Jimin mempoutkan bibirnya saat melihat sang Daddy tak ada tanda-tanda akan datang dari gerbang sekolah. Hari ini Yunho mengatakan jika ia akan menjemput Jimin dan mereka akan pergi berdua sampai makan malam.
Yunho mengatakan juga jika hari ini ia akan meneruskan setengah cerita yang belum Jimin dengar karna sudah lebih dulu kabur dari rumah kemarin. Yunho sudah berjanji akan menceritakan semuanya pada Jimin tanpa terkecuali.
Namun setengah jam berlalu, sang ayah tak kunjung datang. Bahkan sekolah sudah setengahnya kosong.
Sebenarnya tadi Taemin mengajaknya untuk ke tempat karaoke bersama 'mangsa' baru mereka. Taemin bilang ia punya permainan seru bersama teman-teman, tapi Jimin menolak dengan berat hati dan perasaan kesal.
Ia ingin sekali ikut bersama Taemin untuk mengerjai murid baru di sekolah mereka, tapi ia lebih ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dari mulut sang Daddy langsung.
"Jimin?" Jimin yang tadinya sibuk dengan ponselnya sedikit menoleh mendengar nada panggilan lembut dari belakangnya.
Ia tersenyum melihat Jungkook berdiri disana, membawa tumpukan buku paket dan berjalan bersama dengan kakak tirinya, Yeri.
Dalam hati Jimin berdecih, ternyata Yeri cukup bebal setelah apa yang sudah di lakukannya. Yeri masih saja memasang wajah palsunya di saat ia sudah menghancurkan image sang kakak tiri di depan Jungkook.
"Selamat sore sunbae." Ucapnya ramah dan tak terlalu memperdulikan Yeri yang ikut membawa tumpukan buku di tangannya.
Jimin tak perlu berpikir dua kali tentang apa yang sudah terjadi sebelum ini, Jimin cukup yakin dengan apa yang sudah terjadi di balik Yeri yang sepertinya membantu Jungkook.
"Sore juga, kenapa kau belum pulang?" Tanya Jungkook dengan langkah yang ia bawa untuk mendekati Jimin, Yeri yang ada di belakangnya diam-diam berdecak dan mengikuti langkah seniornya.
"Ah, aku sedang menunggu daddy."
"Di jemput ya?"
"Huum! Daddy bilang mau membawaku jalan-jalan."
"Bersama dengan Yeri juga?"
"Tentu saja tidak."
Jungkook hanya bisa tersenyum canggung saat Jimin menjawab pertanyaan dengan nada polos dan tatapan yang sering di pakai anak kecil saat jujur.
"Ah baiklah jika begitu."
"Iya, sunbae mau kemana?"
"Perpus, kau mau ikut?"
"Tidak sunbae maaf, aku takut daddy datang dan aku tak ada."
Jungkook mengangguk dan diam-diam menghela nafas kecewa Jimin tak ikut bersamanya, tapi ia hanya tersenyum dan pamit akan segera ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang di pinjam kelasnya.
"Appa mau menjualmu ya?" Jimin menaikan alisnya saat Yeri menatap ke arahnya sambil berdecih kesal. Entah apa yang di kesalkan kakak tirinya ini.
"Yap, daddy akan menjualku kepada Om mesum di bar."
"Baguslah, jalang sepertimu cocok disana."
"Tentu saja, tapi bayaranku mahal."
"Kau bangga dengan itu? Cih padahal aku bercanda, tapi kau menganggapnya serius dan memasang harga untuk dirimu sendiri."
"Aku juga bercanda. Dan harga yang akan aku pasang jika daddy benar menjualku tak main-main Noona."
"Memang berapa?"
"Satu sentuhan aku hargai detak jantung yang berhenti atau satu ember darah ah bisa juga sepuluh jari tangan. Bagaimana? Mahal bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Cinderella [KookMin]
FanficAku bukanlah Cinderella yang dengan mudahnya di tindas oleh ibu dan 2 kaka tirinya. Justru... akulah yang akan menindas mereka Melihat mereka membayar penderitaanku itu menyenangkan Melihat mereka memohon di bawah kakiku itu membahagiakan Melihat me...