"Welcome home Jiminie..," Jimin tersenyum kecil dengan terpaksa saat baru saja menginjakan kakinya di rumah megah yang kini akan ia dan sang kaka tinggali untuk kedepannya.
Jimin menunduk sopan pada ketiga orang di sisi kanan sang ayah, tiga orang wanita cantik menatapnya dengan antusias. Mereka menyambutnya dengan tatapan hangat dan senyuman manis.
Namun Jimin merasa ada yang menjanggal dalam senyumannya.
"Ayo ke kamar kalian langsung saja, kalian pasti lelah." ucap Yunho yang sedari tadi diam menatap kedua anaknya.
Ia berhasil membawa Jimin dan Chanyeol untuk tinggal bersamanya setelah kepergian sang Mommy. Sedemikian rupa ia membujuk kedua anaknya untuk di bawa ke Korea.
Tanah kelahirannya.
Sempat berdebat tentang hak asuh yang seharusnya milik Jaejoong, tadinya Jimin dan Chanyeol memilih tinggal sendiri jika hak asuh mereka sepenuhnya milik sang ibu.
Mereka sangat tidak mau untuk tinggal bersama sang ayah yang sudah menikah lagi, dengan wanita lain yang kini menjabat sebagai ibu tiri mereka. Jangan lupakan dua saudara tiri mereka yang terlihat sedikit engan berdekatan dengan Jimin.
Namun pengadilan menetapkan mereka wajib untuk mengikuti sang ayah karna Jaejoong sudah tak ada.
Sebenarnya Chanyeol sudah di bebaskan untuk memilih tempat tinggal sendiri karna usianya yang sudah dewasa namun tidak dengan Jimin.
Jimin masih harus menjadi tanggung jawab Yunho walaupun Jaejoong yang memiliki hak asuh sudah pergi meninggalkan mereka.
"Kamar kami dimana?" tanya Chanyeol yang sedari tadi hanya diam menatap datar sekitarnya.
"Di ujung lorong sana, Daddy sudah membersihkannya untuk kalian." ucap Yunho dengan senyum lebar, ia terlampau senang saat Jimin dan Chanyeol setuju untuk ikut dengannya.
Walau ia masih bersedih karna di tinggalkan istri pertamanya, ia tak boleh mengeluh.
Masih ada Jimin dan Chanyeol beserta istri barunya dan kedua anak tirinya yang akan menemaninya.
Jimin jalan terlebih dahulu di susul Chanyeol di belakangnya dengan kedua tangan yang menarik dua koper besar mereka. Jimin memeperhatikan seluk beluk rumah barunya ini.
Sepertinya sang ayah ingin membuat mereka mengingat kenangan bersama sang ibu. Banyak benda-benda yang dulu berada di rumah mereka, warna cat kuning cerah kesukaan Jaejoong dan beberapa foto keluarga mereka.
Namun hal itu malah membuat Jimin makin merindukan sang ibu, sepanjang jalan ia menahan tangisannya. Mengingat potongan-potongan memori yang melekat kuat dalam ingatannya.
Chanyeol hanya memperhatikan Jimin disana, ia mendesah lelah. Perlu menunggu selama 5 tahun untuk membuat mereka terlepas dari sang ayah.
Bukannya Chanyeol tidak mau bersama sang ayah, ia hanya merasa kecewa pada sang ayah.
Menikah diam-diam di belakang keluarganya, entah apa yang ada di pikiran Yunho untuk membohongi keluarganya selama setengah tahun.
Yang jelas Chanyeol tau Yunho sudah teracuni wanita ular yang membuat ibunya bunuh diri.
"...ung? Hyung?" Chanyeol tersentak pelan saat Jimin mengayunkan tangannya di depan matanya.
"Eh? Ya Jiminie?" Chanyeol tersenyum ke arah adik kecilnya, wajah adiknya terlihat murung dan sedih.
Chanyeol sungguh tak kuat begini, keadaan mereka sekarang adalah tamparan keras untuk cobaan hidup mereka.
Kehilangan sang ibu dan mendapat ibu baru di hari yang sama. Mereka masih bersedih sedangkan sang ayah terlihat baik-baik saja disana.
"Sabar ya hm? Kita akan pergi nanti," ucap Chanyeol lalu memeluk Jimin di depan pintu kamar mereka.
Jimin menarik nafasnya lalu memejamkan matanya dan memeluk Chanyeol erat. Saat akan menghembuskan nafasnya air matanya kembali mengalir.
Rasa sesak kehilangan dan kecewa benar-benar menekan dadanya tanpa ampun. Rasa sakit yang di buat oleh kepergian sang ibu dan kekecewaan besar terhadap sang ayah menimbulkan rasa dendam dalam hatinya.
Jantungnya berdetak dengan kencang, bibirnya masih mengeluarkan isakan tangis yang menyayat hati siapapun yang mendengarnya.
Namun secara bersamaan bibir indahnya melengkung dengan senyuman kosong tanpa perasaan.
Perlahan Jimin membuka matanya, tepat disisi lorong kenan kamar mereka ada balkon kecil. Dan terdapat foto pernikahan sang ayah dan ibu tirinya disana.
"Aku akan membuatnya menyesal.. Tidak akan ada yang bisa membantunya kecuali Tuhan," gumamnya tanpa di sadari Chanyeol yang masih mencoba menenangkan dirinya.
Jimin kembali menangis kencang namun bibirnya masih melengkung indah tanpa perasaan.
Khas...
...seorang Psycho.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Cinderella [KookMin]
FanfictionAku bukanlah Cinderella yang dengan mudahnya di tindas oleh ibu dan 2 kaka tirinya. Justru... akulah yang akan menindas mereka Melihat mereka membayar penderitaanku itu menyenangkan Melihat mereka memohon di bawah kakiku itu membahagiakan Melihat me...