Arjuna Sabria Wedding

20.9K 2.7K 999
                                    

Mungkin kemarin saya dalam masa labil. Anak sakit, saya juga sedang sakit, deadline proposal dan lain sebagainya kemudian baca komen komen yang tidak menunjukkan rasa empathy, can you imagine If you were me?

Satu persatu mulai terbongkar kok jadi harap sabar

Happy Reading

Pernikahan diam diam yang dilakukan Erina dan juga Damar tak terasa kini berusia satu bulan. Erina sudah mulai terbiasa dengan statusnya sebagai istri sirri Damar Respati. Satu minggu yang lalu mereka resmi pindah ke salah satu apartemen milik Damar. Hubungan mereka berjalan seperti biasa namun sejak beberapa minggu yang , Damar sudah tidak lagi menyentuh Erina. Mereka memang tidur satu kamar, tetapi tak ada yang terjadi di antara mereka. Mereka menjaga hubungannya serapi mungkin bahkan ketika di kantor, mereka berdua selayaknya sepasang adik kakak.

"Sarapan dulu, Mas"

"Makasih ya.."

Damar menatap meja makan dengan malas. Hanya ada nasi goreng, telur mata sapi dan juga segelas teh untuk sarapannya kali ini. Erina tidak seperti Arini. Erina boleh dibilang tidak pandai memasak. Selama ini, mereka lebih sering makan di restoran dengan alasan kesibukan Erina.

Saat sedang menyantap sarapan, suara ponsel menginterupsi mereka. Ada nama Arini muncul di layar ponsel Damar. Tanpa mengulur waktu lebih banyak lagi, Damar segera mengusap bulatah hijau dan suara yang sangat ia rindukan terdengar dengan merdu

"Hallo..Mas"

"Iya..."

"Mas ada rencana keluar kota dalam minggu ini?"

"Ga ada. Kenapa?"

"Besok bisa mulai menginap di villanya titi ga?"

"Kenapa mendadak sekali?"

"Aku sudah kirim pesan ke Mas tapi ga dibalas. Aku juga titip pesan ke staf kamu, mungkin mereka lupa menyampaikan"

"Ada acara apa?"

"Dua hari lagi, Arjuna dan Sabria menikah mas. Rangkaian acaranya dimulai besok dan mereka pilih villanya titi untuk dijadikan tempat acara"

"Oke. Nanti sore kita berangkat. Aku ga mau jadi bahan pembicaraan di keluargamu. Nanti kita berangkat dari kantormu. Siapkan bajuku juga"

"Makasih Mas"

Setelah menyelesaikan pembicaraannya dengan Arini, Damar terusik dengan suara yang berasal dari kamar mandi dimana Erina terdengar seperti sedang muntah muntah. Ia segera bergegas masuk ke dalam kamar mandi dan disana Erina tengah menduduk di depan kloset. Damar segera memijat tengkuk leher istri keduanya itu dan membalurkan minyak kayu putih yang sebelumnya ia bawa.

"Are you okay?"

"Ga tau. Beberapa hari ini mual gitu"

"Mungkin maag kamu. Atau aku antar sekarang ke dokter?"

"Biar aku sendiri, Mas."

"Kamu dengar sendiri kan tadi? Aku ga perlu menjelaskan apa apa kan?"

"Iya"

"Kamu menginap di rumah Mama aja. Dua hari lagi, kita bertemu di tempat pesta ya"

Setelah memastikan Erina tidak lagi mengeluarkan isi perutnya, mereka segera bergegas menghabiskan sarapannya dan pergi ke kantor bersama sama. Selama dalam perjalanan, Damar merasakan perubahan sikap Erina. Lelaki itu mulai merasakan bahwa Erina meminta sesuatu yang lebih dari yang seharusnya ia dapatkan.

"Tolong kamu pahami, walau apapun yang terjadi, Arini adalah yang pertama. Semuanya masih dia yang utama. Jangan meminta lebih lagi, Ina. Toh hampir semua waktuku, aku berikan untukmu kan?"

JANJI SETIA UNTUK ARINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang