34. Kabar Angin

31 14 7
                                    

Kabar kedekatan Rey dengan Sagita telah menyebar luas dengan mudah. Tak disangka, eksistensi milik Rey sangat berpengaruh pada segala hal yang ia lakukan. Kali ini, Sagita terlibat juga dalam keadaan ini. Padahal, ini bukanlah salah Sagita, memang saja takdir yang mempertemukan mereka berdua.

Mereka, tidak, bukan mereka, hanya Sagita. Sagita kerap kali mendapat hal-hal tidak meng-enak-an yang terjadi padanya. Seperti mendapat tatapan sinis dari para kakak kelas, cemoohan, nyinyiran, dan digosipkan oleh seluruh siswa/siswi SMA Carem di segala penjuru sekolah.

Hari ini guru sedang rapat. Jam sudah menunjukkan pukul 7 lewat 30 menit. Namun, Sagita masih saja berjalan dengan santai menuju kelas setelah membuka loker miliknya. Dengan earphone yang tersangkut di telinganya, ia bersenandung di sepanjang perjalanan menuju kelasnya.

Ketika sampai di depan kelas, matanya menatap turun pada sepasang sepatu yang melekat di kakinya. Tampaknya, tali sepatunya itu terlepas dari untaian. Ia meletakkan setumpuk buku di samping kakinya, lalu mengambil posisi menundukkan tubuh untuk mengikat tali sepatunya.

"Gita Gutawaaaa!" teriak Priska dari ujung lorong. "Lo harus liat ini!"

Priska berlari menghampiri Sagita. Tas yang berada di punggungnya berguncang-guncang mengikuti irama larinya. Rambutnya yang digerai terbang tak karuan terhempas angin. Terlihat dirinya yang memegang selembar kertas pada tangan kanannya dan juga ponsel pada tangan kirinya.

Sagita mendengar suara teriakan itu. Ia yang masih mengikat tali sepatu, mengangkat kepalanya dan menoleh ke belakang di mana Priska terlihat berlari. Pandangannya kembali fokus pada sepatu. Hingga ia kembali memposisikan dirinya berdiri dengan mengangkat setumpuk bukunya.

Sagita memutar tubuhnya bersamaan dengan Priska yang sampai di hadapannya. "Kenapa, Ces?"

Priska menunjukkan selembar kertas itu, tepat di depan wajah Sagita. "Gawat! Lo ha–" ucap Priska terpotong dengan napasnya yang ngos-ngos-an. "Lo harus liat ini! Gawat banget!"

Sagita menerima kertas tersebut dan langsung saja membacanya. Namun, setelah selesai membaca tulisan yang tertera di atas kertas itu, Sagita menatap Priska bingung, ekspresi wajahnya tidak bisa didefinisikan. Kedua alisnya diangkat menyebabkan tercetak kerutan di dahinya. Mulutnya sedikit terbuka menampakkan sedikit warna putih.

"Emangnya kenapa kalo gue temenan sama Rey, Ces?" tanya Sagita dengan ekspresi datarnya.

Priska menghembuskan napasnya kasar dan menepuk dahinya. Tak mengerti dengan cara apa lagi yang harus ia gunakan untuk menyadarkan Sagita.

"KAK ANGEL MAU LABRAK LO, GIT!" bentak Priska. "Masih sempetnya lo bilang kenapa! Gue gak ngerti lagi deh sama lo, Sagita, Sagita. Lo gak tau, ya? Rey itu disukain sama kak Angel, Git!"

Sagita menyandarkan tubuhnya ke tembok. "Lo tau dari mana?"

Priska semakin geram dengan sahabatnya ini. Ia berdecak dan memainkan ponselnya guna mencari sesuatu dengan kasar. "Nih, lo harus liat! Baca caption-nya!"

Pada layar ponsel Priska, terpampang laman instagram milik @lambe.caremhits. "Liat, liat pake mata di kepala lo sendiri, Git! Liat!"

Sagita menyipitkan matanya dan memajukan kepalanya ke layar ponsel milik Priska. Ia melihat foto dirinya dan juga Rey yang sedang duduk di kantin kemarin. Dirinya mendadak penasaran dan segera merebut ponsel berwarna rose milik Priska.

"Kasih tau gue! Siapa adminnya?" tanya Sagita dengan menekankan setiap perkataannya.

"Halah, halah, Git." Priska memasang muka malasnya. "Lo gak bakal tau siapa admin ini, akun ini di-handle sama banyak orang dan kerahasiaannya gak pernah bocor dari tahun ke tahun."

Sagita [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang