15. Petaka Rapat OSIS

95 53 13
                                    

Playing now: NADIN AMIZAH - Rumpang

-

Suasana yang sunyi, namun terasa sedikit mencekam sedang terjadi saat ini. Ruang rapat OSIS yang biasanya terasa sejuk, namun malah terasa panas saat ini. Nyatanya, AC di ruangan tersebut tak mampu melawan banyaknya orang yang berada di dalamnya.

Beda dengan seorang guru perempuan yang sedang berbicara di depan ruangan. Ia nampak tetap berwibawa meski dengan keadaan seperti ini. Keadaan yang bisa merusak mood bagus menjadi buruk kapan pun itu.

"Jadi, rapat kali ini adalah rapat pertama kalian anggota OSIS yang baru bergabung," ucap seorang perempuan yang diperkirakan sudah berumur kepala tiga.

"Untuk kalian anggota OSIS yang baru bergabung, sebelumnya ada yang sudah kenal dengan saya? Mungkin ada yang sudah tau dan ada yang belum, ya? Jadi, perkenalkan nama saya Vita Rahayu. Kalian bisa memanggil saya bu Vita. Saya adalah pembimbing kalian di OSIS ini," jelas bu Vita, sambil membenarkan posisi kacamatanya yang melorot di akhir katanya.

'Oh, bu Vita namanya.' Senyum tipis terlukis di wajah Sagita.

"Untuk ketua dan wakil terpilih 2019/2020 bisa maju ke depan!"

Leo dan Sagita angkat dari duduknya. Mereka duduk berdua, ke depan kelas juga berdua. Leo yang bersikap biasa saja berbanding terbalik dengan Sagita yang kalang kabut seperti mau diekskusi mati.

"Gue ngeri," bisik Sagita dengan kaki yang dijinjitkan agar mencapai telinga pria di sebelahnya.

Tak ada jawaban.

'Hais, kentang banget gue di kacangin.' Sagita berucap dalam hati, sambil melirik Leo yang berdiri di sebelahnya.

"Perkenalkan diri kalian!" suruh bu Vita yang menunjuk Leo dan Sagita lalu menunjuk anggota OSIS lainnya. Yang berarti Leo dan Sagita harus memperkenalkan diri ke anggota OSIS yang nanti akan jadi rekan OSIS mereka berdua.

"Perkenalkan, saya Leo Mahesa Adyaksa. Saya dari kelas sebelas IPS satu."

"Lanjut," sosor bu Vita.

"Eum ... eum ... eum ...."

Pembimbing OSIS yang satu itu, terlihat seperti naik pita. Ia bertolah pinggang dan bersiap untuk menyemprotkan kata-kata pada Sagita. "Kenapa am, em, am, em?" Mata bu Vita menyinisi Sagita, setelah mendengar ucapan yang keluar dari mulut Sagita.

"Itu ... nama saya eum ... Sagita Arsy Syfana dari kelas sepuluh IPA dua."

"Huuuuu," sorak ramai-ramai anggota OSIS lainnya.

Sagita hanya bisa menundukkan kepalanya. Menutup rapat-rapat matanya dan menggenggam erat kedua kepalan tangannya. 'Apa-apaan sih lo, Git?! Perkenalan doang kaya orang bego, sih?!'

"Sudah, sudah!" tegas bu Vita untuk memberhentikan keramaian. Ia kembali menghadap kepada Leo dan Sagita. "Saya, akan pergi sebentar. Kalian berdua pimpin rapat ini. Rapatnya membahas LDK!"

"Siap, Bu," setuju Leo.

'Bisa-bisanya orang satu ini siap-siap aja! Gak deg-deg-an apa, ya? Oh iya, lupa, dia kan tahun kemarin jadi ketos juga.'

"Saya harap, kamu gak memilih wakil yang salah, Leo!" sindir bu Vita dengan menekankan pengucapannya pada kata wakil sembari berjalan keluar ruangan.

Deg .... Suara yang amat menusuk telinga seorang Sagita. Masih dengan posisi kepala yang menunduk, ketika dia mendengar itu matanya langsung membelalak seketika. 'Sialan!'

Sagita [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang