30

2.2K 272 19
                                    




Jisoo menghilang.



Taeyong mencoba untuk tenang, ia mengambil ponselnya. Ia berpikir sejenak dengan menutup mata, kemudian jari-jemari itu bekerja sama untuk mengetikkan sesuatu di dalam ponsel.



Akhirnya Taeyong mencoba melacak keberadaan Jisoo menggunakan aplikasi di ponsel. Ia berharap bahwa ponsel Jisoo dibawa bersama gadis itu, dan tentunya masih dalam keadaan menyala.



Hampir lima menit Taeyong mencoba melacak Jisoo setelah ia akhirnya menemukan keberadaan ponsel Jisoo.



Terlihat di peta bahwa Jisoo berada di dekat area biang lala yang sempat mereka lewati, namun seingat Taeyong, Jisoo tidak ingin menaiki permainan itu.



Taeyong segera berlari ke sana. Ia tak peduli dengan beberapa orang yang menyaksikan Taeyong dengan tatapan bingung mereka.



Setibanya di tempat, ia melihat lagi lokasi Jisoo. Ponsel Jisoo masih berada di sana. Taeyong menajamkan penglihatannya. Ia mengecek satu persatu yang ada di dalam biang lala itu. Ia melihat lagi ponselnya, Jisoo semakin dekat. Yang berarti Jisoo berada dalam permainan itu.



Saat Taeyong mendekati biang lala, betapa terkejutnya ia yang hanya mendapati ponsel Jisoo yang tergeletak di sana, ia pun mengambil ponsel Jisoo. Taeyong mengacak rambutnya frustasi. Ia kehilangan jejak Jisoo.



Ia tak diam, kini ia memutuskan untuk mengelilingi satu taman bermain untuk mencari Jisoo. Ia masih berlarian. Beberapa orang mulai berbisik-bisik. Taeyong tahu itu, tapi ia abaikan semua itu.



Ia masuk ke tiap permainan. Bahkan ia pergi ke rumah hantu sendirian. Ia belum menemukan Jisoo.



"Soo-ya... kau di mana?" sahut Taeyong lirih, ia mulai kelelahan. Selama dua jam ia belum menemukan Jisoo.



Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk pergi ke taman yang saat siang tadi ia meninggalkan Jisoo.



Taeyong masih melangkah, hari mulai sore tetapi matahari masih memperlihatkan sinar teriknya. Pandangan Taeyong tertunduk ke bawah, ia memegangi ponsel Jisoo dengan nafas terengah.



Taeyong sudah sampai di tempat tujuannya. Saat Taeyong mendongak, ia menemukan Jisoo sedang terduduk di bangku dengan diam.



Tentu saja Taeyong terkejut, ia melangkah cepat ke arah bangku itu. Di sebelah Jisoo masih ada boneka beruang besarnya.



"Soo-ya!" Taeyong mendekati Jisoo dengan panik. Ia menekuk kakinya di bawah Jisoo, sembari memegangi pundak gadis itu.



"Yak, kau baik-baik saja?" Taeyong melihat pandangan Jisoo yang kosong.



Taeyong sadar bahwa Jisoo terhipnotis. Ia segera menjentikkan jarinya ke arah pandangan Jisoo. Selain itu Taeyong berusaha menyadarkan Jisoo dengan lambaian tangannya tepat di hadapan wajah Jisoo.



"Eoh? Taeyong-ah..." Jisoo memandang Taeyong kebingungan. Akhirnya gadis itu kembali sadar.



"Ah.. Soo-ya.. aku sangat khawatir" Taeyong memeluk Jisoo sangat erat. Ia menghembuskan nafasnya lega.



"Kau kenapa? Bukannya tadi kau akan membeli es krim? Hng? Ini jam berapa ya? Mana ponselku?" Jisoo masih kebingungan dengan semua hal yang menimpanya. Taeyong sudah menitikkan air mata, ia menangis dalam diam, namun bahunya bergetar.



"Taeyong-ah... kau kenapa?" Jisoo mengelus punggung Taeyong.



Taeyong melepas pelukannya, ia masih memegang bahu Jisoo. Jisoo memandang Taeyong khawatir, gadis itu kemudian tersenyum pada Taeyong, mencoba bersikap seolah ia baik-baik saja.



Possessive Jack FrostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang