Jungkook berjalan pelan ke arah gedung kosong yang terbengkalai itu dengan hati-hati. Banyak reruntuhan dan kayu lapuk di dalam sana.
Lumut dan bau-bau aneh juga tercium olehnya, namun itu tidak mengurungkan niatnya untuk mencari Jimin.
Ya, Jungkook kemari hanya untuk mencari keberadaan Jimin. Ia khawatir sekali pada pemuda manis itu, Jimin pasti masih sedih karna kehilangan ayahnya.
Saat ia datang ke rumah Jimin tadi, pelayan disana mengatakan jika Jimin sedang tidak berada di rumah. Ia sedang keluar tapi pelayannya tidak tau Jimin pergi keluar kemana.
Jungkook yang kelewat khawatir akhirnya memutuskan untuk meminta tolong salah satu supir kepercayaan keluarganya.
Supir keluarga Jungkook sedikit berbeda, ia punya aplikasi berkoneksi khusus untuk melacak tempat seseorang dengan sinyal ponsel. Dulu supirnya adalah anggota mata-mata tapi sekarang sudah pensiun.
Jadi barang-barang unik semacam itu masih di simpan dan di gunakan hingga sekarang. Dan pantas saja saat dulu Jungkook pernah tersesat, supir keluarganya itu bisa menemukan Jungkook hanya dengan waktu lima belas menit.
Dan untung saja tadi supirnya itu mau membantu melacak keberadaan Jimin. Ia tidak tau kenapa bisa sekhawatir ini pada Jimin.
Ada hal aneh pada dirinya jika menyangkut tentang Jimin. Ia tidak bisa menjelaskannya namun perasaan itu membuatnya gelisah.
"Ini gedung bekas apa ya dulu?" Tanya Jungkook pada dirinya sendiri sambil mencoba mencari jalan yang bisa di lewati.
Keramik lantai bangunan ini sudah retak dan sebagian besar lantainya sudah tidak berbentuk. Jungkook melirik kesana sini dengan lampu ponselnya menyala, ruangan ini lebih mirip seperti villa yang sudah tidak di pakai puluhan tahun.
Jungkook berjalan pelan ke arah tangga bercabang mengarah ke lantai dua, di atas sana lebih gelap lagi. Seakan cahaya sedikitpun tidak bisa menunjukan diri di atas sana.
Benar-benar gelap gulita, untung saja Jungkook tidak takut dengan hal-hal mistis. Jika ia mungkin sekarang ia sudah lari terbirit-birit.
Tangga itu ada dua jalan, ke kanan dan kiri. Jungkook yakin dulu bangunan ini sangat indah pada masanya.
Merasa di lantai dasar ia tidak mendapatkan apapun selain ruangan kosong dengan pintu terbuka lebar, Jungkook memilih menaiki tangga perlahan.
Matanya awas menatap kesana-sini takut tiba-tiba ada sesuatu. Namun setelah sampai di tangga dimana ada dua jalan ia menoleh ke belakang dengan refleks.
Ada suara pintu berderit keras dan terdengar bentakan kasar seorang pria.
"Mmpphh! Hngh mmpp!"
Jungkook buru-buru berjalan cepat ke sisi kanan, menyatu dengan kegelapan namun bisa melihat keadaan di lantai dasar. Tak lupa ia mematikan lampu ponsel dan menatap ke arah dimana ada tiga orang disana.
Mereka sepertinya keluar dari salah satu ruangan yang tidak Jungkook lihat tadi.
Tapi tunggu.. Kenapa ia harus bersembunyi? Bukankah jika ada apapun ia bisa melawan mereka?
Ah sudahlah itu pikirkan nanti saja, ia punya firasat tidak baik jika menunjukan diri pada mereka dengan keadaan menyeramkan seperti.
Ia melihat salah satu dari mereka melepas lakban di mulut seseorang yang ada di tengah mereka.
Jungkook baru sadar jika orang itu seperti korban penculikan, tangannya di tali, bibirnya di lakban dan ia di seret dengan paksa.
Sial, apa Jungkook harus menelpon polisi? Tapi bisa ketauan nanti jika ia nekat menelpon. Ruangan ini sepertinya jika kita berbisik saja bisa terdengar jelas.
"LEPAS! HIKS HIKS LEPASKAN AKU!!" Jungkook mengerjap pelan saat orang yang di seret itu berteriak sangat kencang. Tubuhnya meronta dengan hebat di rangkulan dua orang disisinya.
Sebentar.
Kenapa Jungkook merasa ada yang aneh? Suara orang yang jadi korban itu. Ia seperti mengenali suara ini, tapi siapa yang memiliki suara ini?
"DIAM JALANG SIALAN!"
Buagh!
"Aakhh!"
Jungkook membulatkan matanya saat salah satu bapak-bapak berotot itu meninju perut orang yang mereka bawa karna terus meronta ingin di lepaskan tadi.
Bukan hanya karna perlakuan mereka pada orang yang mereka culik saja yang membuat Jungkook terkejut. Melainkan suara wanita berteriak tadi saat di pukul.
Suara itu seperti.. Siapa ya? Jungkook mulai yakin jika ia mengenali suara ini.
Jungkook memikir keras disana, suara wanita itu terdengar sangat familiar untuknya. Dan Jungkook mengintip lagi ke arah mereka, salah satu dari mereka yang sepertinya paling emosian membuka penutup mata korban culik mereka dengan kasar.
Tunggu! Apa?!
"Yeri?!! -Hmph!" Jungkook membulatkan matanya sambil membekap mulutnya kuat saat tidak sengaja memekik lumayan kencang. Jantungnya tiba-tiba berdentum dengan cepat, ia menelan ludah takut dengan mata tertutup.
Sial.
Itu sungguh Yeri.
Orang yang ia kenal menjadi korban penculikan?!
"HEY! ADA SIAPA DISANA!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Cinderella [KookMin]
ФанфикшнAku bukanlah Cinderella yang dengan mudahnya di tindas oleh ibu dan 2 kaka tirinya. Justru... akulah yang akan menindas mereka Melihat mereka membayar penderitaanku itu menyenangkan Melihat mereka memohon di bawah kakiku itu membahagiakan Melihat me...
![I'm Not A Cinderella [KookMin]](https://img.wattpad.com/cover/188123379-64-k227232.jpg)