25. Gambir Manis

59 31 4
                                    

Playing now: MISELLIA - Isi Hati

-

Apa aku salah? Aku menyukai orang yang telah membuatku tertarik karena perilakunya. Lalu, meninggalkan orang yang membuatku tertarik karena parasnya.

Sagita Arsy Syfana

-

Ning ... ning ... ning ....

Suara pemberitahuan dari dalam kereta berbunyi, "Penumpang yang kami hormati. Sesaat lagi, kereta api Argo Bromo akan tiba di tujuan akhir, Stasiun Gambir. Kami persilakan Anda, untuk mempersiapkan diri. Periksa dan teliti kembali barang bawaan Anda. Jangan sampai ada yang tertinggal atau tertukar. Untuk keselamatan Anda, tetaplah berada di tempat duduk sampai kereta berhenti dengan sempurna. Terima kasih atas kepercayaan Anda menggunakan jasa layanan kereta api Indonesia. Sampai jumpa pada perjalanan berikutnya."

Sagita mengerjap-ngerjapkan matanya. Tubuhnya terbaring di kursi kereta yang diputar 180°. Suasana di dalam kereta menjadi ramai, ketika kereta hendak berhenti di Stasiun Gambir. Ia bangun dari tidurnya, merapikan letak bantalnya dan duduk sejenak sebelum ia menurunkan tasnya dari rak kereta.

Sagita pulang lebih awal ke Jakarta. Mama dan juga papa-nya masih ingin lebih lama di Surabaya. Begitu juga dengan Rega, tak ingin pulang lebih cepat ke Jakarta. Karena itu, ia nekat membeli tiket untuk pulang ke Jakarta, dan akhirnya pagi tadi ia pergi ke Stasiun Surabaya Pasar Turi. Kini, dirinya sedang menaiki kereta Argo Bromo Anggrek Luxury yang merogoh koceknya hingga sembilan ratus ribu rupiah.

Ia melihat jam tangannya, tertera angka dan tulisan pada jam digitalnya, 5.20 AM. Ia kembali mengecek tiketnya. Pada tiketnya, harusnya kereta tiba di Stasiun Gambir pada pukul 05.15 WIB.

"Oh, mungkin keterlambatan," gumamnya pelan dan memasukan tiketnya kembali ke saku celananya.

Sebelumnya, ia sudah meminta tolong pada Heksa untuk menjemputnya di Stasiun Gambir. Tapi, karena kereta mengalami keterlambatan ia merasa tidak enak dengan Heksa. Cowok itu pasti sudah menunggu lama. Apalagi ini masih sangat pagi sekali. Pastinya suhu dingin menyerang siapa saja yang berada di luar jangkauan kasur dan selimut. Dirinya saja mengenakan jaket tebal dan masih menggosok-gosokan telapak tangannya sesekali.

"Ya ampun," cercah Sagita dan menepuk dahinya. "Jadi gak enak sama kak Heksa, pasti dia nunggu lama."

Sagita mengeluarkan ponselnya dari saku jaketnya. Menurunkan resletingnya dan mendapatkan ponsel berwarna silver dengan case ponsel berbentuk karakter Doraemon. Kartun yang tokohnya seperti hewan kucing, namun berwarna biru.

Ia mencari-cari kontak Heksa di ponselnya. Mengetikan namanya pada kolom pencarian. Segera saja dipencet tombol telepon. Butuh beberapa waktu untuk tersambung dengan yang ingin dihubungi.

Ponselnya ia tempelkan di telinganya. Berharap yang dihubungi segera mengangkat panggilannya. "Ayo dong, angkat!"

"Angkat kak Heksa, angkat!"

"Nah!"

"Halo kak, di mana?"

"Di kafe stasiun, udah mau sampe?" tanya Heksa.

"Maaf, ya, Kak. Kakak nunggu lama, ya?"

Heksa yang duduk bersandar di kursi, segera menegakkan posisi tubuhnya. "Santai aja. Lagi juga kafenya seru."

"Sebentar lagi sampe kayaknya, nih," ucap Sagita sambil melihat ke kaca jendela kereta.

"Ya udah. Nanti, hati-hati turunnya, jaga-jaga barang bawaan kamu," pesan Heksa sebelum sambungan telepon berakhir.

Sagita [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang