Mohon maaf jika lama baru update. Banyak kegiatan dan tugas. Juga jadwal submit abstrak untuk seminar internasional yang sudah di depan mata
Semoga masih banyak yang suka
Happy Reading
Langkah kaki Erina terasa begitu ringan. Ia tak tahu dimana dirinya kini. Perempuan itu terus melangkah ke sebuah lorong panjang yang diselimuti.kabut tebal. Kedua matanya nampak kesulitan untuk menangkap.bayangan lain. Telapak tangannya sibuk meraba benda di sekitar. Beberapa saat kemudian ia menemukan ujung lorong yang terhubung dengan sebuah padang rumput yang sangat luas.
Saat kakinya tengah sibuk mencari pijakan yang nyaman untuk berpijak, sebuah sentuhan lembut menghentikan langkahnya. Tubuhnya yang terbalut terusan putih itu akhirnya berbalik. Erina sempat berkali kali mengerjapkan kedua matanya saat dua sosok tubuh berada di hadapannya.
"Pa...Ma..."
Setelah kedua sosok itu mengangguk perlahan, Erina segera menghambur ke dalam pelukan mereka. Erina menangis dan meraung, menumpahkan segala isi di dalam hatinya. Sang mama hanya bisa tersenyum dan membelai lembut surai hitam milik putrinya itu.
"Menangislah putriku. Kami berdua ada untukmu, Sayang"
Setelah puas menumpahkan segala sakit hatinya lewat deraian air mata, Erina merebahkan kepalanya di atas pangkuan Yola. Sedangkan Egy sendiri berada di samping istrinya dan sesekali mengusap lembut pucuk kepala putri kandungnya.
"Maafkan Ina, Ma Pa. Ina salah. Ina sudah mengecewakan Papa Mama. Ina ga bisa jaga diri"
"Ina ga salah, kok"
"Tapi Ma.."
"Ssttt....Ina dengerin Mama ya sayang. Apapun yang terjadi di dunia ini itu sudah merupakan takdir Tuhan. Tumbuhan yang mekar, hewan yang berlari atau manusia yang bernafas, semua itu adalah ketentuan Tuhan, sayang"
Erina masih saja menangis meski perkataan ibu kandungnya itu terdengar menyejukkan hatinya.
"Benar apa yang dikatakan Mamamu, Nak. Suratan Tuhan itu adalah hal yang pasti dan tak bisa ditentang oleh makhluknya. Tugas manusia adalah menjalaninya dengan ikhlas dan penuh keyakinan jika takdir Tuhan adalah yang terbaik"
Erina berdiri dan menghapus jejak bulir air mata dengan salah satu telapak tangannya. Perempuan itu memandangi wajah kedua orangtuanya dengan tatapan tidak percaya.
"Papa kenapa ga sakit hati sih? Mas Damar menodai aku, Pa. Harusnya Papa dan Mama marah"
Erina menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia menangis semakin keras meski kini, Egy memeluknya erat kedalam pelukannya
"Putri papa, apapun yang terjadi dalam.hidupmu, itu adalah yang terbaik yang Tuhan gariskan untukmu. Meski menyedihkan, percayalah ada ketetapan Tuhan yang luar biasa baik dibalik semua peristiwa"
"Tapi Tuhan ga adil, Pa. Tuhan ambil Papa Mama. Tuhan kirimkan Mas Damar untuk menghancurkan hidup aku"
"Sstt....hey...Yang tidak pernah disadari setiap manusia bahwa kadar "adil" kita dengan Tuhan itu berbeda, putriku.
Egy membimbing putri kandungnya itu untuk duduk di sebuah tempat duduk berbahas ranting kayu.
"Putri Mama dan Papa sudah dewasa. Sudah bisa menyakapi masalah dengan dewasa juga. Pesan Papa dan Mama, hadapi semua dengan hati yang bersih dan kepala yang dingin. Apa yang terjadi nanti, semua sudah jadi takdirmu. Ingat, Tuhan tidak pernah memberikan cobaan melebihi kemampuan umatnya. Manusia boleh menulis semua mimpinya, tetapi Tuhan lah yang berhak menjadi editor dan memberikan apa yang terbaik bagi umatnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
JANJI SETIA UNTUK ARINI
RomanceBagi Arini, Mahardika adalah dunianya. Mahardika adalah nama yang selalu dia sebut dalam tiap doanya. Mahardika adalah nama yang akan selalu ada dalam hatinya hingga nanti nyawanya terpisah dari raganya. Ketika Mahardika bertunangan dengan Arini, ga...