Soonyoung baru aja keluar dari kamar mandi waktu gue guling-gulingan di kasur. Wangi sabunnya langsung nyebar ke ruangan yang ukurannya cuma lima kali lima meter ini. Kecil ya kamarnya kita? Emang sengaja, sih. Hehe.
"Mandi, gih," kata Soonyoung sambil ngelempar handuk yang dia pakek barusan ke gue.
Kalok handuknya dilempar ke gue... itu berarti, Soonyoung...
Haha. Please, jangan mikir yang aneh-aneh."Males," jawab gue singkat dan balik belakangin Soonyoung yang lagi ngobrak abrik koper.
Mata gue udah mau merem gara-gara bau bantal hotel. Sampe...
"Mandi sendiri atau a---"
Gue ngebuka mata dan balik natap Soonyoung yang udah di belakang gue. "No! Aku bisa sendiri. Minggir!" usir gue yang bikin Soonyoung senyum jahil.
"Yang bersih, ya, sayang..." teriaknya ke gue.
"Nggak janji," balas gue nggak kalah kencengnya dari dalam kamar mandi.
💉💉💉
"Liv?" panggil gue ke Olive yang lagi sibuk ngaca di hapenya.
"Apaan?"
"Gue laper."
"Ya, udah. Pesen makan dulu aja. Mereka juga pasti rada lama yang nyariin mobil."
"Mobil???" beo gue. "Gue kirain mobil kemaren itu udah disewa ama mereka."
"Belum, Ca. Kata Mingyu, mobil kemaren terlalu gede kalok diajak muter-muter berempat doang."
Gue manggut sambil nekan tombol power di hape. "Bener juga, sih. Tuh mobil aja muat pakek banget buat ngangkutin member svt."
"Ember."
"Olive..."
"Hish! Apaan sih, Ca..."
"Liv, gue laper..." rengek gue narikin lengan kiri Olive.
Olive mandang gue melas. "Mau gue pesenin?" tawarnya.
"Boleh, deh. Hehe."
Olive nutup kameranya dan ngebuka aplikasi go food. "Lo, pengen makan apaan?"
"Apa aja gue mau kok."
"Kecoa goreng, mau?"
"Bangke, lo!" umpat gue sambil reflek mukul lengan kirinya.
"Terus???"
"Pokoknya yang ada sayurannya gitu."
"Iya, gue tau. Tapi, namanya apaan, odong..."
Gue muter-muterin hape di tangan sambil natap Olive yang lagi nungguin jawaban gue. "Nah... itu masalahnya. Gue nggak ngerti, apa spesifik makanan yang pengen gue makan. Haha."
"Dasar! Gue cariin dulu, deh. Pokoknya yang ada sayurannya, kan?" tanya Olive yang gue jawab pakek anggukan.
Olive udah mulai searching apa nama makanan yang gue pengenin di aplikasinya.
"Liv... tapi, gue kok males ngunyah, ya. Padahal gue laper banget, ih."
Olive langsung natap gue tajam. "Lo, minta gue sembur, ya?!"
Gue gelengin kepala. "Kagak, elah."
"Makanya, buruan! Jadi, lo mau makan kagak, nih?!"
"Jadi. Tapi, gue beneran bingung mau makan apaan."
"Nih, gue udah nemu menu banyak banget buat lo."
"Apaan?" tanya gue kepo.
"Dengerin, ya," intruksinya ke gue. "Bakso, mie ayam, kwetiau, capcay, pecel lele, nasgor, bakmi, nasi padang, nasi rames, gorengan, soto, indomie, bebakaran. Dah, lo milih sono!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Doctor
FanfictionWarning!!! (On Going) BELUM DIEDIT. "Gue pernah mengutuk hidup gue hanya karna satu laki-laki brengsek. Sampe lupa kalok di dunia ini masih banyak laki-laki yang punya hati malaikat, salah satunya, lo" -Blinda Ianara Carrissa- "Masalah akhirnya lo b...