Happy Day

20K 2.3K 161
                                    

Double Update dari saya

Happy reading

Aku terbangun ketika sinar matahari pagi mulai menerpa kelopak mataku. Cahaya yang menyilaukan, membuat mataku terasa berat untuk terbuka. Bukan hanya karena cahaya, tetapi lebih karena rasa letih dan juga rasa linu hampir disekujur tubuhku, yang membuatku enggan untuk bangun.

Kedua mataku mengerjap dan mendapati diriku tengah berada di suatu tempat yang terasa asing. Butuh waktu beberapa detik untuk mengembalikan segenap ingatanku dan mengapa aku berada di ruangan ini. Seketika wajahku merona malu kala mengingat kejadian panas tadi pagi, apalagi saat terbangun, aku berada dalam pelukan yang begitu hangat dengan tubuh yang hanya terbalut selimut tebal

Ada Mas Damar disisiku dan dia begitu erat memelukku saat tidur. Sesuatu yang sangat aku rindukan selama beberapa bulan ini. Awalnya, aku mengira dia akan marah besar, memperlakukanku seperti binatang, namun semua prasangkaku tak terjadi.

Waktu menujukkan jam 9 pagi dan aku mulai merasakan jika perutku telah berbunyi. Dengan hati hati, aku memindahkan lengan besarnya dan berusaha untuk bangun. Kakiku memang telah bisa digunakan tetapi memang belum bisa untuk melangkah terlampau jauh. Akhirnya aku berusaha menggerakkan kaki ke samping tempat tidur untuk mengambil bajuku yang tergeletak di sana.

Setelah berhasil memakai pakaian, aku berusaha menuju kamar mandi karena tubuhku terasa sangat lengket. Bisa saja aku membangunkan Mas Damar namun aku tidak tega untuk melakukannya. Tidurnya begitu pulas dan aku yakin dia juga terlampau lelah.

Perjalanan menuju kamar mandi terasa begitu menyakitkan karena meski hanya berjarak beberapa langkah dari tempat tidur, namun entah mengapa kedua kakiku masih saja kaku untuk berjalan. Aku terus berjalan tertatih hingga telapak kakiku merasakan sesuatu yang basah dan tubuhku tiba-tiba terpelanting ke belakang. Hingga beberapa detik kemudian, Mas Damar sudah meraih tubuhku dalam pelukannya

"Sayang....what have you done?"

"Aku pengen mandi, Mas. Tapi kakiku belum begitu kuat"

"Kenapa ga bangunin aku sih?"

"Kamu keliatan capek Mas. Aku ga enak bangunin kamu"

Tanpa berdebat lebih lama lagi, Mas Damar segera menggendongku ke dalam kamar mandi. Kamar mandi di kamar kami hanya ada shower tanpa ada bathub. Mas Damar mendudukanku di atas penutup kloset. Dengan telaten dia mulai melepas pakaianku dan meraih shower yang sudah diatur untuk mengeluarkan air hangat.

"Ada yang sakit?"

"Punggung, Mas"

"Aku minta maaf. Kursi rodamu masih belum diturunkan. Mulai nanti, kalau mau kemana mana, bilang ya!!"

"Aku juga ingin jalan-jalan , Mas"

"Iya tapi harus sama aku. Ga boleh sendiri"

Mas Damar kembali menggendongku ke tempat tidur setelah memastikan tubuhku kering dan memakaikan kimono handuk yang memang sudah ia persiapkan. Mas Damar juga membantuku untuk mengenakan dress yang ia ambil dari koper yang sudah ada di kamar kami. Tak lupa ia juga membantuku untuk menyisir rambutku

"Mas.."

"Ya.."

"Aku laper.."

"Tunggu sebentar. Jangan kemana mana ya. Tetap disini"

Mas Damar segera keluar entah kemana namun beberapa menit kemudian dia datang dengan beberapa orang yang mengikutinya di belakang. Mereka akhirnya memperkenalkan diri sebagai suami istri penjaga villa. Mang Darman segera merapikan kursi rodaku.Mas Damar menggendongku dan mendudukanku di atas kursi roda.

JANJI SETIA UNTUK ARINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang