7

3.2K 485 29
                                    

Kring kring kring kring

Jimin mengerutkan keningnya saat mendengar suara bising dari jam waker miliknya.

Ia berdesis lalu membuka matanya perlahan dengan berat, hal pertama yang ia lihat adalah dada bidang telanjang milik sang kakak.

Jimin mengerang lalu melepas pelukan Chanyeol di pinggangnya. Semalam ia memang ingin tidur dengan Chanyeol.

Dan Chanyeol hanya bisa mengiyakan saat mengerti keadaan sang adik sedang butuh sandaran.

Jimin merenggangkan ototnya lalu mematikan jam wakernya, dengan segera ia melangkah ke kamar mandi karna hari ini ia akan melihat sekolah barunya di Korea.

Sang ayah mengatakan jika ia sudah memilih sekolah paling terbaik di Korea.

Namun sekolah sebagus apapun, jika ia satu sekolah dengan Kaka tirinya, Yeri. Ia akan menolak jika sekolah itu yang paling terbaik.

Ayahnya bilang jika ia dan Yeri satu sekolah, Yeri akan bisa membuatnya nyaman. Tapi Jimin rasa semua itu hanyalah omong kosong.

Setengah jam ia habiskan di dalam kamar mandi, saat keluar ia bisa melihat Chanyeol yang sudah terduduk di kasurnya sedang memainkan ponsel.

"Morning Princess," Jimin tersenyum kecil saat panggilan menggelikan sang kaka terdengar olehnya.

"Morning Prince," balasnya lalu membongkar koper berwarna kuning miliknya. Mengambil sweeter dan celana kain dari dalam sana.

"Hyung hari ini pergi kuliah?" tanya Jimin sambil memakai bajunya. Tidak terlalu malu dengan Chanyeol karna mereka kan saudara.

Chanyeol menggeleng disana sambil tetap memainkan ponselnya.

"Aku berniat berhenti kuliah dan akan mencari kerja," Jimin mengerutkan keningnya mendengar penuturan Chanyeol.

"Kenapa begitu? Kenapa tidak di teruskan saja?" tanya Jimin sambil memberikan handuk kecil pada Chanyeol, memberi isyarat agar sang kaka mengeringkan rambutnya.

Chanyeol yang notabenya adalah pria yang peka, ia segera mengambil handuknya dan menyuruh Jimin duduk di depannya.

"Aku mencari kerja agar nanti kita tak bergantung pada Daddy, setelah terkumpul banyak aku akan mencari apartemen kecil di Seoul dan membawamu kesana." Jimin tertegun sebentar lalu terkekeh. Chanyeol ikut terkekeh sambil mengosokan handuk kecil itu pada rambut basah Jimin.

"Chan Hyung memang paling terbaik!" ucapnya lalu berbalik dan memeluk Chanyeol. Chanyeol terkekeh lalu mengangguk dan mengecupi rambut sang adik.

"Keringkan rambutmu sendiri, aku akan mandi. Kau langsung ke luar saja untuk sarapan nanti," Jimin mengangguk paham lalu segera mengeringkan rambutnya dengan cepat.

Setelahnya ia memakai produk perawatan paginya, dua cream mahal yang selalu Jaejoong belikan untuk kulitnya agar selalu bersih dan cerah.

Jaejoong memang selalu memanjakan Jimin layaknya seorang putri. Ia selalu ingin yang terbaik untuk Jimin dari atas rambut sampai ujung kaki.

Setelah beres dengan perawatan wajahnya, Jimin segera keluar kamar.

"Jimin," Saat Jimin baru keluar kamar ia sudah mendengar suara memanggil dirinya.

Salah satu kaka tirinya terlihat keluar dari dalam kamar di depannya.

Kamar mereka memang di lorong yang sama.

Di sisi kanan ujung kamar Jimin lalu di sebelahnya ada kamar Chanyeol, dan di depan mereka kamar Yeri dan Eunha.

"Uhm.. Ya? Yeri noona?" sapanya lalu tersenyum manis pada salah satu kaka tirinya ini.

Yeri yang sudah memakai seragam sekolahnya tersenyum sinis ke arah Jimin membuat Jimin mengerutkan keningnya heran.

Sikap Yeri terlihat.. Berbeda.

Kemarin sikapnya ramah padanya, tapi sekarang Jimin bisa merasakan jika Yeri tidak suka berada di dekatnya.

"Aku hanya ingin mengatakan, jika di sekolah, kau pura-pura tak kenal aku. Jika di luar, anggap saja kita adalah orang asing, paham?" Jimin makin kebingungan saat Yeri berucap demikian.

"T-tapi noona kena— Akh! aw!"

"Cukup turuti perkataanku saja sialan!" Jimin meringis kencang saat tiba-tiba Yeri menarik kuat rambutnya ke belakang dan membentaknya tepat di depan wajah.

"Awas jika kau berani menatapku di sekolah nanti!" Jimin mengigit bibir bawahnya sambil mengangguk paham. Tarikan tangan Yeri sangat menyakitkan.

Ia bahkan merasa jika beberapa helai rambutnya akan ikut tercabut saat ini.

Yeri tersenyum puas lalu melepaskan tarikan tangannya, ia menyilangkan tangannya di depan dada.

"See you Jiminie," Jimin menunduk sambil mengelusi belakang rambutnya yang tadi di tarik Yeri. Sedangkan Yeri hanya terkekeh sinis dan melangkah sembari menabrak bahu Jimin sampai Jimin hampir terjatuh.

"Kau membangunkan Hyena yang tadinya tengah tertidur Yeri noona...," bisiknya sambil mengepalkan tangannya. Menatap tubuh sang kaka tiri yang kini mulai menampakan jati dirinya.

Seorang anak ular yang mencoba mengeluarkan bisa beracun seperti induknya. Untuk hal ini masih bisa Jimin tangani.

"Tunggu tanggal mainnya noona..,"

I'm Not A Cinderella [KookMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang