30. Bahan Gosip

42 24 2
                                    

Happy reading❤️!

-

Gak usah diurusin. Percuma juga ngurusin benalu. Bermanfaat kaga, makin ngeganggu, iya.

Reganteng Fahrezi Wicaksono

-

Berita tentang satu siswa kelas 12 yang digelandangkan ke pihak berwajib sudah tersebar di SMA Carem. Padahal, yang mengikuti sidang itu hanya orang-orang tertentu. Bagaimana berita itu bisa tersebar luas dengan mudahnya?

Berita itu dengan sangat mudah tersebar, karena SMA Carem memiliki akun gosip atau lambe turahnya sendiri. Siapa yang ada dibalik akun itu tidak ada yang mengetahuinya. Akun itu juga sempat dicekal oleh pihak instagram, karena banyaknya akun yang me-report akun tersebut.

Itu semua atas perintah kepala sekolah yang menyuruh siswa-siswi Carem untuk me-report akun tersebut. Namun, akun baru malah muncul lagi ke permukaan. Sampai sekarang akun itu tambah besar. Seakan-akan percuma untuk menggubrisnya. Pasti ada saja pihak yang tidak bertanggung jawab untuk membuat akun itu bangkit kembali.

Rega berjalan seorang diri menuju kelas. Dengan kebisaannya, memasukkan tangan ke saku celananya. Tapi, kali ini ia tidak bersama Sagita. Sagita telah berangkat lebih awal. Di perjalanan menuju kelasnya, Rega mendengar samar-samar suara yang menyebutkan dan menggosipi dirinya dan juga Sagita. Ia tau, setelah sidang kemarin berlangsung, pasti efeknya akan seperti ini.

"Sagita baik-baik gak, ya? Gue jadi abang bukannya paksa dia biar bareng sama gue, malah ngelepasin dia berangkat sendiri. Rega, Rega," gerutu Rega tertuju pada dirinya sendiri.

Rega melangkahkan kakinya lebar-lebar agar cepat sampai ke kelas Sagita. Rega berniat untuk melihat keberadaan dan keadaan adik satu-satunya itu. Ia amat tidak mau, segala hal buruk yang tidak diinginkan menimpa adiknya.

"Assalamualaikum," salam Rega sambil mengetuk pintu kelas Sagita.

"Waalaikumsalam, Sayang," goda Priska dan segera bangkit menghampiri Rega yang berada di depan pintu. "Hehe, bercanda, Kak."

Reza yang baru datang, melihat Priska berdiri di depan pintu membelakangi arah datangnya. Ia merasa penasaran dengan apa yang dilakukan Priska dengan Rega. Reza pun berjalan pelan-pelan dan mempunyai niat jahat untuk mengagetkan Priska. "WOY!"

"Eh, kodok, kodok," latah Priska sambil mengangkat-ngangkat kedua tangannya.

'Sialan nih, Reza. Image gue, ya ampun.' Priska menyiapkan posisi tolak pinggangnya. Berbalik arah menghadap Reza. Menatapnya dengan kesal. Jarinya mengambil ancang-ancang untuk menjewer telinga milik Reza dan ....

"A–aarghh ... sakit, Pris. Sakit," elak Reza sambil meraih-raih tangan Priska yang bersarang di telinganya.

Rega hanya mencelos, heran dengan kelakuan para teman adiknya sekaligus adik kelasnya. Ia menoleh ke Reza yang berada di belakangnya dengan datar. "Lagian juga lo, Za. Baru dateng pake acara bikin latah anak orang segala."

"Ya, maap elah." Reza menjeda ucapannya. Mulutnya ia dekatkan ke telinga Priska dan mengambil napas guna persiapan untuk berteriak. "Woy! Priska Ciona Elgliska! Lo budek, ya? Sakit kuping gue! Lepasin."

Sagita [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang