37

870 151 29
                                    




Punggung lebar yang basah karena keringatnya sendiri sudah tersender pada dinding ruang latihan. Taeyong duduk terengah di sana setelah membuka masker hitam yang sedari tadi ia pakai.



Dia melihat ke arah cermin, topi yang bertengger di kepala ia lepas sejenak untuk merapikan rambut. Tetapi tak lama kemudian ia pakai kembali. Dia melihat para member yang terduduk di lantai, bahkan beberapa ada yang memilih untuk merebahkan diri.



Karena merasa gersang dan lengket akibat bajunya yang sudah dipenuhi oleh peluh, Taeyong langsung membukanya di depan semua orang.



"Oh... hyung, kita sedang diawasi." Tegur Mark yang selalu gugup setiap Taeyong tiba-tiba membuka baju. Namun Taeyong tak peduli, dia malah mengendikkan bahu lalu beranjak pergi dari sana. Sementara Mark yang tadinya melongo kini sudah kembali berbincang dengan Lucas.



Taeyong duduk di sofa ujung ruang latihan, terpejam sejenak sembari mengibaskan tangan. Namun ia berhenti, karena ia sadar karena itu tak ada gunanya. Ia tetap merasa gerah, panas di dalam tubuh Taeyong membuat permukaan kulitnya agak memerah. Persis seperti saat ia mandi menggunakan air panas, sekujur tubuhnya akan memerah seperti terbalur cat. Setidaknya itu yang disaksikan Johnny ketika mereka mandi bersama.



"Kau mau?" Kai menyodorkan botol minuman ke arah Taeyong. Pria berkulit eksotis yang juga bertelanjang dada itu baru saja mengambil minuman dari kulkas di seberang sofa yang diduduki oleh Taeyong.



"Terimakasih, hyung." Kai mengangguk. Kemudian ia terduduk di sebelah Taeyong.



"Bagaimana?" Tanya Kai tiba-tiba. Taeyong yang bingung dengan arah pertanyaan itu menoleh.



"Bagaimana apanya?"



"Hubunganmu dengannya. Kalian baik-baik saja?" Setelah dijelaskan, barulah Taeyong mengerti arah pembicaraan mereka.



"Ya, kami baik-baik saja. Hyung sendiri?"



"Begitulah. Bisa dibilang cukup rumit."



"Kalian sedang bertengkar?"



"Tidak. Bukan karena itu. Kau pasti tahu alasan dasarnya. Apa dia pernah khawatir tentang hal yang telah menimpa kami?" Taeyong menyeruput minuman, lalu mengangguk.



"Ya. Dia beberapa kali membahasnya bersamaku. Apalagi dia menyaksikan sendiri bagaimana mental pacarmu saat itu. Dia sering meragukannya." Kai mengangguk mengerti.



"Kau tahu? Aku terkadang merasa bersalah padanya. Dia terlihat lebih murung daripada biasanya." Sahut Kai sembari meneguk lagi minumannya sampai habis.



"Ah... seandainya aku memiliki kekuasaan untuk mengubah stereotip itu." Sambungnya, lalu bersandar pada sofa.



"Semuanya pasti baik-baik saja, hyung. Jangan terlalu cemas. Selama kalian masih bersama, aku yakin tak akan ada yang berubah." Kai tersenyum ketika mendengar perkataan Taeyong.



"Baiklah, sebentar lagi waktunya pulang. Siapkan diri kalian, jangan sampai ada yang ketinggalan." Seorang staf baru saja masuk ke dalam untuk memberitahu kepada semua member.



Taeyong pun pulang dengan keadaan lesu. Yang harus ia lakukan sekarang hanyalah mandi. Taeyong butuh kesegaran dari air yang mengalir ke seluruh lubuhnya. Setelah itu ia punya beberapa menit untuk berbaring.



Namun, tiba-tiba saja Taeyong merasa bahwa dia harus melakukan sesuatu. Meskipun sudah mandi, Taeyong tetap merasa lemas. Energinya terkuras habis selama berada di ruang latihan tadi. Tetapi ia kembali teringat pada niatnya untuk mengadakan siaran langsung yang mendadak.



Possessive Jack FrostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang