Jimin tersenyum malu-malu saat Jungkook tengah membayar makanan yang di belinya di kasir.
Tadi Jungkook menyapanya dan mengajaknya untuk ke mini market untuk belanja makanan. Ia tak tau kenapa Jungkook bisa ada di depannya tadi.
Seniornya itu mengatakan jika ia sedang perjalanan ke Mini market untuk membeli makanan. Jimin tak tau jika rumah Jungkook cukup dekat dengan rumahnya.
Hanya berbeda beberapa komplek dan ia menyesal tak mengetahui hal ini.
"Ayo." Jimin mengangguk saat Jungkook berbalik padanya dan tersenyum dengan tampan. Pria tampan itu mengajaknya untuk duduk di kursi depan Mini Market.
"Jadi, apa yang kau lakukan malam-malam begini di luar rumah?" Tanya Jungkook sambil memberikan Jimin minuman hangat yang sengaja di belinya tadi.
Jimin menerimanya dan mengucapkan terima kasih dengan senyuman manis.
"Aku hanya bosan.. Dan berjalan-jalan sebentar."
"Benarkah? Malam-malam begini?"
"Huum.."
"Tanpa jaket?"
Jimin mengangguk sambil meminum kembali minumannya. Jungkook mengkerutkan keningnya dengan bingung.
"Kau tidak dalam suatu masalah bukan?" Jimin terdiam sejenak, ia menelan ludahnya dan menghela nafas dengan kasar.
Lama-lama seniornya ini menjadi menjengkelkan, tapi entah kenapa sedikit dalam diri Jimin senang saat Jungkook perhatian seperti ini.
Ayolah, mereka baru bertemu beberapa hari yang lalu dan Jimin sudah merasakan perasaan aneh pada seniornya ini?
"Tidak sunbae. Aku baik-baik saja." Jungkook makin kebingungan disana saat Jimin menjawabnya dengan mata yang mengarah ke arah lain.
Itu artinya Jimin sedang berbohong bukan? Namun Jungkook tak terlalu ambil pusing, ia tak mau di cap sebagai orang yang ingin tau masalah orang lain walau dalam hatinya ia benar-benar penasaran dengan kepribadian Jimin.
Jungkook berdehem pelan lalu meminum kopinya dengan tenang, hawa dingin mulai terasa menusuk tulang di luar sini.
"Rumahmu ada dimana?" Tanya Jungkook saat tadinya suasana terasa sangat hening. Ya memang, hanya mereka yang ada di Minimarket tengah malam ini.
"Dekat dari sini Sunbae." Jawab Jimin dengan senyuman manisnya, ia sudah tau arah jalan pikiran Jungkook jika seniornya menanyakan rumahnya.
"Ini sudah malam sekali, ayo aku antar pulang." Yap, benar dugaannya. Jungkook pasti akan mengantarnya untuk pulang. Insting Jimin itu sangat kuat dan tajam, tak heran jika semua prediksinya akan benar jika ia tau situasi dan keadaannya.
Awalnya Jimin memang tak mau pulang, ia masih merasa kesal dengan Daddynya. Namun satu rencana licik melintas di otak cerdasnya.
"Boleh sunbae."
.
.
."Sunbae mau masuk dulu?" Jungkook tersenyum sambil menggeleng saat ia dan Jimin sudah berada di depan gerbang tinggi menjulang dengan rumah megah di balik gerbang ini. Sekilas Jungkook tadi melihat jika rumah di balik gebang ini seperti istana, sangat besar dan megah.
"Tak apa, kau langsung masuk dan tidur. Besok kan masih sekolah." Jimin terkekeh lalu mengangguk membenarkan perkataan Jungkook. Ia baru ingat jika besok ia masih harus sekolah.
Jimin lalu berjalan ke ujung gerbang dan memencet tombol pemanggil yang memang di simpan disana.
Piiipp
"Ya, ada yang bisa saya bantu?"
"Paman, ini aku Jiminie.".
"Tuan muda?"
"Yaaa~ buka kan pintunya."
"Baik!"
Jungkook hanya terdiam menatap Jimin yang berbicara dengan speaker kecil di sana. Terdengar seperti berbicara dengan orang yang bertugas menjaga keamanan rumahnya.
Tak lama pintu gerbang terbuka dengan sendirinya dan Jungkook berdecak kagum melihat taman besar beserta rumah megah nan mewah di depannya.
Di sisi taman terdapat mobil dan motor yang terparkir banyak, tamannya juga di tumbuhi tanaman bunga berwarna-warni. Di tambah ada lampu taman yang berwarna-warni membuat pemandangan makin menakjubkan.
"Jiminie! Astaga sayang! Kemana saja kau?!" Tak lama Jungkook mendengar pekikan pria yang Jungkook ingat jika pria itu adalah ayah Jimin. Orang yang di temuinya saat Jimin daftar ke sekolah.
Jungkook refleks menunduk saat sosok itu ada di depannya dan Jimin.
"Selamat malam Tuan. Maaf saya lancang, tapi saya disini hanya mengantar Jimin ke rumahnya dengan keadaan selamat." Yunho yang awalnya akan menanyai Jimin segala hal mengurungkan niatnya saat sosok yang tadi tak ia sadari keberadaannya berujar.
Ia menelisik sosok di sisi anaknya, ia sepertinya pernah melihatnya di suatu tempat.
"Ah! Kau Jeon Jungkook kan? Astaga terima kasih sudah mengantar Jiminieku pulang." Ucapnya sambil menepuk pundak Jungkook dengan perasaan lega.
Jungkook tersenyum lalu mengangguk dan mengucapkan tidak apa-apa. Yunho terlihat mengobrol disana karna ia merasa sangat berterima kasih pada anak muda baik hati ini.
Tanpa menyadari kehadiran istrinya dan Yeri yang melihat di depan pintu. Jimin yang menyadarinya di awal jika ibu dan kakak tirinya itu mengikuti langkah sang ayah.
Ia melihat jika Yeri menatap dengan kesal dan penuh amarah, Jimin yang melihatnya terkekeh senang. Ia dengan sengaja berdempetan dengan Jungkook dan menaik turunkan alisnya dengan main-main.
Yeri yang melihatnya kesal sekali, ia berbalik dan membanting pintu meninggalkan tempat yang membuatnya kesal setengah mati itu.
Sedangkan Jimin hanya tertawa sinis dalam hatinya melihat reaksi kakak tirinya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/188123379-288-k227232.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Cinderella [KookMin]
FanfictionAku bukanlah Cinderella yang dengan mudahnya di tindas oleh ibu dan 2 kaka tirinya. Justru... akulah yang akan menindas mereka Melihat mereka membayar penderitaanku itu menyenangkan Melihat mereka memohon di bawah kakiku itu membahagiakan Melihat me...