Bab 24 Cintaku Sakitku

42 2 0
                                    

Deruh napas ini semakin sesak, membelenggu asa pada harapan Sang Kuasa
@salfianailyas

Langkah demi langkah terdengar memecah kesunyian. Menampilkan perjalanan manusia seakan tak akan pernah berhenti. Menyatukan asa pada harapan, bahwa akan ada masa yang bahagia bila cinta telah menyatu dengan kuat.

Tangan yang tergandeng menyikapi rindu yang telah lama bersemi dalam jarak. Membentang asa agar cinta masih berkembang dan mekar sesuai janjinya pada seorang kekasih yang telah halal merebut kasih dalam hidupnya.

"Ana, andai kamu telah pergi sebelum diriku, aku berjanji akan tetap mencintaimu walau raga tak akan pernah kudekap lagi".

"Wkwkwk, Kak Alfin ... Kak Alfin ngomong apa sih, Ana kan masih ada di dekat kakak. Jangan ngomong sembarangan. Perkataan itu doalah loh kak". Sahut Ana.

"Hey, Come here honey ...." Alfin menggerakkan kepalanya, memberi tanda agar aku mendekat.

Ana langsung mendekatkan dirinya untuk duduk berdampingan disebelah Alfin. Di sisi lain Alfin semakin mendekat ke Ana. Dipeluknya Ana dengan sangat erat sampai Ana merasakan sesak di dadanya.

"Kak, lepasin gih pelukannya, malu tahu di lihatin orang di taman".

"Kok malu sih, kan aku suami kamu sayang, bebas mau apa aja sama kamu. Aku juga bebas nyium kamu hehehe".

Tawa Alfin memecah keheningan taman. Saat taman hanya tersisa beberapa pasangan muda-mudi yang saling memadu kasih. Tapi, kebanyakan pasangan anak muda yang belum menikah lebih tepatnya.

Sementara Ana yang mendengar kekehan dari Alfin menimbulkan ronah merah. Memancarkan aurah yang membuat Alfin semakin ingin mendekap Ana lebih lama hingga Ana bosan dengan dirinya.

Malam semakin larut, dua insan yang saling mencintai dalam suka dan duka ini telah kembali ke apartemen Ana. Berjalan menyisiri jalan yang penuh romansa romantis. Mengalahkan janji anak muda yang hanya bisa menggombal pasangannya tanpa status apapun.

***

Terpaan angin yang masuk lewat celah jendela mengundang dua kekasih ini menghabiskan waktu sejenak dengan tilawah. Alfin yang memeluk Ana dari belakang. Sedangkan Ana bertilawah sambil memandang bintang yang sangat indah. Keduanya saling melafadzkan kalam Allah dengan saling mencurahkan cintanya bersama malam yang semakin larut. Setelah tilawaha Alfin mengecup kening Ana dengan lama. Menyalurkan ketenangan bagi istrinya. Sedangkan Ana menutup matanya dengan mengucap syukur kepasa Allah yang telah memberinya kesempatan untuk bersatu dengan Alfin. Walaupun sekarang ada bom yang bersarang dalam kepala Ana tanpa Alfin tahu.

"Sayang, tilawahnya selesai dulu ya, aku mau manja-manja sama kamu," kekehan Alfin yang membuat Ana menahan tawanya. Seakan Ana sangat berharga dalam hidup Alfin.

Alfin merasa bahagia karea hasratnya bisa disalurkan sebab kemarin-kemarin Ana sedang sakit dan membuat dirinya harus menahan hasratnya selama seminggu.

Sementara Ana langsung duduk di atas ranjang dengan meluruskan kakinya hingga Alfin bebas menjadikan paha Ana sebagai bantalan. Sementara Ana mengusap rambut Alfin dengan tenang. Alfin yang merasakan cinta dari Ana seolah membiusnya agar segera berlari menuju alam mimpi. Sementara Ana yang memandangi suaminya tersenyum bahagia melihat wajah tampan yang telah tertidur dalam pangkuannya.

"Selamat malam, selamat tidur hubby, semoga kamu bahagia memilih aku menjadi bagian dari tulang rusukmu. Aku mencintaimu karena Allah, semoga Allah memberiku kesempatan yang lebih agar terus melihatmu tersenyum." Cairan bening itu sampai terjatuh di pipi Alfin. Ana kelabakan sendiri melihat wajah Alfin yang terkena tangis bahagianya. Lalu, Ana menyusul Alfin ke dalam mimpi sambil memegang tangan suaminya.

***
Adzan shubuh di nada dering Hp Alfin membuat keduanya terbangun. Tapi, Alfin yang super cuek semasa sekolah telah berubah karena cinta yang ia rasakan dari Ana. Alfin hanya mempererat pelukannya seolah lupa bahwa shubuh telah usai.

"Kak, kok malah pelu erat sih, sudah shubuh nih kak". Cecar Ana karena tidak ada gerakan Alfin akan melepas pelukannya.

"Iya sayangku, kok sekarang bawel ya, biasanya juga tidak nolak aku kekep terus wkwkw", sahut Alfin sambil mengangkat selimut hingga bagian tubuh Ana tersingkap hingga membuat senyum mesum Alfin kambuh seketika.

Alfin yang melihat kesempatan langsung menggendong Ana dengan menatap wajah teduh istrinya yang imut. Ana yang ditatap hanya bisa bersembunyi di dada bidang Alfin. Alfin melancarkan aksinya dengan memandikan Ana di bathub apartemen Ana. Apartemen bisa dibilang paket komplit karena bisa membuat kedua insan ini menjalankan sunnah rasul yang bernilai ibadah. Ana yang dimandikan oleh Alfin tak marah karena ia paham dengan ajaran Nabi.

Seusai mandi bersama mereka menunaikan shalat shubuh bersama. Setelah salam, Ana mengaminkan doa-doa suaminya. Lalu mengecup kening Ana. Dan tiba-tiba saja tubuh Ana ambruk dalam pelukan Alfin. Seketika Alfin shock membuat ia berhenti berpikir. apakah inilah cobaan dari Allah? Bahwa cintaku adalah sakitku.

Alfin tanpa berpikir panjang mengguncang tubug Ana. Berusaha membangunkan istrinya. Tapi, hanya cairan merah segar yang keluar dari hidung Ana hingga Alfin semakin merasakan sesak melihat istrinya tak berdaya.

***
Alfin terus menemani Ana di UGD. Hanya Alfin karena keduanya masih di Inggris. Mereka belum pulang karena Ana belum di wisuda. Berbeda dengan Alfin meninggalkan wisudanya demi melepas rindu yang bergejolak.

Alfin terus melafalkan doa sebab Ana juga belum sadar selama tiga jam. Alfin semakin pusing ada apa dengan istrinya. Apa ada penyakit serius hingga Ana bisa terjatuh sakit kembali. Padahal baru kemarin keduanya merajut cintanya dalam hubungan suami istri. Itupun karena Ana menyanggupi permintaan Alfin.

***

Next, Ana usahain update terus ya sahabat Jannah..😍
JANGAN SEDIH PAKE BANGET MELIHAT ANA SAKIT.

Mimpi Sang WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang