Orang mungkin akan bilang bahwa aku adalah seorang lelaki bajingan atau mungkin lelaki tanpa pendirian. Mungkin orang lain juga memandangku adalah lelaki beruntung dengan karir yang terus menanjak, masa depan cerah dan istri secantik Arimbi. Namun tak pernah ada yang tahu jika aku bukanlah lelaki seberuntung itu.
Aku hanyalah seorang suami yang berstatus anak pungut yang sekarang sangat menyesal dengan keputusan yang telah aku ambil. Aku sangat menyesal karena telah menikah dengan Arimbi. Wanita yang dulunya seorang yang sangat lembut dengan segala macam kelebihannya, kini tak ubahnya seperti wanita yang ambisius dan melupakan tugasnya sebagai seorang istri.
Aku mencintai Jelita. Itu adalah fakta. Dan aku terlambat menyadarinya. Entah kapan rasa cinta ini tumbuh. Namun yang pasti, saat aku memperhatikannya dari jauh, hatiku terus berucap namanya. Aku juga enggan melihat ataupun berdekatan dengan Arimbi. Sebisa mungkin aku menghindarinya meski ia masih terus mendekatiku.
Rumah tangga kami sudah tidak sehat. Pertengkaran terus terjadi. Aku sudah berusaha untuk menjadi suami yang baik, namun Arimbi seolah terbuai dengan kesuksesan semunya. Aku sendiri sudah tidak punya muka di hadapan Papa dan Mama. Arimbi menari di atas kemewahan yang seharusnya milik Jelita dan Arjuna.
Aku ingin memiliki Jelita, suatu hal yang wajar ketika kita mencintai seseorang,bukan?. Ketika Papa memintaku untuk menjemput paksa Jelita dan juga Damar, tanpa jeda aku langsung mengiyakannya. Aku hanya merasa ini adalah satu satunya kesempatan untuk memiliki Jelita. Aku tidak rela jika wanita yang aku cintai hanya menjadi objek siksaan oleh orang sakit jiwa seperti Damar. Dan aku masih sangat yakin, bahwa Jelita masih mencintaiku. Jika semuanya sesuai dengan rencana Papa, dengan senang hati aku akan menceraikan Arimbi dan meraih kembali Jelita dalam hidupku.
Amarahku tak bisa lagi terbendung ketika melihat Damar di hadapanku. Kami saling pukul, tentu saja dengan aku yang menyulut emosinya terlebih dahulu. Awalnya kukira dia bukanlah lawan yang tangguh, namun itu semua di luar perkiraan. Damar terus melawan meski begitu aku melarang para pengawal Papa untuk membantu. Yang ada dalam pikiranku hanyalah segera melumpuhkan Damar sehingga aku bisa membawa Jelita.
Namun segala angan indahku langsung terpatahkan. Jelita datang tiba tiba dan dengan berani, wanita yang kucintai itu, membela suaminya. Yang membuatku terkejut adalah ketika ia berani menamparku dan juga kami berdua terlibat baku hantam. Seingatku, Jelita tak pernah belajar ilmu bela diri. Meski begitu, dia begitu menawan ketika marah dan membuatku tetap ingin memilikinya.
Jelita menyerah ketika melihat Damar sudah tidak berdaya karena melawan banyak anak buahku dan pengawal Papa. Awalnya dia menolak ketika akan masuk ke dalam mobil yang berbeda dengan Damar, tetapi akhirnya Jelita menyerah karena aku sama sekali tidak mendengar kemarahannya.
Ketika mobil kami telah melaju, aku tak bisa lagi menahan keinginanku untuk mencumbunya. Dengan sedikit memaksa, akhirnya aku bisa merasakan kembali manisnya birai merah Jelita. Kembali aku menyesal telah mendepaknya dalam hidupku. Saat Jelita meludahiku dan berkata bahwa hanya Damar yang ia cintai, aku semakin menggilainya.
Jelita akhirnya terdiam setelah banyak melakukan perlawanan. Jemari tangannya masih tetap dalam genggamanku. Beberapa rencana licik sudah berbaris rapi di dalam otakku. Kali ini, Jelita harus bisa kumiliki dan dengan bantuan Papa Mama, impianku itu pasti terwujud.
Jelita harus jadi punyaku
Jadi istriku
Harus
######################################
Rombongan mobil yang mereka tumpangi akhirnya tiba di sebuah pelataran rumah mewah yang terletak di kawasan perumahan elite Sukajadi. Damar telah dibawa masuk terlebih dahulu ke dalam rumah mewah itu. Beberapa menit kemudian, barulah Mahardika dan Jelita memasuki rumah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JANJI SETIA UNTUK ARINI
RomanceBagi Arini, Mahardika adalah dunianya. Mahardika adalah nama yang selalu dia sebut dalam tiap doanya. Mahardika adalah nama yang akan selalu ada dalam hatinya hingga nanti nyawanya terpisah dari raganya. Ketika Mahardika bertunangan dengan Arini, ga...