Telat lagi kan apdetnya. Maaf banget ya. Yang jadi emak emak dengan bayi dan juga si kakak yang belajar dari rumah, pasti paham ribetnya. Semoga corona segera berakhir.
Oh ya mau ngetes aja sih...kalau vote nya sudah sampai 2k, aku akan update part berikutnya. Kira kira temen temen sanggup?
Happy Reading
Rakai tak henti hentinya mengumpat dengan sebuah benda pipih yang entah sudah berapa lama masih melekat di daun telinganya. Suara isak tangis Savitri, semakin membuat amarahnya memuncak.
"Apa yang sudah kau lakukan, Ramona. Dimana Thomas dan yang lainnya"
.
.
.Di sebrang sana, tak ada jawaban yang Rakai inginkan. Kembali dia mengumpat dan menendang semua benda yang ada di hadapannya.
"Kita video conference, sekarang. Saya kasih waktu kamu lima menit"
Beberapa ajudan Rakai mempersiapkan piranti yang digunakan untuk melakukan video conference dengan mereka yang ada di Kalabahi. Ekor matanya hanya bisa menatap sedih sang istri yang kini menangis di pelukan Ratih.
Sebuah tepukan di bahunya, membawa Rakai kembali ke alam nyata
"Sabar, kontrol emosi kamu"
"Lelaki itu sudah berani ganggu putriku, Mas"
"Kita dengarkan dulu penjelasan anak buahmu. Sinta, Rama, Yudhis, Galih, Ratna akan segera datang kemari"
Rakai hanya mengangguk lemah. Dia tak lagi punya kekuatan berpijak manakala sehari yang lalu, saat dirinya terlibat dalam rapat kenegaraan, sebuah pesan masuk ke dalam gawainya. Awalnya, Rakai tak begitu memperdulikan karena hanya beberapa orang terdekat saja yang mengetahui nomor pribadinya. Hingga satu jam kemudian, gawai miliknya tiada henti mengirimkan notifikasi.
Rakai segera memohon diri dan sudut Istana Negara menjadi pilihannya. Awalnya Rakai mengira, pesan itu datang dari Ramona. Pesan yang berisi beberapa foto putrinya yang nampak cantik dengan busana khas Alor. Hingga di akhir pesan, terdapat sebuah kalimat yang membuat detak jantungnya tiada henti berdegup kencang
"After a long 10 years, finally I found the one I love the most. Your game is totally over, my father in law"
Damar Respati
Hanya satu nama yang terlintas dalam benaknya. Tak ada yang mampu ia lakukan saat itu. Hingga tengah malam, ia masih terbelenggu di Istana Negara. Dan ketakutannya pun terjadi. Mantan menantunya itu juga mengirim pesan yang sama kepada istri dan kedua kakaknya. Dan disinilah Rakai beserta keluarga besarnya berada.
"Tuan Rakai"
Di TV LED yang ada di ruang tengah kediaman Ratih, nampak wajah Ramona yang menunduk penuh penyesalan. Ramona tak kuasa menatap dua manik hitam milik majikannya itu.
"Katakan Ramona!!! Apa yang sebenarnya terjadi?"
Rakai dan Raka duduk bersisihan tepat di depan layar dengan para istri mereka yang juga duduk di sisi sebelah kiri. Tak lama kemudian, putra putri Raka dan juga Ratih ikut duduk mendengarkan Rakai yang kini sedang berusaha mati matian mengendalikan amarahnya. Wajah Arjuna dan juga Andanu nampak di layar karena mereka berdua masih berada di luar negeri.
"Sungguh ini di luar dugaan kami, Tuan. Nona Arini hanya berkata ingin jalan jalan di sekitar rumah. Ada Ela bersama Nona Arini. Kami mulai curiga karena sudah dua jam Nona Arini tidak kembali"
"Kapan putri saya kembali ke rumah? Dan siapa yang mengantar?"
"Hampir tengah hari dan yang mengantar....
KAMU SEDANG MEMBACA
JANJI SETIA UNTUK ARINI
RomanceBagi Arini, Mahardika adalah dunianya. Mahardika adalah nama yang selalu dia sebut dalam tiap doanya. Mahardika adalah nama yang akan selalu ada dalam hatinya hingga nanti nyawanya terpisah dari raganya. Ketika Mahardika bertunangan dengan Arini, ga...