Jimin tertawa kencang bersama dengan teman barunya yang baru saja menerimanya kemarin. Geng barunya yang hobi sekali mejahili orang. Jimin lebih suka kata menjahili dari pada membulli.
Mereka saat ini berada di atap sekolah dengan siswi kelas mereka yang di paksa menari seperti ular dan ia di kelilingi mereka semua. Hyoyeon menyetel lagunya dan Sooyoung meniru gerakan siswi itu dengan gerakan anehnya. Hal itu tentu saja membuat mereka tertawa keras.
Apalagi Taemin yang merekamnya tak bisa berhenti untuk tertawa dengan lantang sampai ponselnya beberapa kali akan jatuh.
"Aduh sudah! Aku tak kuat lagi." Pekik Jimin dengan kedua tangan memegang perutnya yang terasa kram karna banyak tertawa sedari tadi.
Taemin juga sudah menghentikan rekamannya dan duduk di sebelah Jimin, di atas pagar pembatas sekolah yang tak ada pegarnya.
"Sepertinya kau menikmati hal seperti ini Jimin-ah?" Ucap Taemin sambil menatap Jimin yang masih tertawa sedikit melihat kelakuan teman gengnya.
"Aku melakukan hal yang lebih parah dari ini saat Sekolah Menengah." Ujarnya sambil menoleh menatap Taemin dengan senyuman. Taemin menaikan alisnya, ia menyalakan satu batang rokok dan menyamankan duduknya sampai berhadapan dengan Jimin.
"Coba ceritakan?" Jimin tersenyum lalu mendongkak menatap langit yang terlihat cerah di atasnya.
"Well, aku pernah membuat satu orang siswi di perkosa teman-temanku dan aku merekamnya lalu mengamcamnya akan aku sebarkan jika ia melapor." Taemin menaikan alisnya mendengar sedikit cerita Jimin yang ini.
"Benarkah? Aku tak percaya."
"Sebantar, aku masih punya videonya."
Taemin menghisap rokoknya sambil menatap Jimin yang mengeluarkan ponselnya di saku celana. Jimin terlihat mengotak-atik ponselnya lalu menunjukannya pada Taemin.
"Ahh aahh janganhhh AHKKHHH JANGAN HIKS JANGANHH!!"
Taemin membulatkan matanya tak percaya saat Jimin memutar videonya dimana seorang siswi sedang di 'mainkan' daerah kewanitaannya menggunakan tongkat baseball.
"Wah. Kasihan sekali dia, kau kejam juga ya." Taemin meringi mendengar pekikan gadis malang itu disana. Tapi ia sudah sering melihatnya, bahkan ia juga pernah melakukan hal yang persis sama.
Dugaannya benar, Jimin bukanlah siswa biasa lainnya. Jimin sama seperti karakter teman-teman satu gengnya.
"Itu masih salah satunya, banyak lagi yang aku lakukan." Taemin mulai tertarik dengan apa yang Jimin ceritakan tentang dirinya di masa lalu.
Teman-temannya yang sedang mempermainkan siswi tadi juga mulai mendengarkan cerita Jimin dengan seksama. Siswi yang mereka bulli juga sudah berlari ke bawah dengan perasaan yang entah tak bisa mereka prediksi.
Mereka sekarang lebih fokus kepada Jimin. Beberapa kali mereka akan memekik tak percaya dan ngeri dengan apa yang Jimin ceritakan. Tapi hal itu yang membuatnya menarik, Jimin menceritakannya dengan detil.
Semua hal tak wajar yang biasa mereka lakukan disini sudah pernah Jimin lakukan saat Sekolah Menengah.
Mereka tak salah mengajak Jimin untuk bergabung, Jimin bukanlah orang biasa. Ia mempunyai karakter yang kuat dan kejam di saat yang bersamaan.
Jimin juga cerdas dan bisa memanfaatkan keadaan dengan baik dan menguntungkannya.
Mereka jadi ingat kejadian dimana Jimin melakukan drama kecil-kecilan bersama kakak tirinya di hadapan ketua murid sekolah Jeon Jungkook.
Awalnya mereka memang mau menjadikan Jimin korban selanjutnya. Karna mau di lihat dari sisi manapun, Jimin adalah orang yang lemah dan terlihat seperti wanita.
Tapi mereka salah besar, Jimin adalah sosok yang kuat. Mereka salah menilai Jimin.
"Dan bahkan ada satu kejadian rahasia yang hanya aku yang tau. Dimana salah satu murid yatim piatu bunuh diri hanya karna aku mengamcamnya dengan videonya yang sedang bermasturbasi di toilet sekolah! Secara tak sengaja, aku akui jika akulah yang menyebabkan ia bunuh diri." Well, Jimin memang sangat kejam kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Cinderella [KookMin]
FanfictionAku bukanlah Cinderella yang dengan mudahnya di tindas oleh ibu dan 2 kaka tirinya. Justru... akulah yang akan menindas mereka Melihat mereka membayar penderitaanku itu menyenangkan Melihat mereka memohon di bawah kakiku itu membahagiakan Melihat me...