Semua mulai terungkap

28.5K 3K 562
                                    

Hallo....maaf molor hingga berbulan bulan. Alhamdulillah putra saya telah lahir dengan selamat. Namanya Muhammad Kariim Aksioma. Lahirnya 19 mei 2020. Maaf sekali lagi jika jarang update karena selama kehamilan trimester akhir kemarin, banyak sekali keluhan yang saya alami. Dan baby K juga lahir di usia 37 minggu karena air ketuban habis tak bersisa. Indikasi awal karena terlampau stress dan kelelahan di awal kehamilan. Doakan saya bisa segera menamatkan cerita ini ya.

Tagihan untuk buat ebook juga masih belum terpenuhi. Intinya, doakan saya agat cerita ini dan beberapa cerita lain, bisa dinikmati lewat ebook

Minal Aidzin Wal Faidzin

Damar masih berkutat dengan beberapa tumpukan file yang ada di depannya. Jemari tangannya memegang pena meski sesekali berpindah dengan cepat ke atas keyboard laptop yang ada di depannya. Di sebrangnya, hanya jarak tiga langkah saja, sudah tersedia beberapa menu makan siang yang sengaja di masak di dapur rumahnya. Sudah menjadi kebiasaannya selama lebih dari enam tahun ini, ia jarang sekali menikmati masakan dari restoran atau warung pinggir jalan kegemarannya. Bukan ingin menjaga kesehatannya. Lelaki itu berusaha menjaga agar kenangan tentang istrinya tetap ada.

Enam tahun berlalu. Semuanya telah berubah. Tetapi tidak dengan Damar. Keberadaan Arini yang sama sekali tak bisa ia ketahui, membuatnya berkubang lara. Hampir setiap hari, ketika waktu senggang, ia menggunakan pikiran dan kekuasaannya untuk menemukan Arini. Tak terhitung usahanya, mulai menyewa detektif, menghubungi peretas kenamaan yang tak diragukan kemampuannya bahkan menembus aturan birokrasi, semua itu hanya menghasilkan sebuah kekecewaan. Keyakinan Damar bahwa semua ini adalah campur tangan Rakai semakin menguat ketika satu persatu keluarga besar istrinya itu mulai menarik diri dari dunia luar.

" Bapak Angkasa sudah datang, Pak"

"Antar masuk ya Wid"

Tak berapa lama sosok Angkasa yang selama ini menggantikan ayah kandungnya, nampak memasuki ruangan kerjanya. Pelukan hangat yang tulus dari lelaki yang berusia lanjut mampu menghangatkan hatinya.

"Kenapa Damar? Merindukan ayahmu?"

"Tidak, Om"

Angkasa yang selalu menjadi penengah hubungan dingin antara Damar dan orangtuanya, hanya bisa menepuk pundak lelaki muda yang ada di depannya itu.

"Mereka orangtua kandungmu. Meski turut andil dalam penderitaanmu, tetap saja, ada darah mereka dalam nadimu. Tuhan pun tidak bisa mengubahnya"

"Belum sekarang, Om. Damar juga tidak tahu kapan"

Angkasa akhirnya memilih duduk di hadapan Damar. Mereka berdua memutuskan untuk mencari bahan pembicaraan lain yang tentu saja bisa membuat hati Damar agak sedikit terhibur. Satu jam kemudian, tawa mereka terhenti saat seorang office boy masuk ke dalam ruangannya dengan membawa sebuah kotak yang terbungkus rapi dengan kertas pembungkus warna hitam legam.

Kedua lelaki beda usia itu saling berpandangan, namun Angkasa terlebih dahulu membuka bungkusan misterius itu. Butuh beberapa menit untuk mengetahui isi di dalamnya. Damar yang semula tak begitu tertarik, akhirnya mulai mengerutkan keningnya saat Angkasa mulai mengeluarkan satu persatu isi di dalam kotak itu.

Dalam beberapa detik, Damar segera meraih ponsel yang ada di meja kerjanya. Lelaki itu kini mengetahui siapa pengirim kotak misterius itu. Hati dan pikirannya begitu cemas dengan jemari tangannya yang terus mengetuk meja kerjanya. Hingga satu menit kemudian, terdengar suara lelaki yang begitu berat

"Hallo, Tuan Damar..."

"Man...Herman...katakan kalau semua ini..."

Ada jeda yang terdengar seperti helaan nafas di sebrang sana. Damar segera menekan bulatan loud speaker agar suara dari orang suruhannya itu terdengar jelas oleh Angkasa

JANJI SETIA UNTUK ARINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang