"KAU! APA MAKSUDMU MENGANIAYA YERI HAH?!"
"Hey, Jiminku tidak salah nyonya. Yang salah anakmu."
"DIAM PARK CHANYEOL!"
Jimin hanya bisa menghela nafas melihat kakaknya dan ibu tirinya bertengkar hebat di depannya. Ia melirik Yeri yang menatapnya dengan kesal.
Jimin berdecih, gadis itu masih berani menatapnya di saat ia sudah membuat satu gigi Yeri copot. Gadis itu melapor pada ibunya dan kembali lagi ke rumah sakit dan mengajak bertengkar disini.
Tadi Chanyeol mengantar Yeri ke rumah dengan mobilnya, dan kakaknya itu kembali ke rumah sakit. Namun malam harinya, Yeri beserta ibu tiri mereka datang ke rumah sakit dan langsung mengamuk disini.
"Apa alasanmu membuat wajah Yeri begitu hah?!" Tanya Boa dengan urat yang terlihat jelas di wajahnya yang terlihat masih cantik.
Jimin hanya mengangkat bahunya tak mau tau dan menatap mereka dengan tatapan datar. Ia sudah muak dengan semua yang terjadi pada mereka. Ia sudah tak mau tau lagi urusan apa yang akan terjadi jika ia berani bermain fisik.
"Tanya saja pada anak kesayanganmu itu." Ucap Jimin sambil menatap Yeri yang masih menatapnya dengan nyalang.
"Bu! Dia tiba-tiba menyerangku! Dia menamparku dan memasukan remote tv ke dalam mulutku!" Jimin tergelak sinis disana mendengar penuturan Yeri. Ia melipat tangannya di depan dada dan menatap Yeri dengan dingin.
"Benarkah? Wah.. Aku hebat sekali ya bisa begitu?" Ucap Jimin dengan masih tergelak sinis. Ia menatap keduanya dengan sangat datar.
Khas jika dirinya sudah tidak bisa menahan diri untuk tidak membenci orang lain. Pria manis itu kembali memakan anggur yang di sedian di meja kecil dekat ranjang ayahnya.
"Kau memang sama seperti ibumu Park Jimin!" Jimin refleks terdiam dan menoleh pada Boa yang menatapnya dengan kesal.
"Oh ya? Tau apa kau tentang ibuku?" Tanyanya dengan santai sambil berjalan mendekati ibu tirinya itu. Chanyeol sendiri tengah bersiap jika saja Jimin hilang kontrol.
Chanyeol tau adiknya pasti akan akal jika sudah menunjukan gelagat aneh seperti ini. Apalagi tatapan Jimin menunjukan jika adiknya ini sedang ingin membunuh.
Refleks Chanyeol melihat sekitar, memastikan tak ada benda tajam yang pastinya akan Jimin pakai untuk menyakiti salah satu dari mereka.
Plak.
"Aku tanya! Apa yang kau tau tentang ibuku hah?!" Chanyeol yang tadinya masih sibuk memperhatikan ruangan mereka untuk memastikan tak ada benda tajam refleks menoleh pada Jimin dengan mata yang membulat kaget.
"Shit." Umpatnya sambil menarik Jimin mundur dari ibu tiri mereka. Chanyeol lupa satu hal, biarpun Jimin tak mempunyai alat untuk menyakiti seseorang. Adiknya itu masihlah seorang pria dengan kekuatan yang cukup bisa membuat seseorang tumbang dengan tonjokan. Apalagi adiknya itu dulu mengikuti latihan tinju untuk mengisi waktu luang.
"AKU BERTANYA PADAMU! KAU TAU APA TENTANG IBUKU HAH?! KAU YANG SUDAH MEREBUT SUAMINYA! KAU TAK BERHAK TAU APAPUN TENTANG IBUKU!" pekik Jimin dengan kuat pada Boa yang hanya terkekeh sinis. Ia menatap Jimin nyalang sambil mengelus pipinya yang terkena tamparan kuat Jimin.
Rasanya bukan main, terasa perih dan nyeri. Ia yakin bahkan ujung bibirnya sobek dan mengeluarkan darah. Ada sedikit rasa tidak percaya dalam dirinya karna Jimin dengan berani menamparnya.
"Aku akan melaporkanmu pada polisi atas penganiayaan! Kau juga menganiaya Yeri! Hukumanmu akan sangat berat!" Jimin tergelak disana, tertawa keras dan lama namun dengan nada yang di paksakan.
"Kau mau melapor pada polisi? Benarkah? Bagaimana jika kita lihat rekaman cctv dulu sebelum kau memanggil polisi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Cinderella [KookMin]
FanficAku bukanlah Cinderella yang dengan mudahnya di tindas oleh ibu dan 2 kaka tirinya. Justru... akulah yang akan menindas mereka Melihat mereka membayar penderitaanku itu menyenangkan Melihat mereka memohon di bawah kakiku itu membahagiakan Melihat me...