13

3K 441 15
                                    




"UNNIEEEEEE! UNNIEEEEE!"



Jisoo mengerjapkan matanya berkali-kali ketika Lisa tiba-tiba saja datang ke kamarnya untuk membangunkan Jisoo. Gadis Thailand itu meloncat-loncat di kasurnya. Jisoo terpaksa bangkit dari tidurnya kemudian menggerutu pelan pada Lisa, namun dengan mata tertutup.



"Yak Lisa-yaaaa.. kau tahu kan aku begadang semalaman bermain game. Huaaaarrrghhh" Jisoo menguap dengan keras.



"Ayo bangun unnie, ini sudah mau menjelang siang, dan aku lapar."



Jisoo belum juga membuka matanya, namun ia mengacak rambutnya dengan asal.



"Terus kenapa?"



"Temani aku ke minimarket sekarang juga unnie."



Seketika Jisoo membuka matanya lebar-lebar. Dia melihat Lisa dengan pandangan penuh pertanyaan sekaligus terkejutnya.



"Hahaha unnie wajahmu itu savage sekali aku tidak kuat untuk menahan tawa!"



Kali ini Jisoo sudah berancang-ancang untuk melempar bantal gulingnya. Namun Lisa menahannya, meminta permohonannya agar segera dikabulkan Jisoo dengan memasang puppy eyes.



"Yasudah, aku siap-siap dulu."



"YEEEAAAAYYYY!"



Selama di perjalanan, Lisa terus saja memberikan guyonan kepada Jisoo. Membuat gadis itu tertawa terus menerus. Begitu pun sebaliknya, Lisa terus tertawa karena ocehan Jisoo.



Lisa menggandeng tangan Jisoo dengan lengan panjangnya. Mereka memasuki minimarket. Entah mengapa, sudut mata Jisoo memaksanya untuk melirik ke arah kiri di mana terdapat kursi yang disediakan oleh minimarket. Namun ia kembali berfokus memasuki pintu minimarket.



"Lisa-ya, kau mau beli apa memangnya?"



"Hmm.. aku hanya ingin makan ramen. Itu saja bisa membuatku kenyang hehehe."



"Baiklah kalau begitu aku juga akan membelinya."



"Ishhh unnie mengikutiku, tidak ada effort nya sama sekali hahaha"



"Aku sedang malas untuk berpikir Lisa-ya"



Mereka membawa cup ramen dan segera menyeduhnya dengan air panas yang sudah disediakan pula oleh minimarket. Lisa membawa dua cup ramen itu, sementara Jisoo membayar makanan mereka.



"Ayo kita makan di sana saja unnie." Lisa memberikan satu cup ramen milik Jisoo.



"Ayo" ia melangkah keluar mengikuti Lisa yang masih saja mengoceh tentang cup ramennya.



Jisoo sesekali terkekeh karena Lisa tidak kuat menahan cup ramennya. Hingga matanya menangkap sebuah siluet yang tak asing. Ia melihat siluet itu, betapa terkejutnya ia ketika tahu bahwa itu adalah sosok yang tidak ingin ia lihat. Sosok yang paling ingin ia lupakan, namun tetap saja tidak bisa. Sesibuk apapun dirinya, lelaki itu tetap ada di benaknya. Tak bisa beranjak pergi, meskipun sudah berkali-kali ia usir.



Tenang Sooya... tenang, batinnya bermonolog. Namun tetap saja, jantungnya berdebar lebih cepat.



Ia baru menyadari bahwa di situ ada juga seorang laki-laki lagi. Dia mengetahuinya, karena merupakan teman segrup Taeyong dan pernah menjadi pembawa acara dengannya.



Possessive Jack FrostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang