2. Rapat XIA

93 20 19
                                        

Playing now: TheOvertunes - Bicara ft. Monita Tahalea

-

Titik pertemanan tertinggi, segala kegilaanmu dipadukan dengan kegilaanku.

Sagita Arsy Syfana

-

Sagita berjalan dengan langkah kaki yang hampir terlihat seperti berlari. Ia harus pergi ke kantor XIA untuk menghadiri rapat pagi ini. Tapi, ia malah bangun kesiangan hari ini. Kelelahan merupakan faktor utama penyebab ia bangun siang kali ini.

Jam tangan berwarna coklat susu yang melingkar di lengan Sagita menunjukkan pukul 7 kurang 10 menit. Ia harus buru-buru, karena sebentar lagi rapat akan dimulai. Sedangkan jarak dari rumah ke kantor tersebut bisa memakan waktu sekitar setengah jam.

"Gimana, nih? Kok iso aku bangun kesiangan, sih?" Sagita panik sambil menyiapkan sling bag dan juga memasukkan beberapa alat make up dan ponselnya.

"Gita, masih lama?" teriak Natalie dari lantai bawah.

"Sebentar lagi, Mam." Sagita semakin panik ketika mendengar teriakan mama-nya tersebut. Gerakannya semakin grasak-grusuk. Ia terlihat menyenggol beberapa barang di kamarnya.

Terdengar suara klakson mobil dari luar rumah Sagita. Beberapa detik kemudian suara mesin mobil tersebut mati. Sagita penasaran dengan siapa yang berada di depan rumahnya. Ia pun memutuskan untuk mengintipnya melalui celah jendelanya yang tidak tertutupi horden.

"Who? He looks eum ... handsome." Pipi Sagita menampakkan rona merah.

Pengemudi mobil tersebut yang merupakan seorang pria keluar dari mobilnya dan bersandar di pintu depan sebelah kanan. Pintu yang di mana langsung berhadapan dengan rumah Sagita. Seketika, pria tersebut melihat ke jendela kamar Sagita yang berada di lantai 2 dengan tatapan intensnya.

"Eh, dia liat ke sini!" Dengan gerakan cepat, Sagita menutup horden jendela kamarnya tersebut. Sagita menggenggam sling bag-nya dengan sangat erat sambil berpikir siapa pria yang sedang berada di depan rumahnya itu. "Siapa, ya? Creepy, sih. Masalahnya aku gak kenal orang itu."

Sagita sudah memakan waktu terlalu banyak. Lagi-lagi ia melihat jam tangannya dan sekarang sudah menunjukkan pukul tujuh. "Gawat-gawat!"

"Udah belum, Dek?" tanya Natalie yang kini sedang berdiri di ambang pintu kamar tidur Sagita.

Sagita gelagapan melihat mama-nya yang tiba-tiba berada di depan pintu. Ia tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun dari bibirnya. Lidahnya seakan-akan mendadak menjadi kaku dalam keadaan seperti ini.

Natalie yang tidak digubris oleh putrinya, mencoba untuk bertanya sekali lagi. "Gita, are you okay?"

"Okay, Mam. Who is the man in front of our house?" tanya Sagita.

Natalie tersenyum. Ia meraih tangan anaknya dan mengenggam dengan kedua tangannya. "Why? Kamu akan berangkat ke kantor XIA diantar oleh dia. Aman kok, tenang saja. Itu suruhannya papa." Natalie melirik jam yang terpasang di dinding kamar Sagita, lalu menatap anaknya lagi. "You have to hurry up, Sayang. Nanti Papa bisa marah loh."

"Iyakah? Siapa namanya?" Sagita ragu dengan ucapan Mamanya.

"Iya, percaya sama mama, ya. Mama gak tau kalau namanya. Coba nanti kamu tanya langsung sama dia, oke." Natalie menghela napasnya, lalu mengelus rambut anaknya tersebut.

Akhirnya, Sagita diantar oleh mama-nya turun ke bawah dan menjumpai si pria yang melihat ke arah jendela kamarnya Sagita. Sagita pun masuk ke dalam mobil berwarna hitam tersebut dan kemudian pula mobil itu melaju meninggalkan jalanan depan rumah Sagita.

Sagita [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang