8. Siapa Dia?

149 82 16
                                    

Playing now: INSOMNIACKS - Pulang (Piano Version)

-

Sekali pun kamu melihat pria lain bersamaku, kamu tetap kesayanganku, percayalah.

Sagita Arsy Syfana

-

Sudah sepekan berlalu. Sagita tidak kunjung masuk sekolah. Hari-hari Priska jalani tanpa adanya teman sebangku. Teman-teman 10 IPA 2 juga sudah menjenguk Sagita hari Sabtu kemarin. Pasti Sagita belum pulih sepenuhnya, makanya dia belum masuk sekolah, pikir Priska sambil menatap kosong papan tulis.

Kini pelajaran Fisika sedang berlangsung di kelas 10 IPA 2. Lagi-lagi Priska tidak fokus belajar, ia selalu kepikiran pada Sagita. Mengapa Sagita tak kunjung masuk sekolah, itulah yang ada di pikirannya. Sakit apakah gadis tersebut, pertanyaan-pertanyaan seperti itu selalu menghantui pikiran Priska sejak pagi. Ia pun akhirnya memutuskan untuk izin ke toilet.

"Pak, izin ke toilet, ya," ujar Priska meminta izin sambil mengangkat tangan kanannya pada guru Fisika yang sedang menerangkan materi di depan.

"Ya, jangan lama-lama."

Priska berjalan sendirian menuju toilet. Sengaja ia lambat-lambatkan langkahnya. Toilet bukan tujuan sebenarnya. Aslinya, ia tidak ada niatan sedikit pun untuk ke toilet, ia izin ke toilet hanya untuk menenangkan pikirannya saja.

"Apa gue jenguk Gita aja, ya?" tanya Priska pada dirinya sendiri.

Ia melihat jam tangannya. 'Sebentar lagi bel istirahat siang, ini lumayan lama.' Ia pun berniat untuk menjenguk Sagita. Berlari menuju parkiran, bukanlah suatu hal yang meringankan. Sesaat baru sampai di koridor aula, Priska dikagetkan oleh sosok Leo yang datang menghampirinya dengan tiba-tiba.

"Astagfirullah kaget," ujar Priska terperangah melihat Leo.

Leo yang baru datang dengan tangan di dalam saku celanan langsung menyecarkan pertanyaan. "Mau ke mana lo?" tanya Leo.

Priska sedikit menundukkan kepalanya dan bersiap untuk menjawab pertanyaan Leo. "Parkiran," jelas Priska terang-terangan namun dengan hati-hati.

Leo menekuk kedua tangan di depan dadanya. Menggelengkan kepalanya dan berujar, "Lo tau gue siapa? Gue ketos!"

Priska tak menyangka Leo akan berkata seperti itu. Ia mundur selangkah menjauhi Leo. "Kalo lo ketos, ya terus kenapa, Kak?" remeh Priska.

"Tujuan lo apa ke parkiran kalo bukan buat cabut? Gak ada murid Carem yang boleh cabut di bawah pimpinan ketos Leo!" cercah Leo sambil menekankan ucapan pada kata Leo.

"Hahaha." Priska memaksakan tawanya. "Kesombongan lo boleh juga, Kak! Tingkah lo selangit!" ejek Priska sambil menatap sinis. "Lagi juga, gue mau jenguk Sagita!"

Raut muka songong milik Leo luntur seketika. Seakan ada badai topan yang baru saja lewat membawa pergi kesombongan milik Leo. Dalam pikiran Leo, mengapa ia sangat lemah dengan hal-hal yang berkaitan dengan Sagita. "Oke, gue ikut."

—•—

Priska dan Leo keluar dari dalam lift. Mereka telah sampai di lantai 3 RS Harapan di mana tempat Sagita dirawat. Mereka saling diam tak bicara sejak menuju rumah sakit ini. Priska pun membuka pembicaraan. "Lo tau kamar Sagita, Kak?"

Leo mengerutkan dahinya. Menengokkan kepala ke lorong sebelah kanan dari pintu lift. "Sial, gue lupa. Tadi kenapa gak tanya di depan?"

Priska tak menggubris Leo. Ia berjalan menjauhi lift dan mendahului Leo yang masih terdiam di depan pintu lift. Baru saja berjalan beberapa langkah ia dikejutkan oleh makhluk merangkak tertutup kain kafan. Langsung saja mata Priska tertuju pada makhluk itu.

Sagita [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang