Playing now: DAUN JATUH - Resah Jadi Luka
-
Gak menutup kemungkinan untuk menyelesaikan masalah sendiri. Setidaknya, ceritakan pada orang kepercayaanmu, lalu lepaskan segala beban yang kamu rasakan.
Heksa Milan Adiputra
-
Sagita berjalan seorang diri di bawah teriknya matahari. Selepas kejadian teriak-teriakan antara dirinya dengan Leo, ia memutuskan untuk meninggalkan mal tersebut. Berjalan menendang-nendang kerikil kecil yang ia temui di jalan. Di bawah rimbunnya pohon, ia berdiri termenung menatap gedung-gedung yang menjulang tinggi.
Bersandar di pagar pembatas. Sagita membuka ponselnya, dan terdapat banyak notifikasi dari aplikasi chat yang berwarna hijau. "Kenapa jadi gini, sih? Ih, kesel ...." Sagita meremas ponselnya dengan gemas.
"Ah, nyesel banget. Lo jahat banget sama gue, Kak!" gerutu Sagita menghentak-hentakan kaki lalu berjalan lagi.
Sagita menarik napas panjangnya. "Huh." Ia menghembuskan napasnya dengan tangan yang mengikuti irama hirup dan hembus napas. "Ikhlasin, Git. Hilangin kekeselan lo, jauhin rasa nyesel lo," ucap Sagita, sambil menarik ingusnya.
Di saat sedang berusaha mengelap segala cairan yang ada di wajahnya, Sagita mendengar suara klakson mobil dari kejauhan. Sagita pun menghentikan langkahnya dengan kesal. "Siapa lagi, sih? Ganggu banget! Udah tau gue lagi sedih."
Ia ragu untuk menoleh. Setelah kejadian yang baru saja ia alami, rasanya ingin jual mahal saja ke orang-orang.
Namun, setelah ragu selama hampir satu menit. Sagita membalikan tubuhnya guna melihat pemilik mobil yang membunyikan klakson kepada dirinya. "Kak Heksa?" batin Sagita sambil memiringkan kepalanya ke kanan.
Sagita melihat sosok Heksa dengan sejuta rasa ketidakpercayaannya. Ia mengucek matanya untuk memastikan bahwa dirinya tidak bermimpi. Heksa tidak menghilang. Sagita tidak bermimpi. Heksa berdiri di depan mobilnya, duduk di atas kap mobil. Memandang Sagita dengan tatapan datar. Setelah saling melempar pandang selama beberapa detik. Heksa melompat turun dari kap mobilnya.
"Ngapain jalan sendirian? Galau?" tuduh Heksa asal dengan tangan di atas kap mobil menyangga tubuhnya.
Sagita tidak menggubrisnya. Ia membuka ponselnya dan pura-pura menelepon seseorang. Mendekatkan ponselnya ke telinga. "Eh, gue mau ngasih tau, nih. Kok ada, ya, orang yang sok-sok-an nanyain gue? Padahal gak kenal. Serem banget, ngeri jadinya."
Heksa? Mengikuti apa yang dilakukan Sagita. Meraih ponsel di saku celananya. "Bener juga, ya. Kenapa orang-orang gengsi banget, sih? Mau dipeduliin salah, gak dipeduliin juga salah," sindir Heksa balik, sambil melirik ke arah Sagita.
Sagita mengepal tangan kirinya kuat-kuat. Membanting ponsel ke pahanya. Berjalan ke arah Heksa dengan langkah yang dihentak-hentakan. Dipukulnya dada bidang Heksa dengan kepalan tangan kirinya. "Ih, lo nyebelin banget, Kak! Nyebelinnn ...."
Heksa menatap heran perilaku Sagita. "Anjir, sakit dada gue. Kenapa jadi gue yang nyebelin?" batin Heksa sambil meringis dan berusaha menjauhi tubuh Sagita. Kedua tangan Heksa memegang lengan Sagita. Dengan gerakan cepat ia meraih pinggang Sagita dan mengangkatnya tinggi-tinggi.
Sagita yang diangkat oleh Heksa. Hanya menjerit-jerit minta diturunkan. Kakinya juga mengentak-entak dengan hebat. "KAKKK! TURUNIN, IH!"
Heksa meringis ketika Sagita menjerit. Suara berapa oktaf yang baru saja terdengar oleh Heksa? Dirinya segera memindahkan Sagita ke atas kap mobilnya. "Berisik banget. Cewek itu kalem dikit." Heksa mengelus hidung Sagita mengikuti bentuk hidungnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/176423346-288-k123458.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sagita [COMPLETED]
Genç Kurgu[TAMAT - 24 Desember 2020] Menjadi seorang direktur agen rahasia dan menggunakan nama palsu memanglah sesuatu yang rumit. Sampailah dirinya di SMA Carem. Di mana ia sebagai pemimpin harus merelakan diri menjadi magnet untuk menarik target, agar dapa...