13

3K 424 26
                                        

"Sudahlah Yeri, jangan menangis lagi." Yeri makin terseguk keras saat ibunya memeluk makin erat.

Ia masih merasa kesal dengan perlakuan Jimin padanya tadi di sekolah. Ia tak terima di perlakukan dengan kejam begini.

Tadinya ia merasa sangat senang Jimin berada satu meja dengan geng Lee Taemin. Geng bringas sesekolah, dimana geng mereka adalah geng yang suka menindas orang-orang tidak bersalah.

Jimin adalah murid baru, ia masih tak tau apa yang berada di sekitarnya dan ia sangat bahagia mengetahui Jimin akan menderita karna Taemin memancingnya untuk di jadikan korban baru dalam gengnya.

"Tapi aku hiks..," Yeri makin keras menangis di bahu sang ibu, ibunya hanya bisa mengelus pundak anaknya dan mendumel dalam hati karna kesal putrinya di buat sampai begini.

Ia harus membicarakan hal ini pada Yunho dan menegaskan juga menghukum Jimin yang sudah berani mempermalukan gadis cantiknya.

Boa mengepalkan tangannya karna kesal sekali dengan cerita yang Yeri bicarakan tadi saat pulang sekolah.

Sedikit tak menyangka jika anak semanis Jimin berlaku licik seperti itu.

Setelah Yeri mulai tenang, ia menyuruh Yeri untuk tidur agar bisa lebih mengontrol emosinya. Boa mengatakan jika akan membangunkannya nanti saat makan malam.

Yeri menurutinya, ia tertidur setelah lelah menangis sepulang sekolah. Perasaannya sedikit tenang saat ibunya mengatakan akan menghukum Jimin nanti.

Boa tersenyum melihat putrinya terlelap di atas kasur, ia lalu pergi keluar kamar Yeri dan berjalan menuju kamar Jimin dan Chanyeol.

Setelah memikirkan ulang, Yunho pulang sore nanti. Ia tak bisa menunggu Yunho untuk menghukum Jimin, harus ia lakukan langsung sekarang.

Brak.

"Park Jimin!" Boa menggebrak pintu kamar Jimin dan mendapati sosok mungil yang tengah telungkup di kasur sambil memainkan ponsel.

"Ya?" Tanya Jimin dengan alis berkerut bingung, ia sedikit terkejut saat ibu tirinya itu membuka pintu dengan kasar.

Jimin langsung turun ranjang dan berdiri melihat ibu tirinya berjalan ke arahnya dengan emosi.

Plak

"Dasar anak tak tau malu! Ibumu mengajarkan hal buruk padamu hah?! Sampai kau mencelakai dan mempermalukan Yeri di sekolah?!" Jimin mengerjap kecil saat mendapat satu tamparan dan bentakan dari ibu tirinya.

"Apa maksudmu? Aku tak melakukan apapun." Boa mengepalkan tangannya kesal, ia menjambak rambut Jimin dan menariknya sampai Jimin menunduk dan terjatuh ke bawah.

"ANAK DARI JAEJOONG MEMANG TAK TAU SOPAN SANTUN!" Bentak Boa kembali sambil memukuli Jimin dengan kuat.

Jimin hanya bisa terdiam disana, tatapan bingungnya berubah menjadi dingin. Ia bahkan sampai tak merasakan pukulan kuat Boa yang pastinya meninggalkan bekas.

Perlahan Jimin mengepalkan tangannya, ia menahan kaki Boa yang menendangnya dan menariknya sampai wanita itu terjatuh dan menghantam lantai dengan keras.

"Akh! Sialan!" Pekiknya sambil mengelusi pinggangnya yang berdenyut.

Jimin sendiri perlahan mulai terbangun, ia berjalan ke arah Boa dan menduduki perut wanita itu. Dengan cepat ia mencekik leher ibu tirinya. Tatapan yang dingin, aura yang gelap dan niat ingin membunuh, Jimin mengeluarkan itu semua sekarang.

"Dengar ya pelacur yang sudah berani merebut daddyku. Kau hanyalah hama yang bisa aku lenyapkan sekarang juga. Jangan pernah berpikir untuk melakukan hal yang sama padaku, aku tidak akan membunuhmu lebih dulu karna aku akan membunuh Yeri terlebih dahulu. Kalian hanyalah budak yang akan aku jadikan mainan berikutnya. Cukup duduk diam dan menunggu giliran untuk bermain, jangan sampai aku bermain denganmu dulu. Karna aku pastikan jika permainan denganmu akan sangat menarik di banding dengan anak-anak ularmu. Paham?" Boa masih mencoba melepaskan tangan Jimin yang mencekiknya. Ia menatap mata Jimin dengan memohon.

Nafasnya mulai sesak karna Jimin mencekiknya makin kuat, ia mencoba mengambil nafas namun semua sia-sia.

Ia menatap ke dalam mata Jimin, berharap di lepaskan. Jimin memang mempunyai tubuh lebih kecil darinya. Namun ia tak bisa keluar dari cekikan Jimin, yang bisa ia lakukan hanya menatap Jimin dengan memohon.

Namun pandangan yang di lihatnya hanyalah pandangan ingin membunuh yang kentara. Tatapan yang sama saat Jaejoong ingin menyingk-

"JIMIN! APA YANG KAU LAKUKAN!"

I'm Not A Cinderella [KookMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang