Wejangan

17.7K 2.4K 339
                                    

Maaf jika lama baru update. Anak baru saja sembuh dari sakit ditambah dengan revisi proposal beserta tugas tugas yang lain. Intinya kalau anak sudah sakit, kacau dunia persilatan

Semoga banyak yang suka. Dan doakan besok bisa up lagi ya

Happy Reading

Semesta masih menghembuskan udara dinginnya, dan binatang malam masih belum sepenuhnya keluar dari peraduannya, ketika deru suara mesin mobil milik Damar mulai menggema memecah keheningan pagi. Tampak beberapa asisten rumah tangga membantu mempersiapkan keberangkatan kedua majikannya itu.

"Semua sudah siap, Tuan"

"Kami pergi selama seminggu. Jaga rumah baik-baik"

Setelah melihat para asisten rumah tangganya mengangguk patuh, Damar segera masuk ke dalam mobil dan duduk di depan setir kemudi. Jemari tangannya bergelatuk di atas setir, menunggu seseorang yang seharusnya sudah ada di sampingnya. Untuk membunuh kebosanannya, Damar mulai mengaktifkan ponselnya dan beberapa saat kemudian, sang ibunda menghubunginya

"Hallo, Ma..."

"Kamu jadi ke acara kantor, Mas?"

"Jadi, Ma. Ini mau berangkat"

"Dengan Arini?"

"Iyalah , Ma. "

"Kenapa sih Mas kalian ga cerai aja?"

"Ma, sudah berapa kali Damar bilang, kami tidak akan pernah bercerai. Kalau Mama masih bahas soal itu, mending Mama ga usah telpon Damar lagi"

"Oke..terserah kamu. Tapi yang jelas, Mama ga sudi lihat mukanya. Jangan pernah bawa dia kemari ya , Mas. Mama ga mau sampai Cindy minggat. Oh ya, balik dari sana, ajak Erina bareng kamu ya"

"Ok"

Setelah mengakhiri panggilannya, Damar kembali mendengus kesal ketika sosok Arini yang ia tunggu, sama sekali belum nampak dari pintu rumah. Dengan menggeram kesal, ia kembali masuk ke dalam rumah untuk mencari keberadaan Arini. Hingga beberapa langkah ia memasuki rumah, sosok Arini tengah berjalan ke arah pintu dengan langkah tertatih.

"Kemana aja kamu? Jam berapa ini?"

"Maaf.."

Damar segera meraih lengan dan menyeretnya untuk segera masuk ke dalam mobil. Beberapa asisten rumah tangga yang melihat  kejadian tadi, hanya bisa mengelus dada karena perubahan sikap kasar sang majikan. Sedangkan Arini sendiri seolah kehilangan keberaniannya dan hanya bisa menuruti kemauan suaminya.

"Pasang sabuk pengamanmu. Ga usah jadi wanita manja. Wanita seperti kamu ga pantas untuk dimanjakan seperti ini"

Arini berusaha menghalau air mata dan rasa sedihnya ketika mendengar ucapan sinis yang menyayat hati dari Damar. Jika dulu sebelum semuanya belum terungkap, Damar akan setia menggenggam jemari tangannya selama Damar memegang setir kemudi. Namun sekarang, hanya ada situasi tegang antara keduanya,dengan Damar yang akan selalu berucap kata sadis jika Arini melakukan sedikit saja kesalahan.

Entah kemana keberaniannya dulu. Arini seolah kehilangan jiwanya. Terkadang untuk membunuh waktu, ia akan kembali melakukan hobinya, namun tidak seproduktif seperti dulu.

"Selama seminggu di sana, kita harus berperan menjadi pasangan yang bahagia. Kamu juga harus kelihatan ceria. Ngerti?"

Arini masih setia melemparkan pandangannya ke arah jendela mobil yang ada di sampingnya. Tak ada yang dia kagumi, hanya pikiran yang melalang buana tak tentu arah sehingga ia sama sekali tidak mendengar perkataan Damar. Damar yang telah beberapa kali memanggil namanya dan tidak ada sahutan, seketika menginjak rem secara mendadak dan mengakibatkan tubuhnya harus terbentuk dashboard.

JANJI SETIA UNTUK ARINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang