14

3.1K 464 36
                                    




"Sooya, saranghae... "



Lelaki itu kembali membuka matanya, ia belum sepenuhnya tidur. Rupanya hati dan pikirannya kembali bertolak belakang, saling beradu seolah tak memperbolehkannya untuk beristirahat walau hanya sebentar saja.



Tiba-tiba saja ia beranjak dari ranjangnya, memakai hoodie hitam dan pakaian serba hitam lainnya. Keluar dari dorm dengan tergesa-gesa, menyisakan beberapa pertanyaan besar bagi tujuh orang yang sedang menonton tv. Mereka menyaksikan itu, hanya lelaki itu saja yang tidak menyadari karena pikirannya terlalu kalut.



Hari memang sudah malam, tapi ia sama sekali tidak merasakannya, bahkan dinginnya udara malam tak bisa menggoyahkan niatnya.



Langkah dan pikirannya hanya tertuju pada satu tujuan.



Kim Jisoo.



Yup, he's gon' make things right and clear. That's all.



Gadis itu lah yang membuat seorang Lee Taeyong seperti ini. Sekali lagi, hanya Jisoo. Ia dibuat menderita dengan pertanyaan dari sebuah alasan yang sama sekali tidak ia ketahui sampai sekarang ini. Satu tahun pertanyaan itu memang tidak bisa terjawab olehnya.



Setelah pertemuan tak disengajanya saat berada di minimarket siang tadi, Taeyong tak bisa berhenti untuk tidak memikirkan Jisoo sedikit pun.



Dia tidak bisa melepaskan Jisoo hanya dengan begitu saja, ia butuh alasan yang bisa membungkamnya walau hanya satu kata yang diberikan Jisoo. Ia yakin, gadis itu sama sekali tidak menginginkan perpisahan ini, begitupun dengannya.



Tiba lah Taeyong di satu persimpangan yang dekat dengan dorm Jisoo. Ia berhenti sejenak di samping lampu jalan yang menyinarinya dalam kegelapan malam. Ia ingat dahulu ketika Jisoo bertingkah malu-malu terhadapnya saat Taeyong mengantarnya pulang. Membayangkannya saja membuat ia senang. Sudah ke berapa kalinya kata rindu selalu terulang di sini, karena memang kenyataannya Taeyong sedang seperti itu.



Taeyong sudah tidak bisa tinggal diam lagi, waktunya untuk berpikir sudah habis, kali ini ia harus bertindak.



Lelaki itu mendengar langkah kaki. Tidak sendirian, namun ada beberapa orang. Ia pun melanjutkan langkahnya, namun saat itu ada empat orang gadis yang baru saja berbelok, berjalan berlawanan dengan langkahnya. Taeyong tak memperdulikannya dan terus melangkah dengan tatapan lurus. Ia melihat keempat gadis itu sekilas. Alangkah terkejutnya ia ketika mengenali salah satu di antaranya. Gadis berambut coklat pekat. Taeyong hafal akan bentuk tubuhnya, itu jelas Jisoo. Dan ketika ia melihat ke sebelahnya di sana ada gadis berambut pirang, ia tahu bahwa ia adalah salah satu member Blackpink juga yang tadi siang bertemu dengannya di minimarket. Ia kembali berhenti tepat di hadapan mereka.



Taeyong melangkahkan kakinya menuju Jisoo yang berada di tengah-tengah mereka. Namun ia dihalangi oleh gadis berambut pirang itu.



"Anda siapa?" sorot matanya menatap Taeyong nyalang.



Taeyong tak menjawab pertanyaan gadis itu, pandangannya tetap mengarah pada Jisoo. Ia mendekati Jisoo yang sedang berusaha menghalangi kedua gadis lainnya, dan ia membuka maskernya. Nafasnya menderu karena degupan jantungnya yang kian membara. Angin dingin menerpanya, namun Taeyong tetap merasa panas.



















"Taeyong-ssi?"



Jisoo menyebut namanya dengan tatapan yang tak bisa Taeyong artikan. Antara terkejut, marah, Taeyong tidak tahu itu.



Possessive Jack FrostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang