27

2.4K 390 1
                                    

Hari ini Jimin kembali ke sekolah, ini karna paksaan kakaknya dan Chanyeol benar-benar mengancam tak akan membawa Jimin jika uang yang di kumpulkannya sudah banyak. Mereka dari awal memang berencana untuk pindah dan meninggalkan Yunho beserta istri baru dan anak tirinya itu.

Jimin sudah muak, ia tak bisa menahan emosi jika melihat ketiganya ada di depan matanya. Itu hanya mengingatkan dirinya tentang kematian ibunya, Jimin selalu berpikiran jika kematian ibunya adalah salah dari ibu dan kakak tirinya yang datang ke dalam kehidupan Yunho.

Sebenarnya ia masih tidak terima jika ayahnya berselingkuh dan menikah lagi bahkan saat masih bersama sang ibu. Jimin sangat membenci ayahnya, namun Jimin juga tau jika Yunho sangat menyanyanginya lebih dari apapun. Di saat Jimin mulai berpikir untuk membenci Yunho, bayangan kasih sayang dan semua yang telah Yunho berikan padanya langsung teringat dalam pikirannya.

Seberapapun Jimin membenci sang ayah, selalu ada kata maaf untuk sang ayah dan Jimin selalu tak sanggup membenci Yunho terlalu lama. Jadi saat mengetahui ayahnya kecelakaan, ia cukup terpukul.

Beda hal lagi dengan istri kedua ayahnya dan anak-anaknya. Mereka terlihat tidak peduli dan jarang berlama-lama menunggu Yunho di rumah sakit. Hanya ia dan Chanyeol yang selalu menunggu sang ayah terbangun dari komanya. Dan hal ini makin membuat Jimin yakin jika Boa hanya menginginkan harta ayahnya.

"Jimin-ah!" Jimin yang tadinya sedang berjalan dengan pikiran yang bercabang langsung berhenti saat mendengar seseorang memanggil namanya dari belakang. Dan saat ia melihat ke belakang, Jimin melihat Taemin dan Sooyoung berlari ke arahnya.

Perlahan ia tersenyum, ia hampir saja lupa jika mempunyai sahabat yang satu jenis dengannya. Mereka pasti menanyakan kabarnya yang selama dua hari tidak masuk sekolah.

"Jimin-ah! Kau kemana saja?!" Tanya Sooyoung sambil mememluk Jimin erat saat sudah berada di depan pemuda manis itu. Jimin hanya tersenyum dan balas memeluk gadis tinggi ini tak kalah erat.

"Maaf aku tak memberitahu kalian, ayahku kecelakaan dan aku menunggunya di rumah sakit." Sooyoung dan Taemin terlihat terkejut disana, dan Jimin hanya tersenyum melihat reaksi keduanya.

"Lalu bagaimana keadaannya? Apa ia sudah baik-baik saja?" Jimin mengangguk menjawab pertanyaan Taemin. Mereka lalu berjalan ke arah kelas sambil berbincang sedikit mengenai kondisi ayahnya.

Jimin juga menceritakan sikap kurang ajar Yeri padanya kemarin. Kedua temannya itu sangat terkejut tentu saja, tapi cerita itu sungguh menarik. Apalagi mereka suka menyiksa orang, cerita semacam itu sangat menarik bagi mereka.

"Jimin-ssi!" Jimin yang tadinya masih sibuk mengobrol dengan temannya kembali menoleh ke belakang saat ada yang memanggilnya disana, ia menaikan alisnya melihat Jungkook berlari ke arahnya dari jauh.

"Jimin, kau makin dekat dengan Jungkook ya?" Tanya Taemin yang juga memperhatikan Jungkook yang sedang belari ke arah mereka itu.

"Kurasa ia tertarik padamu Jimin-ah." Timbal Sooyoung sambil menyenggol bahu Jimin dan menaik turunkan alisnya.

Jimin menaikan alisnya sambil terkekeh, ia mengangkat bahunya tanda tak terlalu peduli dengan pemikiran Taemin dan Sooyoung.

"Jimin, bisa kita bicara sebentar?" Taemin dan Sooyoung terlihat berdehem saat Jungkook sudah berada di depan mereka. Jungkook sendiri terlihat tidak terlalu peduli dengan kehadiran mereka di sisi Jimin.

"Jimin, kita ke kelas duluan ya. Dah!" Ucap Taemin sambil menarik Sooyoung menjauhi keduanya yang kini sibuk bertatapan, tanpa mendengar balasan Jimin ia langsung membawa Sooyoung menjauhi Jimin dan Jungkook.

"Ah.. Maaf aku menarikmu tiba-tiba. Bisa kita bicara sebentar?" Jimin yang tadinya masih bingung dengan kepergian Taemin juga Sooyoung hanya bisa mengangguk, mengiyakan ajakan Jungkook untuk berbicara.

Ia tak tau apa yang akan Jungkook bicarakan, ia sebenarnya tidak terlalu peduli dengan keberadaan pemuda Jeon ini. Hanya pencitraan saja ia dekat dengan Jungkook.

"Ya tentu, bicara saja."

I'm Not A Cinderella [KookMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang