35. Lautan Amarah

30 7 0
                                    

"GUE MAU NGOMONG SAMA LO!"

Sagita bangkit dari kursinya. Saling lempar tatapan tajam dengan kakak kelasnya yang satu ini. Kedua tangannya mengepal dan diletakkan di atas meja guna menyangga tubuhnya.

"KALO GUE GAK MAU GIMANA?"

"Udah berani lo sekarang?!" Napas Angel memburu dengan cepat. Matanya menyorot tajam memancarkan kilatan amarah. Ia melangkah maju dan mencengkeram kerah baju milik Sagita.

Rey yang melihat itu, dengan spontan ikut bangun dari duduknya. Ia berusaha mencegah perkelahian antara Angel dan Sagita. Rey berteriak, "NJEL, APAAN SIH, LO?!"

Sagita yang kerah bajunya dicengkeram membuat tubuhnya sedikit terangkat dari lantai. Kakinya terlihat berjinjit, ia berusaha agar tetap menapak di lantai. Napasnya tercekat, matanya mengeluarkan beberapa bulir air mata. Wajahnya meringis menahan sakit pada lehernya.

"Lepas ..., please," pinta Sagita.

Rega menarik tubuh Angel agar menjauh dari adiknya. "Lepasin, Njel! Gila! Sakit lo!"

Angel menggerak-gerakan tubuhnya agar terlepas dari tarikan Rega. Ia memberontak hebat. Kakinya juga berusaha mencari celah untuk menginjak kaki Rega. "Lepasin, anjing! Lepasin!"

"Arghh ...," rintih Sagita ketika mendapat tangan Angel yang semakin mencengkeram kuat kerah bajunya.

"BISA LO LIAT GAK? MINGGIR LO REGA FAHREZI! ATAU LO LIAT SENDIRI AKIBATNYA PADA ADEK LO!" hardik Angel yang menambah kekuatan cengkeraman tangannya.

"KAK, LEPASIN! APA-APAAN SIH, LO?" pekik Priska dengan suara cemprengnya tiba-tiba mendorong tubuh Angel.

Tubuh Angel sempat terhuyung, tapi ia dengan cepat membenarkan posisinya, malah kali ini ia juga mencengkeram kerah baju Priska. Priska yang baru mendorong Angel, sedikit terkejut dengan apa yang ia lakukan. Namun, ia sedikit tertimpa sial. Ia juga terjeblos ke dalam posisi yang sama seperti Sagita. Ia pun berusaha melepaskan tangan Angel yang mencengkeram baju Priska. Kedua tangannya bekerja menarik-narik satu tangan Angel.

"Lo begini sama aja cari masalah, Kak!" ujar Priska.

Priska hampir berhasil melepas tangan Angel. Namun, ia kalah cepat untuk mengelak. Tangan kiri milik Angel menghantam perutnya. Hantaman itu terdengar sangat kencang.

"BERISIK LO BOCIL!"

Priska tidak menyadari akan mendapat serangan itu. Ia kehilangan keseimbangannya. Pantatnya menyentuh lantai dengan keras. Hal itu menyebabkan dirinya terduduk lemas di lantai dan melingkarkan tangan di perutnya. Semuanya yang melihat itu hanya terdiam kaku. Begitu juga dengan penghuni kelas 10 IPA 4.

Reza, Rey, dan Rega kehilangan fokus seketika. Waktu yang tepat bagi Angel untuk memanfaatkannya. Angel segera menarik lengan Sagita dan menggiringnya ke depan kelas. "Sini ikut gue!"

Angel menatap tajam mata Sagita. Mencoba membuat takut lawannya. Tangannya pun masih menggenggam kuat lengan Sagita. Emosinya sudah sangat meledak-ledak. Ia mendorong Sagita ke lantai hingga menyebabkan suara yang keras.

"Arghhhh ...."

Rey berlari ke depan kelas. Berusaha melerai Angel dan Sagita. "SAGI!"

Angel menyamakan tingginya dengan Sagita yang terduduk di lantai. Tangannya mencengkeram rahang milik Sagita. "Maksud lo apa sih, deketin dua cowok sekaligus? HAH?!"

"Ya kalo Leo, Leo aja! Rey, Rey aja! PELACUR LO!" Angel menghempaskan rahang Sagita dengan kasar.

Kepala Sagita terasa seperti berputar. Pandangannya sedikit mengabur setelah ia didorong Angel. Namun, pikiran Sagita menerawang jauh menuju kejadian yang amat menyedihkan di masa lalunya.

Sagita [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang