa terhempas di pundak Kak Alfin. Tanganku digenggam erat olehnya. Membuatku nyaman tanpa ada rasa canggung. Entah ini doa dari Kak Alfin yang telah menyadarkanku sekali lagi. Kubalas genggaman jari itu dengan mengeratkannya lagi. Dan kini Kak Alfin sudah memelukku erat kembali.
Aku yang mendapat tindakan spontas merasa bahagia. Tidak akan ada wanita yang tidak bahagia dengan semua yang diberikan oleh suaminya sendiri. Aku mengambil kedua tangan Kak Alfin yang sudah aku ciumin dengan pelan. Rasanya aku mendapatkan keberanian melakukan hal itu untuk menyenangkan Kak Alfin. Aku sangat senang melihat bintang berdua dengan kak Alfin.

Tiba-tiba ada yang menyadarkan mimpi indah ini, aku melihat Kak Alfin melepas tangan aku seketika. Ia berdiri menghampiri Rezky yang berjalan ke arah kami. Aku yang melihat Rezky datang merasa kaget juga. “Ada apa ya ia datang kemari tengah malam begini di taman sendirian?” pikirku tetap duduk di kursi. Sedangkan Kak Alfin sekarang tengah mengepal kedua tangannya.

Rezky berjalan mendekati kami berdua, aku masih penasaran dengan apa maksud tujuan mendatangi kami, padahal tidak ada yang tahu bahwa kami sedang berada di taman sendirian, padahal sudah larut malam.

Semakin dekat langkah Rezky untuk menggapai kami. Aku menahan Kak Alfin untuk tetap duduk walaupun tadi sudah berdiri karena sudah terusik oleh kedatangan Rezky.

Tiba-tiba saja Rezky membuka suara, memulai percakapan dengan kami berdua. “Alfin, aku mau minta maaf sama kamu, kuharap permintaan maafku akan diterima sebelum aku pergi meninggalkan Indonesia dan menetap di Eropa.
Aku yang mendengar itu seolah menerka-nerka kenapa ini? Apa yang terjadi, Mengapa Rezky ingin pergi, padahal kami baru saja bertemu. Ya, walaupun baru beberapa hari ini. Tapi, jujur aku merasa bahagia dengan pertemuan ini karena aku kembali tersadar bahwa ada sosok yang pernah menyayangiku dan menjagaku selama di sekolah. Dalam hati ini aku tak henti-hentinya mengucap syukur betapa aku kurang bersyukur selama sekolah karena masih ada dua pemuda dengan baiknya memberikan pertolongan dan kasih sayang itulah suamiku sekarang dan sahabatku yang akan pergi kembali meninggalkanku.

Walaupun awalnya kekacauan yang kulihat dalam sorot mata Kak Alfin. Namun, karena niat baik dari Rezky hanya untuk meminta maaf sudah memudarkan kekesalan Kak Alfin. Terlihat jelas dari hembusan nafas yang aku dengar dari Kak Alfin.

“Maaf ya Alfin! Pasti kamu salah paham selama aku dekat kembali dengan Ana. Tapi dalam hatiku juga hancur mengetahui bahwa Ana sudah menikah. Jujur saja aku pernah berniat menikahi Ana. Tapi setelah tahu bahwa suami Ana adalah seseorang seperti kamu aku yakin kamu mampu menjaga Ana lebih baik daripada aku. Jagalah Ana seperti kamu menjaga dirimu,” pinta Rezky.

“Tanpa kamu minta aku akan menjaga Ana, karena dia adalah sosok yang aku cintai dan terlebih lagi ia adalah istriku dan ibu dari anak-anakku kelak.”

Aku yang mendengar dua pemuda saling berusaha menjagaku seolah membuat cairan bening tiba-tiba saja meluncur damai menghiasi dua pipiku. Malam ini aku sungguh bahagia, melihat pemandangan dua pemuda saling berjanji untuk menjaga wanita seperti aku. Padahal masih banyak wanita yang lebih pantas untuk mendapatkan kasih sayang dan perlindungan dari dua pemuda itu. Tapi, aku lagi-lagi tak lupa mnegucap syukur, karena kesabaranku selama ini memberikan kenangan terindah untuk malam ini.

“An, aku harap kamu bahagia dengan Alfin. Walaupun aku harus pergi dari kehidupan kamu, aku harap kamu tetap seperti Ana yang kuat dan tegar walaupun masalah yang melanda akan lebih besar daripada ini kedepannya,” harap Rezky.
“Iya, aku akan selalu berusaha tegar dan kuat.”

Rezky yang melihat dan mendengar balasan dari orang yang ia sayang sudah agak tenang, karena ia tahu setelah kepergian dirinya mungkin ia tak bisa banyak membantu. Sebab ia pernah mendengar bahwa hidup Ana tak akan tenang karena Dini merencanakan sesuatu yang jahat pada diri Ana. Dan Rezky yang tahu itu tak akan tinggal diam melihat orang yang pernah bertahta dalam hatinya harus kembali menderita. Ia bertekad untuk menjaga Ana walaupun ia harus pergi ke Eropa untuk mengubur benih-benih cinta yang akan semakin memucak jika ia tetap tinggal dan berada dekat lingkungan Ana. Ia sudah menyewa seseorang untuk menjaga Ana. Ia tidak mau melihat Ana kembali tersiksa. Karena ia tahu selama ini Ana pasti tersiksa karena dirinya. Rezky tahu bahwa Ana disiksa karena Dini menyukai dirinya. Hal itulah yang mendorong Rezky untuk menebus segala kesedihan diri Ana.

“Rez, selama kamu berada di Eropa aku harap kamu belajar untuk membuka hati kamu. Jangan kamu siksa dirimu akan cintamu ke aku. Aku mau kamu bahagia dengan wanita yang lebih baik daripada aku. Aku yakin kamu akan mendapatkan itu. Kamu orang yang baik, pasti banyak wanita yang akan mencintai kamu.”

Ana yang mengatakan seperti itu, membuat Alfin merasa senang. Mengapa tidak? Alfin tahu sejak dulu, bahwa Ana tidak menyadari rasa yang ia simpan semasa sekolah adalah untuk Rezky. Tapi, Alfin sudah bahagia karena Ana menyadari cinta yang hadir untuk dirinya.

“Terima kasih An, insya Allah aku akan berusaha melupakan cinta ini. Aku belajar banyak dari diri kamu, bahwa cinta ini untuk istriku kelak. Tapi, aku juga bersyukur bahwa aku tidak salah karena pernah menyukaimu sebagai cinta pertamaku dalam hidup. Engkau sosok wanita yang menjadi idaman jika seseorang sudah mengenalmu.”

***

Setelah kepergian Rezky, Ana dan Alfin kembali ke kontrakan mereka. Malam yang semakin larut membuat tubuh mereka harus beristirahat. Setiba di rumah, Ana masuk untuk membersihkan dirinya, begitupun Alfin setalah Ana keluar dari kamar mandi.

Ana sudah merebahkan tubuhnya setelah membaca doa tidur, dan disusul oleh Alfin yang siap menyusul istrinya. Tak lupa pula ia berdoa meminta kebahagian dan kerukunan rumah tangganya kelak. Tak lupa pula ia mencium kening Ana yang belum tertidur akibat mendengar pinta Alfin pada Allah. Ana yang merasa sangat bahagia dengan doa suaminya mengaminkan segala doa-doa dari Alfin sebelum ia benar-benar  tertidur.

Cintai saja dengan niat Allah...
maka cinta itu tak akan pernah menyakitimu.
Bencilah cinta itu, jika didalamnya membawa kesesatan...

Mimpi Sang WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang